Download App
2.92% The Miracle of Death / Chapter 12: Don't Say

Chapter 12: Don't Say

Hari terus berlalu, tidak ada masalah yang terjadi selama satu minggu sejak kejadian hari itu. Dan hari ini adalah hari libur bagi mereka bahkan para murid di sana memilih pergi untuk menikmati hari libur masing-masing. Tapi semua itu berbeda bagi si kembar, keduanya malah duduk di sebuah taman dengan caesar.

Hubungan pertemanan mereka menjadi lebih baik dari waktu ke waktu bahkan sekarang ketiganya terlihat makin akrab satu sama lain. Dan saat ini mereka tengah duduk bertiga dengan berbagai makanan yang sudah caesar siapkan. Tak hanya menjadi anak yang mendapat beasiswa, bahkan caesar bisa memasaknya dengan baik.

"Makanan ini sungguh lezat" gumam ramon dengan mulut yang penuh oleh makanan

"Benar sekali, bagaimana bisa kau masak dengan baik" sahut rimonda dengan cepat

Caesar hanya tertawa kecil melihat bagaimana kedua keturunan Kaisar itu malah makan dengan lahap. Tak ada yang membuat mereka canggung, bahkan caesar masih tak percaya bahwa mereka bisa sedekat ini. Sejak awal dia berpikir bahwa pertemanan ini tak akan bertahan lama. Tapi lambat laun mereka malah makin dekat dan sulit terpisahkan satu sama lain.

Walau begitu masih ada beberapa orang yang membicarakan soal mereka, si kembar yang memiliki darah Kaisar malah berteman dengan seorang rakyat miskin yang tidak memiliki keluarga. Tapi si kembar terlihat tak peduli soal rumor yang beredar, bahkan mereka memilih untuk mengabaikannya tanpa peduli soal hal itu.

Tapi caesar terus saja kepikiran akan rumor itu, bagaimana pun dua orang yang berteman dengannya tak bisa dia remehkan. Dan dia juga sangat yakin rumor yang beredar pasti akan lebih buruk dari waktu ke waktu "kau memikirkan apa?" tanya ramon menatap caesar yang tengah melamun

Tubuhnya sedikit berangkat ke atas dengan tatapan terkejut mengarah pada ramon. Sedangkan ramon dan rimonda malah kebingungan atas apa yang terjadi pada caesar sekarang "apa ada hal yang mengganggumu sekarang?" celetuk rimonda menatap manik biru cerah milik caesar

"Tidak aku hanya..."

"Jangan memikirkan hal yang tidak perlu, kau pasti masih kepikiran soal rumor itu" sahut ramon dengan cepat

Tangannya menggenggam sebuah roti isi dengan manik yang terus menatap caesar "karena hal itu tidak penting" lanjut ramon menyantap roti isi itu dengan santai

"Dari pada membahas soal itu, bukankah lebih baik kita membahas soal ujian nanti" ucap rimonda mengingat jelas bagaimana setiap dua minggu sekali akan ada ujian penggunaan sihir

"Benar sekali, aku jadi penasaran dengan warna sihirmu" sahut ramon menatap caesar yang merasa tak nyaman

"Bukankah semua orang akan penasaran dengan sihir kalian" ucap caesar membuat si kembar menghela nafas kasar

Kelakuan mereka memang tidak sopan tapi ini bukanlah istana yang harus menjunjung etika. Walau Sang Ratu mengatakan pada mereka untuk tidak membuat keributan dan melakukan hal menyusahkan tapi mereka tak peduli. Sejak awal keluar dari istana adalah hal yang sangat mereka nantikan. Dan sekarang mereka akan menikmati apa yang mereka dapatkan sekarang.

"Kau pasti sudah dengar soal kami" ucap rimonda dengan suara yang pelan

Rumor soal kekuatan si kembar yang baru muncul pasti sudah tersebar luas. Dan keduanya sangat yakin bahwa caesar juga mendengar rumor itu. Bukan maksudnya mereka meras tak senang, hanya saja rumor yang di sebarkan Putra Mahkota sangat buruk. Ada rumor yang mengatakan mereka menggunakan sihir gelap, padahal hal itu tidaklah benar sama sekali.

"Aku tak percaya rumor tapi aku percaya akan apa yang aku lihat" jawab caesar membuat si kembar terkejut "dari apa yang aku lihat kalian jelas memiliki kekuatan legenda itu, apa kalian merasa buruk soal itu" tanya caesar menatap si kembar yang terdiam

Jika di tanya, apakah mereka merasa terbebani dengan kekuatan ini jawabannya 'mereka tak tau'. Karena sejak awal mereka mendapatkan hadiah berupa sihir juga karena ada tugas yang harus mereka lakukan. Bahkan itu bukan tugas biasa yang bisa mereka lakukan dengan cepat dan baik. Tapi ini ada hubungannya dengan kekuasaan dan identitas mereka.

Mereka memang masih tak percaya dengan apa yang di katakan wanita yang mengaku dewi itu. Tapi mereka tak bisa melakukan apa pun selain menerima sebuah kesempatan. Kesempatan bagi mereka untuk membalas dendam dan juga membantu Sang Dewi melakukan tugasnya. Mereka kembali menghela nafas pelan, dengan raut wajah yang terlihat tak bersemangat.

Mereka pernah berpikir untuk mendapatkan kehidupan yang normal, tapi tak ada kehidupan yang normal di dunia ini. Dan mereka juga tak bisa membiarkan semuanya hancur begitu saja. Setelah mendengar cerita dari Sang Dewi mereka tak bisa mengatakan tidak selain mengatakan setuju. Sejak awal mereka sudah di incar untuk di jadikan pionnya. Tapi dengan imbalan kehidupan dan sihir membuat keduanya menjadi lebih setuju.

Walau begitu mereka akan melakukan semuanya dengan baik walau sejak awal mereka merasa kesal dengan semua ini "kalian tak apa?" tanya caesar menatap keduanya dengan tatapan bingung

"Kekuatan ini lebih besar dari dugaan, dan ini tidaklah gratis" ucapan rimonda membuat caesar bingung bahkan ramon sampai terkejut akan ucapan rimonda itu

"Apa maksudmu?" Ingatan soal rumor tentang sihir gelap si kembar membuat caesar takut jika hal itu benar terjadi

Tapi dia merasa tak yakin dan itu bukanlah hal yang mungkin di lakukan oleh anak berumur sepuluh tahun "apa kau tau susahnya mendapatkan sebuah kehidupan" sahut rimonda membuat ramon menyuruhnya untuk diam

Apa sebenarnya yang ingin rimonda katakan, kenapa dia seperti ingin mengatakan semuanya. Semua yang terjadi pada mereka berdua, dan hal itu membuat ramon takut. Jika akhirnya caesar akan meninggalkan mereka, ini bukan sebuah hal yang mudah tapi ini bukanlah hal yang sangat sulit untuk di lakukan. Ada cara tapi mereka masih belum bisa melakukan cara itu.

Perlu persiapan lagi sampai mereka benar-benar bisa melakukannya. Dan ramon merasa ini bukan saat yang tepat menyatakan semuanya "jangan!!" ucap ramon dengan pandangan tajam mengarah pada rimonda

Rimonda kembali menghela nafas membuat ramon makin takut, sedangkan caesar malah makin penasaran dan juga takut jika apa yang dia pikiran saat ini benar terjadi "kami di bunuh" ucap rimonda membuat ramon menariknya

Tatapan ramon menajam, sedangkan rimonda sendiri terlihat tak peduli dan hanya terkekeh pelan "kau kenapa kak, bukankah itu kenyataan bahwa kita di bunuh" teriak rimonda membuat ramon memeluknya kuat

Apa rasa sakit itu muncul lagi, apa rimonda kembali jatuh ke dalam sebuah masa lalu yang buruk. Kenapa harus seperti ini sampai caesar mendekati mereka.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C12
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login