"Ya, kamu benar. Tiga tahun penantian itu terbayar. Kenanga memberikanku tiga putri yang cantik. Di usiamu sekarang, Kenanga melahirkan putri pertama kami. Ibu Darren lahir dengan sehat dan cantik. Aku sangat bahagia karena telah menjadi seorang ayah," Jenderal Rustam kembali melanjutkan kisahnya.
Mayang semakin senang dan terhanyut mendengarkan kisah cinta abadi yang baru pertama kali ia dengar.
"Tiga tahun setelahnya Melati lahir. Putri keduaku yang satu ini tidak kalah cantik dari kakaknya, tapi perangainya sudah seperti anak laki-laki saja. Dharma-lah yang tahu dan sangat faham dengan tingkah laku Melati, karena mereka tumbuh dan besar bersama. Dan aku akui, sikap dan caramu berekspresi mengingatkanku pada putri keduaku itu," kali ini sang Jenderal terlihat murung walau bibirnya masih melengkung menyunggingkan senyuman.