"Dia... Oceanoid, Andrius!!"
Itulah yang Roseline katakan. Noir memang tidak terlalu paham karena dirinya yang baru saja datang di dunia ini, namun jika dilihat dari reaksi mereka, seharusnya serigala itu adalah makhluk yang cukup berbahaya. Noir mengeratkan genggaman pedangnya, meski ia tahu bahwa pedang ini tidak dapat bertahan lama. Akan tetapi, hanya inilah senjata yang ia miliki.
Sementara itu, Roseline juga melakukan hal yang sama. Begitupun dengan Marvis yang memegang dua pedang di tangannya, Novi yang memegang Tombak, serta Edward yang memegang sebuah busur yang sudah dilengkapi dengan anak panah. Mereka nampak cemas, dan bergetar. Apakah monster itu sangat berbahaya? Noir tidak mengetahuinya karena minimnya informasi.
Untuk itulah, diam diam Noir menyipitkan matanya. Dan secara tidak sadar, sebuah jendela panel muncul di hadapannya. Ia langsung saja melihat apa isi dari tulisan di dalam panel itu
[ Oceanoid, Andrius
Lv. 56
Monster yang setara dengan Tingkatan Lord. Dan memiliki Elemen Es sebagai Elemental utamanya. Tinggal di sebuah wilayah dengan iklim Subtropis, karena cuacanya lebih dingin. ]
Noir tentu saja terkejut saat melihat Level yang dimiliki oleh serigala tersebut. Dengan levelnya yang masih rendah hampir mustahil untuk mengalahkan serigala yang levelnya jauh berkali-kali lipat dari levelnya yang sekarang ini. Kini ia tahu, kenapa Roseline dan yang lain sangat ketakutan saat melihat serigala tersebut.
GRAAA!!
"Dia datang!! Semuanya berpencar!!"
Perintah Roseline membuat mereka semua tersadar. Serigala yang bernama Andrius tersebut berlari ke arah mereka dengan cepat dan berusaha untuk menabraknya dengan tubuh besarnya tersebut, namun karena perintah dari Roseline tepat waktu. Noir beserta dengan yang lain, dengan segera berpencar ke berbagai arah untuk menghindari serangan tersebut.
Itu buruk, bagaimana pun juga berpencar bukanlah hal yang tepat untuk dilakukan oleh seorang pemula seperti mereka. Noir tahu betul bahwa Edward beserta yang lain masih lah pemula dalam memegang senjata dan belum tentu dapat menguasainya dengan baik, meskipun dirinya sendiri tidak dapat beladiri dengan ahli. Namun, Noir setidaknya mengetahui bagaimana cara memegang senjata dengan benar. Saat melihat sekilas kelompok B sebelumnya, Noir menyadari bahwa mereka semua masih pemula.
Andrius yang menyadari serangannya dihindari mulai berbalik, dan menatap Roseline beserta kelompoknya secara bergiliran. Mungkin saja, saat ini dia sedang berpikir tentang siapa dulu yang akan diserangnya. Tentu saja Noir tidak akan berharap bahwa dirinya yang akan diserang.
GRAA!!!
Sekali lagi, Andrius meraung dengan keras membuat udara bergetar. Setelah itulah, di susul dengan kabut dingin tipis yang menyelimuti sekitar Noir dan yang lainnya. Dan sesaat setelah kemunculan kabut tersebut, terdengar suara "Krak!! Krak!! Krak!!" Yang cukup keras. Membuat mereka semua mengarahkan pandangan ke kaki mereka masing-masing, saat melihatnya mereka nampak terkejut karena kaki mereka telah dibekukan oleh es.
Seketika itu membuat mereka semua panik termasuk Noir. Jika mereka tidak dapat bergerak, otomatis itu membuat mereka tidak dapat menghindari serangan selanjutnya dari Andrius.
"O-Oi... Kaki kita semua membeku!!"
"B-bagaimana ini? Kapten... Apa yang harus kami lakukan!!?"
"Kalian semua tenanglah!! Kita tidak boleh gegabah!!"
Edward dan juga Marvis terlihat kebingungan dengan apa yang terjadi dengan kaki mereka tersebut yah, walaupun begitu Noir sebenarnya juga ikut panik karenanya, namun ia mencoba untuk tetap tenang dan berusaha untuk berpikir apa yang akan dilakukan setelah ini. Kau tahu? Jika panik kau hanya akan bertindak gegabah, selain itu kemampuan otak juga akan berkurang setengahnya.
Dan disinilah, peran komando akan sangat berpengaruh saat pertempuran. Noir lalu Melihat ke arah Marvis yang seorang Mage, dia terlihat ketakutan. Alhasil, kemampuan otaknya juga akan menurun, jika dia Dalma kondisi prima. Dia dapat menggunakan sihir miliknya untuk melelehkan es itu, sangat gampang.
"Mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk mencoba skill baruku..." gumam Noir. Ia teringat dengan skill [Fireball] yang sebelumnya ia sempat ia dapatkan.
Kemudian ia melihat kakinya yang membeku dan mulai mengulurkan tangan. Noir memang masih belum mengerti tentang prinsip kerja sihir/skill yang ada di dunia ini. Namun, jika ini adalah dunia yang mirip dengan Royale Kingdom. Maka yang harus dilakukan seharusnya tidak jauh berbeda.
Noir memejamkan matanya, dan mengingat ingat tentang dulu pertama kali ia bermain Royale Kingdom di PC miliknya. Memang waktu itu masih bertema MMORPG, berbeda dengan versi sekarang yang sudah berbasis VRMMORPG. Akan tetapi seharusnya tidak berbeda jauh bukan?
Jika di versi MMORPG pengaktifan skill dilakukan dengan menggunakan teknik [Manual] seharusnya di betis VRMMORPG akan menggunakan teknik otomatis, atau lebih baik dari sebut dengan [Command Voice]. Artinya, ia hanya harus menyebutkan nama skill untuk mengaktifkannya.
"Fireball"
Bwuss!!
Mengatakan itu sebuah bola api lalu keluar dari tangan Noir. Meski begitu, ia sama sekali tidak merasakan panas sedikit pun pada tangannya. Mungkin karena si pengguna skill memiliki Resistensi terhadap Elemen skill milik mereka, yah seharusnya itu tidak merugikan. Perlahan secara pasti, api tersebut mulai sedikit membesar. Noir dapat merasakan ada semacam energi yang mengalir di lengannya, apakah itu yang dinamakan dengan Mana?
Api tersebut mulai melesat dan melelehkan es yang membekukan kakinya, semuanya leleh. Dan Noir adalah orang yang pertama berhasil keluar dari es tersebut dibandingkan yang lainnya. Ia kemudian melihat ke arah Andrius, dia berjalan ke arah Roseline. Itu tidak baik, baiklah untuk sekarang mari cari aman terlebih dahulu, bagaimana cara sang pemimpin mengarahkan kelompoknya.
"Kapten!! Serigala itu mengarah padamu!!"
Novi berteriak dengan cukup keras, membuat suasana menjadi semakin tidak karuan karena panik. Sementara itu Roseline tetap mencoba untuk tenang dan tidak bergerak sama sekali, sepertinya dia tahu bahwa akan sia sia dengan menggerakkan tubuhnya dan itu hanya akan menguras tenaganya saja.
"Marvis!! Gunakan Fireball untuk melelehkan es es itu, cepat!!" Perintah Roseline. Berkat ketenangannya sepertinya dia masih dapat berpikir dengan jernih.
"B-Baik..." Jawab Marvis, lalu memejamkan matanya dan mulai menggumamkan sesuatu. "Dengan segala api yang menyelimuti Dunia, aku berdoa kepada Dewa Api dan yang maha kuasa..."
Marvis terus menggumamkan kata yang aneh ketika dia akan membuat Fireball. Dan Noir yang melihatnya, menjadi sangat terkejut. 'Apakah di dunia ini, sihir dilakukan dengan perantara Mantra?' itulah yang ia pikirkan setelah melihat Marvis yang sedang merapalkan mantra yang sangat panjang. Itu aneh bahwa Noir sendiri dapat melakukannya tanpa rapalan dan hanya dengan menyebut Nama skill-nya saja.
Akan tetapi ini bukanlah waktu yang tepat untuk memikirkannya, disana Marvis terlalu lama untuk merapalkan mantranya. Dan dilain sisi, Andrius sudah melompat dan mencoba untuk menerkam Roseline.
"Kapten!!!" teriak Edward dan juga Novi dengan bersamaan, sebenarnya bisa saja Edward menggunakan busurnya untuk menyelematkan Roseline, akan tetapi melihatnya yang selalu gemetar. Membuat Noir ragu jika busurnya dapat mengenai target.
Waktu terasa berhenti, detik jam terasa tersendat. Dan gerakan semua orang menjadi sangat lambat disini, itulah yang terjadi jika Adrenalin Noir terpicu, jika dia merasakannya maka dunia akan terasa berjalan sangat lambat. Tidak jauh di hadapannya, Roseline berusaha untuk menarik pedangnya guna menebas Andrius.
Namun, dilihat dari sudut pandang mana pun. Meski Roseline dapat menebasnya itu hanya akan memberinya kerusakan kecil saja. Itu tidak akan merubah bahwa dirinya akan diterkam oleh serigala besar tersebut.
Dengan segera, Noir melangkahkan kakinya maju. Semakin cepat dan semakin cepat hingga dia berlari, entah kenapa dirinya yang tidak ingin terlibat dalam masalah orang lain. Mendapat dorongan untuk menyelamatkan gadis tersebut, apakah ada sesuatu yang istimewa dari gadis itu? Nah siapa yang tahu.
"Fireball"
Noir mengaktifkan skill miliknya kembali, namun kali ini ia menahannya agak lama untuk memperbesar daya serangnya. Tentu saja, konsumsi mana yang diperlukan jauh lebih besar dari sebelumnya, dan ini merupakan pertaruhan pada keberuntungan yang ia miliki. Apakah serangan ini akan mengenai Serigala itu atau tidak karena Noir tidak terlalu pandai dalam membidik.
Noir berhenti berlari saat dirinya berada 10 meter dari Andrius yang bersiap untuk menerkam Roseline. Dan lalu mulai melepaskan bola api yang sudah ia tahan tersebut.
Bwuss!! Duarr!!!
GRAA!!
Tepat sasaran, itulah yang Noir lihat. Bola api miliknya mengenai kepala bagian samping Andrius hingga membuatnya terpental beberapa meter hingga menabrak salah satu pohon yang berdiri tidak jauh dari sana. Disaat yang bersamaan, Noir merasakan kelelahan yang hebat. Mungkin karena konsumsi mana yang lebih besar membuatnya lelah.
"Eh!?"
Disamping itu, Roseline terlihat terkejut dengan asal Bola api tersebut. Semua orang menatap ke arah Noir dengan mata yang melebar, Roseline dengan tatapan tidak percaya dan diikuti dengan yang lainnya. Apakah sebegitu mengejutkannya hanya dengan mengeluarkan bola api tingkat kecil seperti itu?
Bukan Novel update rutinan, jadi maaf kalau jarang update. Karena memikirkan Novel dengan genre Strategi dan Politik cukup menguras tenaga otak lebih banyak.
Semua orang memandang Noir dengan tatapan tidak percaya. Sementara itu, Noir bertanya-tanya apa yang telah ia perbuat hingga menyebabkan tatapan mata seperti itu. Sebelumnya, ia hanya melakukan Fireball seperti biasa, layaknya di dalam game pada umumnya. Apakah itu adalah suatu hal yang aneh? Noir tidak mengetahuinya.
Roseline yang seorang pemimpin dalam Divisi, perlahan mendekati Noir dengan tatapan mencurigakan. Noir memiliki firasat aneh tentang ini.
"Katakanlah, siapa dirimu sebenarnya!?"
"... Meski kau bertanya hal yang sama, aku adalah seorang pengembara dari Kota selatan..." Jawab Noir, mencoba untuk tidak terlalu membuka bahwa dirinya berasal dari dunia lain. Ia sebenarnya ingin berkata sedemikan bahwa dia adalah orang dari dunia yang berbeda, namun itu hanya akan menimbulkan masalah lebih rumit lagi.
"Bukan itu, maksudku... Bagaimana caramu menciptakan Fireball tanpa rapalan?"
Jadi itu penyebabnya, Noir merasa terkejut saat Roseline sebelumnya mengatakan tentang asal usulnya, dan ternyata ia hanya salah sangka belaka. Untuk sekarang ini, identitasnya akan tetap aman, tetapi bagaimana caranya menjawab pertanyaan yang tidak diketahui jawabannya? Meski Roseline berkata tanpa rapalan. Yang dilakukan Noir hanyalah cara normal layaknya kebanyakan orang pemain game di dunianya dulu.
"Itu benar Kapten, pasti dia adalah penyusup dari Kerajaan lain yang menyamar dan sedang memata-matai Kerajaan kita untuk memperoleh informasi, kita harus segera menyingkirkannya..." Marvis yang seorang Mage, datang disisi Roseline dan menatap dengan curiga.
"... Asal usulnya sangat tidak jelas, dan saat pertama kali melihatnya aku sudah curiga tentangnya..." Perempuan berotot yang memakai Tombak bernama Novi, juga muncul di sisi Roseline yang lain.
"Kalian berdua, tidakkah kalian terlalu curiga kepada Noir, dia masih pemula kalian tahu!?" Edward berusaha untuk membela.
Jadi begitulah, semua beramsumsi bahwa Noir adalah mata-mata dari Kerajaan luar yang berusaha mengkorek informasi pada Kerajaan mereka. Memang sulit bagi Noir untuk menjelaskannya secara detail, karena pada awalnya dia juga tidak terlalu mengerti tentang asal usulnya sendiri. Kini semua mata telah menatapnya dengan tajam, tidak ada pilihan lain selain menceritakan semuanya bahwa dirinya berasal dari dunia lain. Namun, sesaat sebelum Noir membuka mulut...
GRAAOO!!
Raungan Andrius membuat mereka semua menjadi waspada sekaligus melupakan masalah ini untuk sementara waktu, Noir juga langsung memasang sikap siaga seperti biasanya. Dan disana, Andrius masih bisa berdiri bahkan setelah terkena letusan bola api yang cukup besar. Sepertinya ini akan menjadi masalah pertama sekaligus rumit bagi Noir yang baru sampai di dunia lain.
***
"Semua bersiap!! Marvis mulai merapal dan siapkan sihir Fireball dengan ukuran yang lebih besar... Dan untuk Novi serta Edward, berusahalah untuk menghambat gerakan Andrius. Sedangkan untuk Noir..." Roseline menghentikan pandangannya kepada Noir, lalu menatap dengan lembut. "Kita akan bertarung di barisan terdepan, aku percaya padamu sebagai Kapten Divisi ini. Aku yang merekurtmu sendiri, dan aku tahu bahwa kau orang yang baik"
Noir hanya mengangguk sebagai tanggapan, bagaimanapun juga bukankah wanita itu terlalu baik? Mengesampingkan pandangan tajam Marvis dan Novi. Semua sudah bersiap pada posisinya masing-masing, Noir dengan senjata usangnya akan bertarung bersama Roseline ke barisan terdepan.
Sedangkan untuk Edward dan Novi akan mencoba menghambat sekaligus bertahan, Edward akan berusaha untuk membidik kaki atau anggota badan Andrius untuk mengganggu gerakannya sedangkan Novi akan menjaga Marvis yang sedang bersiap menggunakan sihir dengan merapalkan mantra. Komposisi rencananya tidak buruk, namun masih ada banyak celah disana sini.
Seharusnya Roseline membiarkan Novi untuk ikut bertarung di barisan depan, sedangkan untuk Edward dia akan dapat menanganinya sendiri jika pasukan barisan depan dapat menahan Andrius dari ketiga sisi yang berbeda. Akan tetapi karena Noir bukan kapten disini, ia memilih untuk diam dan menuruti saja.
"Pertarungan dimulai!!"
Jangan Lupa beri Vote, Rate, dan Like jika kalian suka dengan alur ceritanya
You may also Like
Paragraph comment
Paragraph comment feature is now on the Web! Move mouse over any paragraph and click the icon to add your comment.
Also, you can always turn it off/on in Settings.
GOT IT