Download App
1.07% Your Presence / Chapter 3: Malam Hari.

Chapter 3: Malam Hari.

Adit dan Putri masih duduk di sebuah taman yang tidak jauh dari kompleks perumahan mereka. Pria itu menatap gadis yang tengah duduk di sampingnya, sambil mengukir senyum di bibirnya.

"Bukankah kamu yang bekerja di retoran tadi?" tanya Adit.

"Iya, Tuan. Aku pelayan yang di restoran tadi..." jawab Putri sambil tersenyum.

"Ternyata kita tinggal disatu kompleks perumahan," sambung Adit sambil tersenyum menatap kearah langit.

"Iya, Tuan.." balas Putri yang ikut menatap ke arah langit.

Udara pada malam ini sangat sejuk, dan bisa menjernihkan pikiran yang tengah dalam keadaan kacau. Langit malam dipenuhi banyak bintang, ditambah bulan purnama yang begitu indah menghiasi langit pada malam hari. Adit memejamkan kedua matanya dan menikmati suasana yang begitu tenang, hembusan angin mengenai wajah tampan milik pria tersebut.

Putri menatap kearah jalan dan terkejut saat melihat kekasih pria yang sedang bersamanya, tengah berciuman dengan pria lain di tempat yang tidak terlalu jauh dari tempat duduk mereka. Saat Adit membuka kedua matanya dan akan menatap kearah Putri, gadis itu berpindah dan duduk di depan Adit.

"Nah kalau gini 'kan kelihatan wajah tampannya," ucap Putri yang berusaha tersenyum, agar pria yang ada di depannya tidak curiga padanya.

"Maksudmu?" tanya Adit sambil tersenyum.

"Ah, aku mau melihat wajah tampan Tuan secara dekat. Sedari tadi aku hanya melihat wajahmu dari samping, 'kan bosan.." jawab Putri.

"Panggil aku Adit. Aku merasa risih kalau dipanggil dengan sebutan, Tuan.." balas Adit tersenyum ke arah Putri yang duduk di depannya.

"Oke Kak Adit," sambung Putri dan langsung mencium bibir Adit, saat pria itu akan menatap kearah dimana kekasihnya sedang bermesraan dengan pria lain.

Tentunya Adit terkejut dan seketika ia mematung, karena ini kali pertamanya ia berciuman dengan seorang gadis. Lah, padahal dia punya pacar, kok gak pernah ciuman? Nah, Sinta hanya melampiaskan rasa kesal dan memanfaatkan Adit sebagai bank berjalannya. Selama 2 tahun mereka pacaran, Sinta tidak mengizinkan Adit untuk menciumnya.

"Kita pulang yuk," ajak Putri memegang tangan Adit.

Pria itu mengangguk dan mereka pun pergi dari taman tersebut, karena Putri tidak ingin melihat Adit semakin sakit. Jika mengetahui gadis yang ia cinta sedang bercumbu dengan laki-laki lain.

Di sepanjang perjalanan Adit dan Putri hanya diam, karena ciuman tadi. Putri sangat malu dan kini wajahnya sudah memerah, seperti kulit kepiting yang semakin merah saat direbus. Adit menatap Putri dan berhenti di depan rumahnya.

"Aku masuk dulu," ucap Adit menatap Putri dengan tatapan tulus.

"Iya Kak, selamat malam dan selamat beristirahat.." balas Putri mencoba menyembunyikan wajah merahnya.

Adit tersenyum dan masuk ke dalam halaman rumahnya. Putri pun langsung berlari menjauhi rumah Adit, karena dia sudah tidak tahan lagi menahan rasa malunya. Sedangkan Adit hanya tersenyum dan masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat.

***

Bandung, pukul 06:00 WIB.

Kedua orang tua Adit dan Kak Oliv sudah berada di ruang makan. Adit duduk diam tanpa menatap wajah kedua orang tuanya. Mereka pun akhirnya makan makanan yang sudah tersedia di atas meja makan. Suasana begitu hening, karena sudah menjadi aturan di rumah ini, ketika makan harus dalam keadaan tenang.

Kak Oliv pergi ke kantor lebih dulu karena harus menyelesaikan dokumen penting hari ini. Adit memakai sepatunya dan berjalan keluar rumah menuju mobilnya. Tiba-tiba Sinta datang dan langsung memeluk Adit dengan erat.

"Sayang, uang yang kamu berikan semalam habis loh," ucap Sinta dengan nada yang begitu manja.

"Astagfirullah, kenapa cepat sekali habisnya? Padahal aku mengirimkan uang 10 juta loh.." tanya Adit.

"Dih uang segitu 1 jam abis. Kamu kok pelit sih sekarang, biasanya gak perhitungan kaya gini?" bentak Sinta.

"Aku mohon, gunakan uang itu sewajarnya saja, kamu harus hemat Sinta. Tidak mudah untuk mencari uang," balas Adit menatap kekasihnya.

"Oh sekarang kamu perhitungan sama pacar sendiri? Oke, kita putus!" bentak Sinta.

Adit hanya diam dan masuk ke dalam mobil-nya. Ia tidak memperdulikan Sinta, membuat gadis itu semakin kesal.

"Awas saja kau Adit, sekarang aku biarkan kau tidak mengacuhkanku. Besok akan pasti akan kupastikan kau bertekuk lutut padaku dan nangis darah meminta agar aku menjadi kekasihmu lagi.." kesal Sinta menatap tajam mobil Adit.

Gadis itu pun memilih pergi dari rumah mantan kekasihnya, dan masuk ke dalam mobil yang sudah menunggunya di seberang jalan.

"Bagaimana?" tanya selingkuhan Sinta.

"Dia tidak memperdulikan aku. Dia juga mulai perhitungan denganku. Tapi lihat saja, aku pastikan pria sialan itu akan bertekuk lutut di hadapanku," balas Sinta sambil tersenyum smirk.

Mereka pun pergi dan menuju ke suatu tempat untuk bersama. Saat Adit menyetir mobil, ia melihat Putri sedang berjalan di trotoar. Ia akan menghentikan mobil-nya, namun tiba-tiba ada yang menelepon pria itu. Sehingga ia memilih untuk melanjutkan perjalanan menuju kantor dan mengambil headset untuk mengangkat telepon dari karyawannya.

"Iya tunggu, saya lagi di jalan," ucap Adit menutup telepon-nya.

Pria itu menyesal dan menatap Putri dari kaca spion mobil-nya. Ia kembali fokus menyetir dan menuju kantor-nya.

***

Putri telah tiba di tempat kerjanya, ia mengganti baju dan langsung bekerja. Putri terkejut saat melihat Sinta masuk ke dalam restauran sambil menggandeng tangan pria lain. Pelayan restauran menatap Sinta dengan tatapan jijik, karena kemarin ia datang dengan pria yang begitu tampan. Sekarang malah membawa pria yang memiliki wajah standar.

Putri menghampiri meja mereka dan memberikan buku menu, sepasang kekasih itu mengambil buku tersebut dan mulai memesan makanan berserta minuman. Selingkuhan Sinta terkejut melihat harga yang tertulis dibuku menu yang ia pegang. Sinta menatap kekasihnya dan tersenyum manis.

"Tenang aku yang bayar, uang ku masih banyak kok," ucap Sinta dengan sombongnya.

Putri hanya diam dan menunggu pesanan mereka. Selingkuhan gadis itu pun memesan makanan dan minuman paling mahal. Setelah itu Putri membungkuk dan membawa kertas yang berisi pesanan ke dapur. Di dalam dapur, semua karyawan restauran bergosip tentang Sinta. Putri hanya diam dan menghampiri meja pelanggan yang akan memesan makanan.

Sinta dan selingkuhannya tengah menunggu makanan serta minuman mereka. Selingkuhan Sinta menggenggam tangannya dengan erat.

"Sayang, kamu mau gak beliin aku baju baru? Lihat lah bajuku sudah jelek, bahkan robek di bagian ketiaknya," ujar Selingkuhan Sinta.

"Tentu, selesai makan kita ke Mall," jawab Sinta tersenyum.

"Kau baik sekali sayang, terimakasih.." sambung pria itu mengecup bibir kekasihnya.

Karyawan restauran mengantar makanan dan minuman yang dipesan oleh sejoli itu. Menata di atas meja dan mereka pun makan dengan suasana romantis.

Sedangkan Putri hanya menatap mereka dengan tatapan yang sulit diartikan. Gadis itu berpikir, kenapa ada orang yang tega berselingkuh dari kekasihnya. Apa dia tidak takut karma yang akan ia dapat, 'kan? Atau dia hanya memanfaatkan Adit untuk mendapatkan uang banyak dan menghabiskannya dengan pria yang bersamanya sekarang. Pikiran Putri dipenuhi banyak pertanyaan dan ia hanya memilih diam, karena dia tidak mau mencampuri urusan orang lain.

.

To be continued


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C3
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login