Download App

Chapter 7: Pelecehan 18+

Happy reading ya guys, semoga suka

*

*

*

Shafa dan Devan malam itu kembali di haruskan menginap di hotel oleh Alexander, namun lagi-lagi bukan sikap manis yang di dapat justru penghinaan.

yang keluar dari mulut Devan.

"Aku akan menginap dengan kekasih ku malam ini, aku malas melihat mu" ujar Devan.

"Pergilah aku pun tak Sudi mempunyai suami seperti mu" andaikan aku bisa memilih, aku pastikan tidak akan pernah mau menikah dengan pria seperti mu" ujar Shafa tak kalah sengit.

"Kamu kira aku Nggak tau jika kamu sudah berulang kali berganti pasangan, dan kerap kali tidur dengan seorang pria?" Ah sudahlah aku jijik dengan wanita seperti mu, dengan uang ku, aku bisa dapatkan banyak gadis murahan Seperti mu" ujar Devan dengan sombongnya

Ia berusaha memancing Shafa untuk mengakui kebohongan nya telah berpura-pura menjadi Shifa.

Mendengar penghinaan dari suami nya, Shafa merasa sangat marah ia tidak menyangka akan mendapat perkataan dan perlakuan tidak tidak sopan dari suami nya sendiri, ia merasa benar-benar terhina, seumur hidup nya baru kali ini ada pria yang melecehkan nya. terlebih perbuatan nya di lakukan oleh suami nya sendiri.

Shafa langsung bangkit dari duduk nya dan menampar suami nya dengan sangat keras.

"Aku memang perempuan rendahan, aku juga bukan orang kaya namun aku tidak serendah yang kamu katakan." ucap Shafa

dengan penuh emosi, membuat

"Asal kamu tahu juga jika aku tidak di paksa, aku juga tidak sudi menikah dengan pria menyedihkan seperi mu, yang bahkan telah menikah 6 kali, apa kamu pikir kamu pria baik2 dan suci!?" ejek shafa

Devan mengepaklan kedua tangan nya, hati nya bergejolak menahan amarah, ia mengangkat tangan nya namun lagi2 dengan sigap Shafa telah lebih dulu memelintir tangan laki2 tegap di depan nya, Shafa yang menguasai banyak jurus beladiri membuat nya dengan mudah menghindar atau menaklukan lawan nya meskipun devan memiliki postur tubuh yang sangat gagah dan tegap.

namun ia tidak siap dengan serangan Shafa yang tiba-tiba dan tidak di sangka.

kembali devan akan menarik tangan shafa, namun lagi-lagi shafa memelintir tangan devan lebih dulu dan menendang nya hingga ia tertelungkup menahan sakit.

"Sekali lagi kamu berani mengina ku akan ku pastikan tangan kanan mu patah di tangan ku" ucap Shafa seraya berlalu ke kamar mandi.

"gadis ini bukan wanita biasa, bagaimana bisa ayah nya menikahkan aku dengan gadis seperti ini" devan dalam hati, "Devan bahkan tidak siap ketika mendapat serangan tiba² dan bertubi-tubi dari istri nya.

Devan tidak menyangka jika gadis yang menurut informasi yang ia dapat adalah gadis yang lemah, manja, matre, bahkan sering tidur dengan laki², kini berani menampar diri nya, dan kelihatan sekali shafa belum pernah bergaul dengan laki-laki. Dan kemudian ni ia yakin jika Shafa benar-benar bukan Shifa.

Devan menyeringai iblis, ia terus berfikir bagaimana istri nya bersikap seperti itu, benar-benar di luar dugaan.

Devan akhir nya memilih berlalu meninggalkan kamar nya,

Devan mengalah karena menurut nya perempuan bukan lah lawan yang sepadan untuk nya. "Aku pikir gadis itu cukup baik dan menantang, aku akan bermain-main dengan nya lebih lama" ujar Devan dengan senyum licik di bibir nya.

"Akan ku tunjukan betapa kamu telah mempermainkan hidup ku, seorang Devan Malik!" Batin nya

Devan membuka laptop nya dan mengetik sebuah surat perjanjian pernikahan, ia ingin memberi pelajaran pada perempuan yang telah di nikahi nya.

"Dendi!"

"Ya tuan" ujar Dendi

"Kamu print sekarang surat yang aku kirim ke email kamu!, Dan satu lagi kamu antar kan saat ini juga ke hotel Berlian" ujar Devan

"Sekarang bos?"

"Tahun depan!! Ya sekarang lah! Aku beri kamu waktu 10 menit!"

"I iya bos" ujar dendi

Tak butuh waktu lama Dendi telah sampai di hotel dengan membawa surat perjanjian yang telah di print nya sesuai dengan yang di Inginkan bos nya tersebut.

"Kamu segara kembali!, Aku nggak mau ayah ku melihat mu di sini" ujar Devan mengusir Dendi dari Lobby hotel tersebut.

Devan kembali ke kamar dengan membawa surat perjanjian.

pintu kamar yang tidak di kunci membuat Devan dengan mudah masuk ke dalam kamar tersebut.

"Kamu ngapain ke sini lagi!?" Ujar Shafa

"Terserah aku dong, ini kan kamar ku juga!" Ujar Devan tak memperdulikan ucapan Shafa. Ia terus melangkah mendekati Shafa, namun Shafa terus mundur ke belakang, semakin Devan maju ke depan ia semakin mundur hingga tubuh Shafa mentok ke sebuah tembok dan ia tidak bisa pergi ke mana pun.

"Apa yang kamu mau?"

"I want seks" Jawab Devan.

"Bukan kah tadi kamu bilang jijik dengan ku? Aku rasa tuan besar seperti mu lebih cocok untuk wanita yang lebih baik, dan tuah Dev yang terhormat bisa mendapatkan seorang wanita yang jauh lebih baik" ucap Shafa di tengah kungkungan tubuh kekar Devan yang kini berdiri sangat dekat di depan nya.

"Aku rasa kamu tidak terlalu buruk, lagi pula mubasir bukan? Aku telah menikahi mu, dan itu semua di tukar dengan proyek yang cukup di inginkan banyak orang, dan aku berikan secara cuma-cuma pada paman mu.. eh aku salah lebih tepat nya orang tua ku lah yang memberikan proyek itu pada paman mu! Ucapn nya Devan.

"Aku pikir wanita seperti mu lumayan lah buat teman tidur saat aku kesepian" bisik Devan pelan.

Shafa merasa begitu marah dengan kata-kata yang terlontar dari bibir pria di depan nya. Sekali lagi Shafa menggunakan jurus bela diri nya untuk menghajar Devan yang membuat Devan tersungkur akibat tidak siap dengan serangan yang dilakukan oleh Shafa.

Perlakuan Shafa seketika langsung membuat Devan meringis kesakitan. Shafa baru saja hendak menendang area Vital Devan namun di luar dugaan Devan membalas serangan Shafa. Dan kini posisi nya terbalik, Shafa kembali dalam dekapan Devan yang mengendalikan keadaan.

"Istriku nakal juga rupa nya, tubuh mu seksi juga saat seperti ini" aku suka dengan permainan bela diri mu" bisik Devan di telinga Shafa yang membuat bulu kuduk berdiri.

"Aku sebenarnya tidak tega melakukan seperti ini pada perempuan, tapi kamu lah yang menginginkan nya. Aku pastikan akan meladeni setiap permainan mu" ujar Devan dengan begitu menggoda.

Tangan nya bergerak menyusup masuk ke dada Shafa dan meremas nya yang membuat Shafa menahan desahan agar tidak keluar. Devan kembali melepas Shafa lalu ia duduk di sebuah kursi yang ada di kamar tersebut seraya mata nya terus memperhatikan Shafa yang wajah nya terlihat memerah.

Safa buru-buru merapikan pakaian nya yang berbahan kaos, dua gunung kembar nya yang sempat menyambut keluar akibat ulah Devan dengan cepat telah tertutup kaos yang di kenakan nya.

Diam-diam Devan tersenyum melihat ulah Shafa yang sangat malu dengan ulah nya.

"Kamu itu perempuan munafik, aku tahu kamu menikmati dan menyukai ku!, Aku juga tau kamu menginginkan aku melakukan lebih, Tapi sebelum itu aku ingin kamu menanda tangani sebuah surat perjanjian.

****Bersambung***

terima kasih telah membaca cerita ini.. mohon dukungan nya dengan memberikan vote power stone, komentar kritik dan saran nya.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C7
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login