"Suprise?"
"Phi Mike?"
"Hm?"
"...."
"...."
"I-Ini benar-benar Phi Mike, tidak?"
Mike tersenyum semakin lebar. "Ya, karena aku tak tahan sendiri. Di sana gelap. Lebih enak jika mencari istriku," katanya. "Ternyata tidak jauh ya? Sayang, UGD kita bersebelahan. Ha ha ha."
Berbanding terbalik dengan tawanya, mata Mike mencucurkan cairan yang bening. Padahal dia gugup bangun karena mendengar dokter menampari bokong bayi, tapi yang dibawa pergi hanyalah jiwa saja. Raga Mike terbaring di ranjang bedah. Dia tak peduli karena ada suara banyak tangisan. Dari Ace, Sammy, dan Katty tercinta. Mike tidak tahan jika terbaring di tempat itu. Dia ingin ada di sisi mereka secepat mungkin.
Ace memandangi perut Mike yang bekas ditusuk-tusuk. Dia mengusap darah dari tempat itu. Bertanya, kenapa? Tapi Mike hanya menggeleng pelan. Katanya, Ace tak perlu tahu yang buruk-buruk. Biar dia saja yang menanggung. Si manis pun ingin marah, tapi bibirnya dicium.
Pertautan yang amat lembut.