Andreas dengan sikap marah mengetuk pintu apartemen di mana ibunya tinggal,
tidak lama kemudian perempuan itu membuka pintu apartemen miliknya dan merasa kaget karena Andreas yang ada di depan pintu rumahnya dengan tatapan barang masuk ke dalam rumah itu tanpa permisi
"kau tidak pernah memikirkan perasaanku sejak aku masih kecil dan kau meninggalkanku, bahkan kau tidak memberikan kasih sayang yang kau punya dan sekarang kau datang hanya untuk mengambil uang dari putra sendiri, seorang putra yang telah kau telantarkan" ucap nya
perempuan paruh baya itu berdalih kalau dia tidak mengetahui apa-apa dengan maksud tujuan Andreas datang ke sini dan marah-marah apa.
"apa yang kau maksud Andreas, aku tidak mengerti sama sekali dengan apa yang kau bicarakan ini" sahutnya