Download App
3.17% The Miracle of Death / Chapter 13: Not Just One

Chapter 13: Not Just One

Terdengar suara meja yang di pukul dengan keras dari arah sebuah ruangan yang tertutup. Ruangan tempat di mana rapat di adakan saat ini. Pintu bercat putih dengan desain arsitektur klasik jaman kerajaan itu tertutup dengan rapat. Di depan sana ada dua penjaga yang berdiri di sisi kanan dan kiri pintu. Sejak tadi terus terdengar keributan dari dalam, tapi tak ada yang berniat masuk.

Rapat kali ini membahas soal kejadian yang terjadi beberapa hari yang lalu. Kejadian yang sudah mulai di pertanyakan kebenarannya oleh para bangsawan. Tuntutan soal bangkitnya kekuatan legenda itu membuat para bangsawan yang terus saling adu pemikiran satu sama lain.

Tak ada yang berniat berhenti, bahkan Kaisar sendiri hanya bisa melihat dengan pandangan lelah pada hal yang tengah terjadi saat ini. Apakah rapat kali ini akan berakhir seperti sebelumnya. Selalu saja akan gagal dan tidak akan menyelesaikan masalah apa pun, bahkan ucapan meraka selalu saja berputar-putar pada satu titik.

Sudah hampir dua minggu sejak kekuatan si kembar bangkit tapi tak ada keputusan yang bisa mereka ambil. Apakah mereka akan memberi kesempatan si kembar untuk mendapatkan tahta kerajaan. Atau mereka akan membuat keduanya tak bisa mendapatkan hak apa pun.

Walau semua itu adalah keputusan Sang Kaisar tapi tak semudah itu tanpa persetujuan para bangsawan dan menteri. Jelas semua itu akan sia-sia saja jika mereka tak ada yang setuju. Dan itulah yang membuat semua ini menjadi sangat sulit di lalui oleh Kaisar. Dia ingin segera menyelesaikan semua ini tapi dia jelas tau bagaimana kerasnya para bangsawan dan mentri itu.

"Berhenti!!"

Cukup dia sudah lelah mendengar hal yang sama sejak beberapa hari ini, bisakah mereka memberi alasan logis. Atau jawaban yang benar-benar berguna untuk masalah saat ini, tentu saja dia sudah sangat berharap akan hal itu tapi tak ada hasil yang bisa dia dapatkan dari semua rapat yang terjadi.

"Aku akan memberikan mereka kesempatan"

Dan biarkanlah dia melakukan hal yang sudah dia pikirkan selama beberapa hari ini. Dengan ini dia bisa bernafas lega, walau dia tak tau apa yang akan di lontarkan para bangsawan dan menterinya "saya keberatan Yang Mulia Kaisar" sahut Duke dengan harapan bahwa ucapannya bisa di Terima

"Jangan bilang karena putrimu itu tunangan Putra Mahkota saat ini dan kau takut jika akhirnya Pangeran kedua atau Putri pertama yang mendapat tahta itu bukan" ucap seorang pria berjas hitam rapi dengan tatapan menatap Duke

Benar dugaannya, pasti hal ini akan terjadi lagi dan itu membuat Sang Kaisar merasa muak. Apakah mereka harus membahas hal ini terus-menerus, dan dia harus memutuskan semuanya sekarang. Bagaimana pun masih banyak tugas yang sudah dia tinggalkan karena masalah ini "aku tidak menerima penolakan apa pun, pangeran kedua dan putri pertama akan mendapat hak mereka sebagai anakku"

Kaisar mengatakan hal itu dengan suara lantang dan tatapan tajam mengarah pada semua orang yang hadir di sana. Dia tak mau jika harus mendengar penolakan saat ini, dan dia hanya butuh sebuah persetujuan atas apa yang dia inginkan sekarang. Sebagai seorang ayah dan seorang Kaisar dia harus bisa bersikap adil.

Walau mungkin saja ketakutannya sekarang akan menjadi kenyataan tapi dia tak bisa melarang hal yang sudah sepantasnya mereka dapatkan. Biarkan waktu yang menjawab dan menunjukkan siapa yang sebenarnya pantas. Dia hanya menjadi penghubung dari semua takdir itu jadi dia tak boleh terlalu bergerak semakin jauh lagi.

"Sekarang aku tak mau mendengar hal ini lagi" lanjut Sang Kaisar dengan raut wajah yang serius

Dan semua bangsawan yang hadir menjadi terdiam dengan raut wajah terkejut. Berbeda dengan para menteri yang menyambut hal sudah seharusnya terjadi. Dengan ini mereka tak perlu mengatakan hal-hal yang memang seharusnya tak mereka katakan. Tapi di balik semua itu Duke terlihat tak setuju, bahkan tangannya mengepal dengan wajah menunduk.

"Baiklah aku anggap kalian semua setuju dengan keputusanku" Sang Kaisar merasa senang, dengan begini tidak akan ada lagi keributan soal hal yang tidak patut mereka ributkan

"Lebih baik kita selesaikan masalah kekeringan di desa bagian barat perbatasan sekarang" lanjut Sang Kaisar sampai seorang pengawal mendekat dan memberikan sebuah tumpukan kertas padanya

Tangannya meraih dan langsung membaca setiap detail yang sudah dia baca dua hari yang lalu. Kekeringan yang terjadi saat ini di akibatnya karena tidak ada hujan dan sungai-sungai juga mengering. Kekeringan yang sudah terjadi empat hari ini membuat dirinya kebingungan. Sudah banyak hal yang dia lakukan tanpa persetujuan bawahannya tapi tak ada hasil yang bagus.

Bahkan banyak hal buruk yang semakin menjadi-jadi, apakah ini balasan atas kerajaannya yang sudah melupakan satu hal penting. Hal yang seharusnya mereka lakukan sebagai pemilik Kekaisaran ini, tapi mereka tak tau penyebab semua hal ini terjadi pada Kekaisaran Veddira.

Duke berdecak dengan tangan yang mengepal, apa kali ini dia akan kehilangan semuanya. Padahal dia sudah melakukan semuanya yang dia bisa, tapi hanya karena masalah sepele ini semuanya hancur tanpa keyakinan bahwa dia akan menang. Semuanya terasa buruk dan dia harus melakukan sesuatu jika tidak ingin semua ini terjadi pada dirinya.

"Bukanlah masalah ini bisa di selesaikan dengan penyihir" sahut seorang pria berbadan besar dengan kumis tipis di atas bibirnya

Kaisar terdiam namun tangannya menjatuhkan lembaran kertas itu di meja. Dengan tatapan lelah dia menyuruh pria bangsawan itu untuk membaca semua hal yang ada di lembaran kertas. Semua orang yang ada di sana langsung mengambil semua kertas itu. Tatapan meraka teralihkan pada suara Sang Kaisar yang terlihat sudah lelah dengan masalah kekeringan ini.

"Sudah banyak cara aku lakukan tapi tak ada hasil sama sekali bahkan keadaan semakin rumit sekarang"

"Bagaimana dengan bantuan pangan" tanya seorang mentri dengan tatapan menatap Sang Kaisar

"Tentu saja sudah, tapi semua itu tidak akan bisa bertahan lama" jawab Sang Kaisar

"Dan tentu kalian tau jika bukan itu saja masalah kita sekarang"

Jika mereka hanya terus mengandalkan bantuan pangan dan air bersih maka hal itu tidak akan bertahan lama. Bagaimanapun semua itu ada batasannya dan sekarang mereka masih bisa membantu tapi bagaimana satu minggu ke depan atau tiga hari ke depan. Apa masih bisa mereka membantu dengan keadaan yang seperti ini.

Walau tidak di lingkungan ibu kota tapi itu sudah memperburuk semua Kekaisaran dan hanya ada satu cara yang bisa mereka lakukan sekarang "aku akan minta bantuan kuil suci"


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C13
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login