Nyonya Winda masuk ke dalam rumah dan berjalan kearah kamar anaknya. Adit keluar dari dalam kamar dengan wajah yang sangat datar. Jujur emosinya belum bisa dikontrol, percayalah jika sudah kelut seperti ini Adit akan gampang marah, menangis dan bisa-bisa pikiran aneh timbul dipikirannya. Nyonya Winda mendekati anaknya dan menampar wajah Adit dengan sangat keras.
Plak!
"Berani melawan kamu! Ingat jangan pernah bersikap seperti itu pada pria yang menjadi kekasih Mama. Kamu harus bersikap sopan pada dia, dan jangan pernah memberitahu rahasia Mama pada Tirta, kalau Mama masih memiliki suami.." tegas Nyonya Winda.
Adit hanya diam dan tanpa sengaja menyenggol vas bunga kesayangan Nyonya Winda. Wanita paruh baya itu kesal dan langsung mendorong tubuh anaknya hingga terjatuh. "Anak sialan, vas bunga kesayangan saya kamu pecahkan. Mau mati kamu!" bentak Nyonya Winda memukul anaknya dengan sapu.