Pukul 1.00
Angka menggendong tubuh Kevin dalam pelukannya, dia berjalan dan menoleh kesana-kemari sambil terus berjalan dengan hati-hati.
dia harus bisa pergi dari rumah ini, karena akan sangat berbahaya jika dia terus berada disini,
bukan hanya Andreas yang menakutkan tapi juga perempuan-perempuan yang berada di sampingnya,
model kan uang beberapa dolar dia hendak bergegas pergi dari rumah besar tersebut, namun saat ia hendak membuka pintu gerbang tiba-tiba lampu halaman menyorot dengan sangat terang ke arahnya.
Angka memejamkan mata karena silau, tidak lama kemudian Andrea keluar bersama dengan anak buahnya dan menatap tajam kearah perempuan tersebut lalu merebut Kevin dari pelukannya.
"kau ingin pergi? tidak semudah itu..Kevin aman bersama ku tapi tidak dengan mu, kau hanya akan membuat anak ku mati kelaparan di jalan" ucap nya tajam
Angka menelan ludahnya kasar, tubuh nya gemetaran.
"tolong kembalikan putraku tuan" pintanya
Andreas mendorong tubuh Angka hingga terjatuh, dia pun menjerit kesakitan terlebih saat Andreas berjongkok menyamakan posisi tubuhnya dengan gadis itu kemudian mencengkram dagunya kuat.
"kalau kau ingin pergi.. silahkan saja, aku tidak akan memaksa mu untuk tetap tinggal...tapi Kevin, dia akan bersama ku" ucap nya dengan tatapan mengerikan.
pria tampan itu berdiri namun saat dia menyadari bahwa Andreas berniat merebut putranya, dia langsung berlari kemudian berlutut di kaki Andreas sambil menangis.
dia bersimpuh dan berlutut kemudian memeluk kaki pria itu.
"tolong jangan pisahkan aku dari Kevin, kumohon...hanya dia alasan ku untuk tetap hidup, bagaimana jika kau memisahkan ku dengan nya? aku mati tuan" Isak nya sesegukan.
Andreas menatap tajam kearah Angka yang bersimpuh di kakinya, dia tersenyum menyeringai penuh kegelapan.
"aku tidak melarang mu untuk mati...tapi jangan coba-coba membawa Kevin kedalam ego bodoh mu itu" ucap nya
Angka menganggukkan kepalanya, dia pasrah saat Andreas memberikan bayi itu pada Amora kemudian menyeretnya masuk kedalam rumah.
Angka hampir tersungkur beberapa kali karena Andreas menariknya begitu kuat dan cepat.
Amora yang melihat itu hanya menahan air matanya sambil memeluk erat tubuh Kevin.
dia tidak tega melihat Angka di perlakukan seperti itu, Andreas benar-benar menakutkan jika sedang marah dan emosi.
"ampuni aku tuan" ucapnya ketakutan.
Andreas membuka pintu kamar nya dan mendorong tubuh Angka hingga terjatuh di lantai dan membuat lutut nya berdarah.
"seharusnya kau tahu bagaimana sifat asliku sebelum kau membuatku marah dengan tindakan bodohmu itu, jika kau ingin mati silakan saja mati sendirian tapi jangan membawa anakku pergi bersama denganku dan ikut mati kelaparan di jalan.... aku bisa saja membunuhmu disini dan menembak kepalamu sama seperti orang-orang yang pernah ku bunuh" geram Andreas dengan suara lantang cukup keras
Angka kembali bersimpuh, memohon ampun padanya.
"tidak..aku tidak mau mati, tolong jangan membunuh ku...Kevin masih membutuhkan ku" ucap nya dengan bibir bergetar.
Andreas menghela nafas panjang dan menatap perempuan itu, dia langsung melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamarnya dan mengunci Angka di dalam.
gadis itu terdiam dan menangis di lantai, matanya menatap sekeliling kamar Andreas yang sangat luas dan di dominasi warna hitam putih.
dia merasa bingung karena Andreas justru mengunci Angka di dalam kamar pribadinya, lalu kemana dia membawa Kevin?
Andreas turun ke lantai bawah dan menemui Amora yang sedang duduk di ruang tengah sambil memeluk tubuh Kevin yang tertidur.
"bawa bayi itu ke ruangan kerja ku, aku ingin tidur disana dengan nya " pungkas Andreas
Amora mengangguk lalu melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan kerja majikannya lalu merebahkan tubuh Kevin di atas kasur.
"bagaimana jika bayi ini bangun? dia akan menyusu pada ibunya" ucap Amora.
Andreas menoleh.
"aku ingin memberikan pelajaran pada perempuan ceroboh itu, biarkan dia sendirian di dalam kamar ku, jika Kevin menangis nanti, aku akan membuka pintu kamar itu" sahut Andreas datar
Amora menganggukkan kepalanya kemudian memunculkan langkah dan berbalik menutup pintu ruangan tersebut,
sementara itu Andreas membuka kemeja nya dan menyelimuti tubuhnya bersama dengan Kevin.
dia menatap wajah bayi yang sangat tampan tersebut, kulitnya sangat putih dan rambutnya bersinar.
semula dia tidak menginginkan bayi itu tapi lama-kelamaan setiap kali dia menatapnya... rasa keinginan itu hadir, dia sekarang tidak bisa berpisah dari bayi tersebut.
Andreas memejamkan matanya setelah dia mengecup kening putranya itu.
sementara di kamar Andreas ada Angka yang masih terdiam sambil mengusap air matanya, dia benar-benar semakin dilanda ketakutan saat berada di samping Andreas yang begitu Arogan juga pemaksa.
lalu apa yang akan dia lakukan di rumah ini setelah dia ketahuan hendak membawa kabur Kevin dari rumah Andreas.
bahkan pria itu terlihat sangat marah dan emosional ketika mengetahui bahwa angka ingin kabur secara diam-diam.
apakah Andreas akan bersikap kasar padanya dan berniat membunuhnya nanti?
Angka terduduk di lantai sambil menyandarkan kepalanya di kasur lalu tanpa dia sadari matanya terpejam karena mengantuk.
pukul 7.00
matahari masuk melalui celah jendela kamar Andreas dan membuat kelopak mata perempuan itu terbuka.
dia kemudian membasuh wajahnya dengan air di wastafel lalu mencoba membuka pintu kamar, dahinya mengerut latihan menyadari pintu kamar itu masih terkunci dari depan.
sementara di dapur semua pelayan pada berbintik dan saling bergosip.
"apa aku tidak salah dengar kalau bayi itu adalah putra dari tuan Andreas? bagaimana mereka melakukannya maksudku, Angka sudah hamil dalam keadaan 6 bulan saat ia masuk ke dalam rumah ini, lalu bagaimana mereka bertemu hingga perempuan itu hamil lalu melahirkan bayi tampan tersebut" ucap salah seorang pelayan
pelayan yang lain hanya menggelengkan kepalanya karena mereka pun juga bingung dengan apa yang terjadi,
sama seperti Amora, perempuan itu bahkan tidak menceritakan apapun tentang ayah kandung Kevin... hubungan mereka terlihat biasa-biasa saja di hadapan umum dan mereka seperti tidak pernah saling mengenal sebelumnya, lalu bagaimana dia bisa melahirkan bayi dari tuan Andreas.
apakah selama ini mereka saling mengenal namun bersikap tidak saling mengenal satu sama lain atau ada sesuatu yang mereka sembunyikan.
Amora menghela nafas panjang, kita semua sudah kondusif mungkin dia akan menanyakan hal ini langsung pada Angka.
perempuan itu sudah dianggap seperti adiknya sendiri, Dan semoga dia jujur tentang keadaan yang terjadi saat ini.
_____
Andreas terbangun saat ia mendengar tangisan keras dari Kevin, pria tampan itu langsung membasuh wajahnya lalu menggendong bayi tersebut menuju lantai atas dan membuka kunci pintu kamarnya.
Andreas melihat kita sudah terbangun dan sedang duduk di lantai dengan tatapan kosong namun saat ia melihat Kevin perempuan itu langsung berdiri dan mendekat.
"Susui dia, sepertinya dia haus" ucap nya
Angka mengangguk lalu merebahkan tubuh bayinya dan menyusui bayi itu dengan segera. sementara Andreas masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh seluruh tubuhnya dan berpakaian santai setelah mandi.