Download App
14.11% Royale Kingdom :Jalan Menuju Penguasa Dunia Lain / Chapter 12: Chapter 3: Tujuan baru, Desa Velicia Part 1

Chapter 12: Chapter 3: Tujuan baru, Desa Velicia Part 1

"Pertarungan dimulai!!"

Setelah Roseline mengatakan itu, Noir segera m pesat bersamanya ke arah Andrius di depan sana, meski terkesan bahaya. Ini penting bagi Noir sebagai pengalamannya dalam bertarung dengan Monster yang berbeda jenis selain Goblin. Noir saat ini tengah berlari dengan kencang, diiringi dengan Roseline yang juga ikut berlari di sampingnya.

"Noir, kita akan menyerang secara bersamaan!"

"... Dimengerti!"

Meski agak telat merespon, Noir sepenuhnya setuju dengan apa yang diperintahkan oleh kaptennya tersebut. Setelah itu mereka mulai mengarahkan ujung pedangnya ke depan, dan saat jarak mereka semakin mendekat dengan Andrius. Mereka berdua mulai melakukan sayatan dengan seksama.

"Blazing Swing!!"

"Slashing!!"

Pedang yang digunakan oleh Roseline memancarkan aura kekuningan yang bersinar dengan terangnya. Sedangkan untuk Noir, pedangnya nampak tidak ada perubahan yang signifikan. Namun itu tidak sepenuhnya benar, dengan skill [Slashing] miliknya itu, akan memberikan efek Buff pertahanan pada pedangnya dan memperkuat daya serangnya hingga batas tertentu.

Slash!!

Keduanya menebas dengan bersamaan pada kaki Andrius, namun itu sama sekali tidak menimbulkan kerusakan sama sekali karena sebelum terkena tebasan pedang, Andrius sudah menyelimuti kulitnya menjadi es yang keras. Dan itu membuat pedang milik Noir patah menjadi dua bagian, dan celahnya pun terbuka sangat lebar.

GRAAA!! BAGH!!

"Ugh!!"

"Noir!!"

Andrius berbalik dan mengayunkan kakinya hingga membuat Noir terpental ke belakang dan membentur pohon dengan keras. Selain itu sebuah jendela panel juga muncul di depannya yang menunjukkan Hp miliknya berkurang hampir 15% hanya dengan tendangan ringan Andrius. Itulah yang terjadi jika melawan musuh yang levelnya berkali-kali lipat dibandingkan denganmu.

Kini hanya Roseline yang ada di barisan depan melawan Andrius dengan sendirian sementara Marvis masih belum menyelesaikan mantranya yang berbelit-belit. Noir sempat berpikir, bagaimana caranya dapat menghafal mantra sepanjang itu? Nah, daripada memikirkan tentang itu, alangkah baiknya sekarang berfokus pada Roseline.

Roseline mengeratkan genggamannya pada pedangnya dan mulai memejamkan kedua matanya. Setelah itu, pedangnya semakin bersinar terang, entah apa yang dia lakukan tetapi itu cukup hebat Dimata Noir. Merasa bahwa persiapan sudah siap, Roseline membuka matanya dan melompat sambil berteriak dengan keras.

"Shiny Sword!!"

Melompat tinggi, membuat rambut pirangnya terurai dan nampak indah bagi siapapun yang memandang. Pedangnya yang bersinar, mulai ia ayunkan dan di arahkan ke arah kepala Andrius. Namun-

GRAA!!

Raungan keras dari Andrius mendorong Roseline hingga dia terpental dan terjatuh, selain itu pedang yang ia pegang terlempar jauh dari posisinya sekarang dan mulai redup. Mencoba meraih, pedangnya namun sebuah kaki besar dan nampak berbulu masuk ke dalam penglihatannya. Roseline memandang ke atas, dan menemukan Andrius yang sudah siap mengayunkan cakarnya.

Tidak ada jalan keluar bagi Roseline, seluruh tubuhnya berkeringat dingin dan tidak tahu harus berbuat apa lagi setelah ini, menghindar akan percuma karena tidak akan sempat. Disaat Andrius mencoba mengayunkan cakarnya, waktu terasa begitu lambat.

"Kapten!!"

Roseline dapat mendengar teriakan Novi yang berada tidak jauh darinya, Novi seksrang sedang berlari ke arahnya. Mungkin mencoba untuk menolongnya, akan tetapi dengan jarak yang cukup jauh seperti itu tidak akan sempat untuk menggapainya.

Sementara untuk Edward, dia beberapa kali melesatkan panah ke arah Andrius. Namun semua dipentalkan karena kulitnya yang keras. Semua berakhir dengan sia sia saja, dan Marvis masih belum selesai merapalkan mantranya. Mungkin inilah akhirnya, ia akan mati ditempat ini.

Akan tetapi...

ZRAT!!

"Eh!?"

Seorang pria berambut merah, menyerang leher Andrius dari samping menggunakan pedang yang sudah patah setengahnya. Dia menikam cukup kuat dan mungkin membuat Andrius mengalami luka yang cukup serius, pria itu terus menusuknya, hingga Andrius terjatuh di tanah dengan pedang yang masih menancap di lehernya. Pria tersebut masih terus berusaha untuk menekan pedangnya lebih dalam lagi menembus leher Andrius.

"Aku sudah siap... Fireball!"

Dilain sisi, Marvis sudah selesai melanjutnoan mantra super panjangnya dan menembakkan bola api yang cukup besar ke arah Andrius yang sedang terkapar di tanah dengan bersimbah darah.

"Noir, menyingkirkan!!"

Roseline berteriak dengan keras kepada Noir yang masih dalam keadaan menusuk leher Andrius. Menyadari bahwa ada bola api yang datang ke arahnya, barulah Noir menjauh dari sana dan membiarkan Andrius terbakar hingga hangus.

GROAAA!!!

Andrius meronta dengan keras sambil berguling ke kanan dan ke kiri, melihatnya saja Noir tahu bahwa itu sangatlah menyakitkan. Tapi, serigala itu juga sangat merepotkan jadi itu tidak masalah.

Daripada itu, ia penasaran dengan keadaan Roseline sekarang. Noir menoleh ke arah Roseline, sepertinya dia jauh lebih tenang sekarang ini. Noir sebelumnya, menggunakan segenap kekuatannya yang tersisa dan mengincar titik vital dari Andrius untuk memberinya luka yang serius.

Pedang yang patah bukan masalah baginya asalkan masih digunakan, dan setelah mengalahkan Oceanoid. Beberapa jendela panel muncul di hadapan Noir.

[Mengalahkan Oceanoid, Level naik hingga 4 kali]

[Mengalahkan monster dengan Level yang jauh lebih besar dari pemain, pemain mendapatkan Title. Amazing Player]

[Penggunaan Sihir dan pedang dengan sangat Elegan dan Terampil. Pemberian sebuah Class kepada pemain, pemain mendapatkan Sword-Mage Class]

[Mendapatkan skill Wind Cutter]

[Mendapatkan 90 Point' STATS]

Tentu saja Noir terkejut dengan banyaknya Jendela panel yang ia terima. Namun yang lebih mengejutkan lagi adalah ia mendapatkan sebuah Class, dan itu adalah Sword-Mage. Di Royale Kingdom dulu, Sword-Mage Class merupakan kelas langka yang sangat sulit didapatkan bagi kalangan pemain tertentu. Adapun yang memilikinya cuma satu atau dua orang saja, karena itulah yang membuat Class ini menjadi istimewa.

Sword-Mage, adalah sebuah gelar yang diberikan jika pemain terampil dalam menggunakan pedang dan juga sihir sekaligus. Dan mungkin, karena sebelumnya Noir menggunakan teknik bertarung dengan dua unsur tersebut, itu memicu sebuah Class yang langka ini. Sungguh beruntung.

Selain digunakan sebagai identitas, Class juga merupakan suatu unsur yang dapat digunakan sebagai bonus peningkatan status. Misalkan saja jika kau mendapat Class Mage, maka statistik INT milikmu akan lebih cepat berkembang seiring dengan melakukan sihir. Sedangkan untuk Swordman, statistik STR yang akan berkembang seiring dengan lihainya kemampuan berpedang pemain. Itulah hukumnya.

Dan sekarang Noir mendapatkan sebuah Class yang bernama Sword-Mage, jika disimpulkan. Maka dua kemampuan miliknya, berpedang dan juga sihir akan berkembang lebih pesat daripada sebelumnya.

'Yah, permulaan yang tidak terlalu buruk' Noir menggumamkan ini dalam hatinya. Tentu saja dengan perasaan senang dan bahagia.

 

Bukan Novel Update harian, maaf kau jarang update. Jangan lupa untuk selalu memberi Like dan Komen setelah selesai membaca


Chapter 13: Chapter 3: Tujuan baru, Desa Velicia Part 2

Sekarang Noir bersama Roseline beserta dengan ketiga orang lainnya berkumpul menjadi satu dengan membentuk sebuah lingkaran. Setelah pertarungan sengit dengan Andrius sebelumnya, tentu saja mereka saat ini menjadi penasaran dengan informasi yang diberikan oleh Tim A.

Pada awalnya Tim A berkata jika mereka hanya menemukan sekawanan Orc di dalam hutan. Namun, yang menunggu Tim B adalah sekelompok Goblin beserta Monster tingkat bahaya seperti Oceanoid (Andrius) dapat mengalahkannya saja sudah merupakan keberuntungan besar. Dan Noir, secara tidak sadar telah melakukan perbuatan yang luar biasa saya menusuk leher Andrius.

Sebenarnya, saat leher Andrius tertusuk tidak membutuhkan lama baginya untuk mati karena kehabisan darah, akan tetapi akan lebih cepat dan efisien daripada membuatnya menderita. Jadi, oleh karena itulah Marvis membakarnya segera dengan Fireball.

Dan untuk sekarang ini, Noir tidak memiliki senjata sama sekali karena pedang satu satunya sebelumnya telah patah. Dan mungkin, ia akan menggunakan pedang usang Goblin yang telah ia pungut untuk sementara waktu ini. Terkadang, jarahan sampah seperti itu sungguh berguna di saat yang seperti ini.

"Terimakasih, Noir... Jika saja tidak ada kamu tadi. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya..." Roseline langsung membungkuk di hadapan Noir. Dan membuatnya terkejut.

"Itu masih belum seberapa, dibandingkan dengan Kapten yang mau memungut pengembara tidak jelas waktu itu. Jujur saja, aku tidak tahu harus berbuat apa jika kapten tidak mengajakku masuk ke dalam Divisi ini"

"...Itu... Meskipun kau berkata seperti itu"

Untuk sekarang mari kita rendah hati terlebih dahulu. Noir tidak menganggap tindakannya tadi berlebihan, karena pada dasarnya ia hanya ingin membalas Budi pada wanita yang terlalu Naif tersebut. Dan lagi, jika nyawanya yang terancam. Bisa saja ia memprioritaskan keselamatannya dengan lari meninggalkan kelompoknya sendiri dalam hutan. Noir tidaklah sebodoh itu untuk mati di dunia yang belum jelas seperti ini.

"A-Aku juga minta maaf, aku sudah salah paham sebelumnya... Aku tahu jika ini mungkin sulit untuk dimaafkan. Tapi terimakasih telah menyelamatkan Kapten"

Kali ini yang membungkuk adalah wanita berotot yang bernama Novi. Bukankah itu terlalu berlebihan?

"Sama seperti Novi, aku tidak tahu apakah aku akan dimaafkan atau tidak. Tapi, aku minta maaf untuk sebelumnya..." Sekarang giliran Marvis yang membungkuk.

"Tidak... Meskipun kalian meminta maaf padaku, aku tidak terlalu memikirkan tindakan kalian sebelumnya. Jika aku dalam posisi kalian, akan sangat wajar jika curiga terhadap pendatang baru. Jadi mari kita anggap ini seolah tidak ada" balas Noir.

"Hahaha!! Seperti yang diharapkan dari sahabatku. Bukankah dia sangat keren, ya dia adalah sahabatku yang terbaik" Edward datang dan langsung menepuk-nepuk punggung Noir dengan keras, itu sakit. Namun Noir memutuskan untuk diam.

"Tapi... Kenapa informasi yang diberikan oleh Albert berbeda jauh dengan apa yang kita hadapi? Kita hampir saja mati sebelumnya, akan tetapi sepertinya keberuntungan masih berpihak pada kita..." Novi berkata.

Seketika suasana menjadi hening, itu memang terkesan mencurigakan karena informasi yang diterima oleh Tim B tidak sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Tim A. Faktanya, sama sekali tidak terdapat Orc di dalam hutan ini, malahan mereka mendapatkan Andrius yang merupakan Oceanoid sebagai lawan. Itu sungguh merepotkan.

Sebenarnya Noir sudah mengetahui bahwa Tim A memang telah merencanakan sesuatu tanpa sepengetahuan kapten mereka, Roseline. Tapi, mari kita ikuti arus pembicaraan ini terlebih dahulu, jujur saja Noir penasaran dengan pola pikir anggota kelompok ini.

"Apa mungkin mereka sengaja melakukan itu kepada kita!?" Edward berkata tepat sasaran.

"Tapi... Apa motif mereka melakukan hal seperti itu? Tidak ada keuntungannya sama sekali bukan? Terlebih lagi mereka juga masuk ke dalam Hutan ini beberapa saat yang lalu seharusnya...." Balas Novi, seketika matanya menjadi Melebar, dia terkejut.

Begitupun dengan semua orang, ekspresi mereka menjadi terkejut saat mendengar Novi mengatakan kalimat tersebut.

"Tunggu... B-bukankah jika mereka ada di dalam hutan sebelumnya, m-mereka juga akan bernasib sama seperti kita? Dan jika pun mereka dapat lolos dari Andrius. Itu tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Monster itu untuk menemukannya..."

Sepertinya mereka sudah mendapat kesimpulan apa yang sudah mereka cari sebelumnya. Dan kini mereka sudah tahu siapa sebenarnya Tim A tersebut. Roseline menggertakkan giginya kesal, begitupun dengan yang lainnya. Sementara Noir tidak terlalu emosional karena pada dasarnya mereka masih belum mengenal satu sama lainnya. Artinya, Noir masih belum dekat dengan para Anggota Divisi Pembasmi Monster.

Roseline lalu berkeliling di hutan, mencari sesuatu ditanah dengan melihatnya dengan sangat teliti. Dia mencari dan terus mencari, bahkan menggali jika perlu. Para anggota Divisi lainnya, heran dengan apa yang dilakukan oleh Kapten mereka itu. Tentu saja, Noir adalah salah satunya.

Mata Roseline melebar setelah menemukan sesuatu di tanah yang tidak jauh dari posisinya. Itu adalah sebuah cairan bewarna ungu yang lengket, Noir kagum pada wanita itu yang tidak jijik terhadap benda seperti itu. Terlebih lagi dia memegangnya dengan mudah, namun yang menjadi pertanyaan adalah, apa itu?

"Mereka... Telah menipu kita..." Roseline lalu mengepalkan tangannya dengan erat dan membuat semua orang menelan ludahnya masing-masing. "Ini adalah Potion Monster, mereka telah menggunakannya untuk menarik perhatian Andrius dan para Goblin di hutan ini untuk menjebak kita..."

Mendengar perkataan Roseline, semua mata anggota melebar. Itu adalah fakta yang mengejutkan bagi semua orang, Mereka nampak geram, sekaligus marah dan kesal disaat yang bersamaan. Penghianatan adalah suatu hal yang paling Noir benci di dunia asalnya, jadi ia dapat mengerti sedikit perasaan mereka saat ini. Ada kalanya jika orang akan merugikanmu, dan ingin membuatmu jatuh. Hal seperti itu sudah sangat biasa di dunia bisnis, dan bagi Noir... Orang seperti itu hanyalah sampah yang hanya bisa merasa iri kepada orang lain tanpa mengerti kerja keras mereka.

"Kenapa... M-mereka melakukan hal semacam itu?" Lutut Edward terjatuh. Yah, jika dilihat dari sifatnya mungkin dialah yang paling dekat dengan sesama anggota Divisi. Dia pasti masih sulit menerima bahwa dia telah dihianati oleh rekannya sendiri.

"Untuk sekarang... Mari kita kembali ke Kota dan meminta penjelasan pada mereka..."

"Tunggu..."

Sebelum Rosaline bertindak untuk kembali kembali ke kota. Noir menghentikannya, ini mungkin sedikit salah karena ikut campur dalam urusan persahabatan mereka. Akan tetapi ini adalah saran yang terbaik, jadi Noir harus menyampaikan kepadanya. Terlebih lagi, wanita seperti Roseline akan sangat mudah dimanfaatkan oleh mereka.

"Ada apa Noir?"

"Meski aku merasa bahwa aku tidak berhak untuk ikut campur dalam masalah kalian, sebaiknya kalian semua tidak usah kembali ke Kota..." Jels Noir, membuat semua mata menjadi bingung.

"Apa maksudmu?"

"... Ah, Aku mulai mengerti apa yang ingin disampaikan oleh Noir. Jika kita kembali ke Kota mereka hanya akan terus berusaha untuk memburu kita sepanjang waktu. Meski kita masih belum mengetahui motif mereka yang sebenarnya, akan tetapi..." Marvis menghentikan katanya sejenak. Lalu membuka mulut untuk Kembali melanjutkan. "Jika mereka adalah anggota kerajaan, akan sangat gawat jika kita kembali ke kota."

Seperti yang diharapkan dari orang Tua, mereka memang memiliki banyak pengalaman dalam urusan seperti ini. Dan lagi, pernyataan itu membuat yang lain mennakdi sedikit terkejut. Terutama Roseline yang merupakan kapten Divisi.

"A-Apa maksudmu? Mereka anggota kerajaan? Jangan Konyol. Aku akan kembali untuk berbicara dengan mereka..." Keras kepala. Roseline beranjak pergi dari hutan, namun Edward meraih tangannya dan membuat langkahnya terhenti.

"Kapten tenanglah dulu, kau dulu selalu merekurt orang dengan sembarangan. Jadi kemungkinan yang dikatakan oleh Marvis ada benarnya, terlebih lagi Potion Monster itu adalah benda mahal yang hanya mampu dibeli oleh bangsawan maupun orang orang kaya dari Kerajaan. Itu menambah bukti kuat kalau mereka adalah anggota kerajaan"

Apa yang dikatakan oleh Edward tidak salah, Potion Monster adalah barang yang mahal dan berkelas bagi seorang masyarakat yang dikenal dengan sebutan Non-Bangsawan atau biasanya disebut dengan sebutan rakyat jelata.

Dari informasi yang Noir ketahui dari pedagang saat menjual beberapa jarahannya sebelum berangkat ke hutan untuk melakukan operasi pembasmian. Setiap harga dari satu botol Potion Monster mencapai harga berkisar 130 Moze dan itu snagat mahal hanya untuk botol kecil dengan cairan yang tidak mencapai satu liter.

Mendengar penjelasan dari Edward, Risleine sedikit melemaskan tubuhnya dan menghela nafas. Mungkin dia mencoba untuk berpikir lebih dewasa setelah kejadian ini.

"Jadi... Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Roseline kepada para anggota Divisi yang tersisa.

"Tentu saja... Kita akan pindah ke wilayah lainnya untuk menghancurkan bukti bahwa kita masih hidup. Dengan begitu, pihak kerajaan akan menyatakan kita sudah mati dan tidak akan ikut campur dalam hidup kita lagi.." Jawab Marvis.

"Tapi, kemana!?"

"Desa Velicia, itulah Rute terdekat untuk saat ini. Kita akan bersinggah sementara disana dan mengumpulkan perbekalan untuk menuju ke kota selanjutnya" Jawab Marvis sekali lagi.

--

Catatan Author : Mungkin ini sedikit terlambat, Noir disini pada awalnya akan terlihat tidak mencolok. aku harap kalian dapat menerimanya karena minimnya informasi yang dia miliki di dunia Artemia


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C12
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank 200+ Power Ranking
    Stone 0 Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login

    tip Paragraph comment

    Paragraph comment feature is now on the Web! Move mouse over any paragraph and click the icon to add your comment.

    Also, you can always turn it off/on in Settings.

    GOT IT