Aku tak menjawab karena takut. Sumpah keluarga kami belum pernah berhutang terlalu banyak, paling-paling cuma jatah air atau listrik bulanan. Itu kalau ada kebutuhan mendadak setiap gajian. Namun, untuk penyakit Bapak keluarga kami belum pernah membuka jelas. Jika mengeluh, tetangga hanya akan memandang kami orang susah tak berguna.
"Acie?" tanya Mike lagi.
"...."
"Aku tanya serius, tapi kamu tidak menjawabnya."
"Phi, andai saya berhutang apa Anda sabar hingga saya melunasinya?" tanyaku karena tak tahan lagi.
"Apa? Hutang?" tanyanya. "Jadi benar Bapak butuh donor secepatnya?"
"Iya."
"Kenapa tidak bilang dari kemarin?" tanyanya dengan nada menyalahkan. Aku diomeli tapi hanya mendengarkan, karena jika kalian di posisiku pasti bisa memahami. Aku belum yakin hubungan kami dibawa kemana jelas tidak mau lancang. Apalagi masalah yang sama-sama krusial. Aku berdebat dengan Mike karena dia tak mau dibayar (itu hanyalah uang kecil baginya), sampai-sampai aku marah tanpa sadar.