Download App
22.72% YOU. / Chapter 4: Time's Up

Chapter 4: Time's Up

Sedari tadi, tanpa Leon sadari Lucinda berdiri di depan kamar Leon yang terbuka. Lucinda melihat ternyata Leon sedang berdiri di balkon kamarnya. Muncul ide brilian yang ada di dalam otak Lucinda. Diam-diam ia mengambil foto pemuda itu. Gadis itu benar-benar sudah terpesona dengan tatapan Leon yang kosong itu. Sebenarnya tadi Lucinda hanya ingin memastikan Leon tidak akan berbuat hal yang aneh di apartemennya, namun yang Lucinda lihat sekarang hanyalah Leon yang sedang diam dengan tatapan lurus pada pemandangan balkon kamarnya.

'Ternyata ia tidak seberisik yang kukira.' Pikirnya lalu pergi menjauh.

***

Pagi ini Lucinda terbangun dan langsung keluar dari kamarnya. 'Aneh.' Pikirnya. Ia tidak menemukan tanda-tanda kehadiran Leon. Lucinda mencoba mencari Leon disekeliling apartemennya. "Kemana anak itu? Tidak ada sopan-sopannya. Dasar orang gila." Lucinda terus menggerutu sepanjang pagi.

Disisi lain, seorang pemuda sedang menatap sinis dua orang pria yang sedang mengobrol tak jauh dari tempat duduknya. Ya, itu adalah Leon dengan kacamata baca yang bertengger dihidung mancungnya. Pemuda ini sedang memburu mangsanya. Leon sebenarnya hanya ingin menikmati sarapan paginya dan meminjam mobil Lucinda. Saat pemuda itu duduk di cafe yang tidak jauh dari apartemen Lucinda, ia melihat orang-orang yang sudah menjadi targetnya. Mike Rottenwils dan James Hiskey, orang yang sudah membantu Hannah menyiksa dan melenyapkan Kristal. Keren bukan? Mengingat satu per satu wajah dari sekian banyak orang yang membantu kekejaman Hannah pada Kristal. Baginya, semua akan dilakukan demi cintanya yang bodoh itu.

"Finally... Mike Rottenwils and James Hiskey." Leon menatap mereka dengan tatapan membunuh dan senyum miring andalannya. Sesaat kemudian mereka berdua pergi dari tempat tersebut diikuti dengan Leon yang bergegas menuju parkiran mobil Lucinda yang ia pinjam.

***

"DASAR ORANG GILAAA!!KEMANA MOBILKU!?! SEENAKNYA PERGI MEMBAWA MOBIL ORANG!!" Begitulah hari-hari Lucinda dengan datangnya pria brengsek sekaligus menawan bernama Leon. Saat Lucinda bersiap ingin pergi kekantornya, ia dikejutkan dengan hilangnya kunci mobil miliknya. Ingin memastikan mobilnya baik baik saja, Lucinda menuju parkiran mobil dan hal yang dipikiran Lucinda terbukti benar. Leon menghilang bersama mobilnya.

Disisi lain Leon sedang menatap dua orang yang sedari tadi terus meronta-ronta dengan wajah ketakutan yang sangat mempesona. Mereka berdua sebentar lagi akan dijemput oleh pencabut nyawanya yang manis. Bagaimana bisa mereka ada di sini? Pertanyaan bodoh, tentu Leon menculiknya. Apa yang tidak bisa dilakukan oleh Leon?

"Hump..upm..." salah satu dari mereka mencoba bersuara.

"Apa kau bilang? Aku tidak bisa mendengarmu." Pria itu dengan seringai khasnya duduk santai sembari melihat kedua tikus nakal yang mencoba melarikan diri dari kandang sang pemangsa.

"Ah! Aku lupa, biar kulepas dulu ikatan di mulutmu." Ia beranjak dari tempat duduknya dan melepas kain yang di ikatkan pada kedua mangsanya.

"BEDEBAH!!SIAPA KAU SEBENARYA!! BERANINYA KAU!" Lelaki yang bernama mike langsung mencaci Leon dengan kata-kata yang tidak seharusnya diucapkannya.

"Hei, temanmu ini berisik sekali ya... apa harus kujahit saja mulutnya?" Leon menatap lelaki yang satunya lagi, James.

" Ka...kau Leon?" Ucap James dengan raut ketakutan.

" Wah kau mengenalku, nah tuan-tuan mari kita bermain seben-"

" APA-APAAN INI! AKU TIDAK PEDULI SIAPA KAU! BRENGSEK! LEPASKAN AKU!" Ucap Mike memotong ucapan Leon.

Tanpa aba-aba Leon mengambil sebuah gunting panjang dan menancapkannya di paha Mike. Jeritan Mike menggema di seluruh ruangan.

"Aku tidak suka jika perkataanku di potong." Desis Leon.

"Apakah kau bisa diam sekarang?" Tanyanya. Mike yang berusaha menahan sakit hanya bisa menganggukkan kepala.

"Anak baik, baiklah kalau begitu. Aku lanjutkan, mari kita bermain tuan-tuan. Kita hanya punya sedikit waktu bukan? Permainannya cukup mudah, kalian harus menjawab pertanyaanku dengan jujur dan kalian akan kulepaskan dengan utuh dari sini. Mengerti?" Ucap Leon

"Me...mengerti" Jawab James dan diikuti dengan anggukan kepala dari Mike yang masih menahan rasa sakit di pahanya.

"Baiklah, pertanyaan pertama. Kalian mengenal Kristal bukan?"

"I..Iya"

"Apa yang kalian lakukan kepadanya?"

"Ti..tidak a-"

"JANGAN BERBOHONG SIALAN! KAU MAU MATI SAAT INI JUGA?!" Teriak Leon sambil menusukkan sebuah pisau kebahu kanan James dan James langsung berteriak dengan darah yang mengalir dari bahu kanannya sampai membasahi hampir seluruh pakaiannya.

Leon mengambil pisau yang lebih besar lalu menghadap ke arah Mike.

"Hai Mike, apakah kau mau menjawab pertanyaanku dengan jujur? Atau kau ingin merasakan hal yang sama seperti saudaramu sepupumu?" Tanya Leon sambil tersenyum dan menaruh pisau itu di bahu kanan Mike dan menggerakanya secara perlahan keatas dan kebawah sehingga merobek kulit dan pakaian Mike dan mengeluarkan darah sedikit demi sedikit.

Dengan menahan rasa sakit di paha kirinya yang masih tertancap sebuah gunting dan pisau yang sudah siap untuk menusuk bahu kanannya, Mike akhirnya membuka suara.

"Ba..baik aku akan mengatakan semua yang kutahu. Ta..tapi kau akan membebaskanku bukan?" Tanya Mike dengan rasa takut yang luar biasa

"Hei bodoh, kau tidak sadar akan posisimu saat ini? Kau sangat lucu tuan Mike. Baiklah karena aku orang baik aku akan melepaskanmu" Jawab Leon dengan nada yang sangat datar namun senyuman masih berada di wajahnya.

"Ha..hannah... meminta kami untuk membantunya menyingkirkan Kristal. Da..dan jika kami berhasil ka..kami akan mendapat saham dari suaminya." Ucap Mike dengan terbata-bata

"Kenapa ia ingin menyingkirkan Kristal?" Tanya Leon.

"Ka..kami tidak tahu. Sungguh. Hannah ha..hanya meminta kami untuk menghubungi kelompok pembunuh bayaran yang terbaik." Kali ini James ikut menjawab karna ia tidak ingin disiksa lebih jauh kejam lagi oleh Leon.

"Kalian tidak tahu alasannya tapi kalian mau menyingkirkannya? Kalian tidak punya hati?" Tanya Leon

"Sa..saat itu kami benar-benar membutuhkan uang dan pe..perusahaan kami akan bangkrut. Hannah dan Raymond sangat kaya ja..jadi kami tidak bisa menolak." James menjawab dengan nada yang terselip rasa penyesalan terhadap kematian keponakannya. Sia-sia bukan?

Final. Leon tersulut emosi. Ia sangat marah mendengar alasan mereka yang tidak masuk akal. Membunuh Kristal hanya untuk saham dan uang? Apakah Kristal tidak punya pilihan selain mati?

Mata leon menggelap, dan ia menanyakan pertanyaan terakhirnya.

"Siapa saja yang terlibat?"

"Carson si polisi itu da...dan Jacob si pembunuh bayaran." Jawab Mike masih terbata-bata.

"Ka..kami sudah mengatakan yang kami tahu. To..tolong lepaskan kami. Kami berjanji tidak akan membuka mulut."

Leon tersenyum.

"Tentu saja kalian tidak akan bisa membuka mulut lagi."

***

Berita selanjutnya. Pagi ini, ditemukan 2 mayat tak teridentifikasi di samping tempat sampah Restaurant Hawksmoor Knightsbridge. Mayat ditemukan dalam keadaan yang sangat mengenaskan dan tidak dikenali. Polisi dan detektif lokal masih berupaya mendalami kasus ini. Tidak ada saksi dan barang bukti yang ditemukan.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C4
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login