Ahh! Berisik sekali!
Tidak bisakah kalian tinggalkan aku sendiri?
Kenapa ... kalian tidak bisa membiarkanku bersantai lebih lama lagi?
Akhh ...!
Sedikit lagi, cahaya menerangkan ini akan menjemputku pulang.
Tunggu ....
Mengapa aku malah mengira cahaya terang ini sebagai pintu kematianku? Gawat, karena kepalaku terlalu sakit, aku tidak bisa membedakan apa yang kulihat. Semua cahaya terang ini ternyata hanyalah berasal dari lampu gantung di langit-langit ruangan.
Kesadaranku perlahan-lahan kembali, ada suara sayup-sayup dari Viona yang memanggil namaku.
Mataku berkunang-kunang, dan melihat bayangan wajah putih Viona yang berada tepat di atas wajahku, dia menatapku dengan sorot kekhawatiran. Kepalaku seperti tersangga sesuatu yang empuk. Dari posisi ini, apa jangan-jangan aku sedang berada di atas pangkuan kakinya?
'... Itu ternyata benar.'
Tubuhku terbaring lemas dengan kepalaku tengah bersandar pada pangkuannya.