Download App
80.95% FROM SEX TO LOVE 2 / Chapter 34: Part. 2/Bab. 22 Janji.

Chapter 34: Part. 2/Bab. 22 Janji.

Karena Risma terus saja bertanya kapan dia akan dinikahi, akhirnya Bayu pun menjawab pertanyaan tersebut.

"Baiklah, kalau kamu memaksa, besok aku akan menikahimu." kata Bayu sembari mencolek-colek lubang pusar perut Risma.

Mendengar jawaban dari Bayu tersebut, Risma langsung melongo.

"Ha!."

Dan seketika itu pula, Risma langsung mengambil centong yang berada di atas meja dapur tersebut, lalu memukul kan centong itu kearah kepala Bayu yang sedang berada di atas pundaknya, ia memukulnya tanpa melihat kearah tersebut.

"Thuk!." bunyi pukulan centong yang di pukulkan oleh Risma.

Pukulan dari centong tersebut tepat mengenai kening Bayu, walaupun tidak terasa sakit, tetapi pukulan itu sempat membuat Bayu kaget.

"Aduh!." ucap Bayu dengan spontan saat centong tersebut mendarat di keningnya.

"Kok, kamu malah memukulku sih, Yank ...?." tanya Bayu sembari mengelus-ngelus keningnya yang dipukul centong oleh Risma.

"Kamu, suka ngasal kalau ngomong!." cletus Risma sembari kembali mengaduk-ngaduk tumisannya.

Mendengar apa yang telah di ucapkan oleh Risma, Bayu justru tersenyum.

Iya, Bayu tersenyum pada saat itu, dia tersenyum sembari menggerakan tangannya yang sedang mengelus-ngelus perut Risma.

Tangan tersebut perlahan merayap ke atas dan meraih payudara Risma, kebetulan Risma tidak memakai "Bra" pada waktu itu, mungkin dia lagi buru-buru sehingga tidak menyempatkan diri untuk memakai "Bra" terlebih dahulu.

Setelah tangannya meraih payudara tersebut, Bayu meraba-raba payudara tersebut dengan jari jemarinya, dan sesekali memelintir-lintir puting payudara tersebut dengan pelan dan penuh perasaan.

Saat tangan Bayu tengah asik bermain dengan payudaranya, tentu saja, Risma tidak menolaknya, karena Risma merasa sangat nyaman dengan raba-raba mesra yang di lakukan oleh jari jemari Bayu yang lembut tersebut.

Saking lembut dan mesranya, sehingga aksi yang dilakukan oleh Bayu tersebut mampu membuat Risma menengadahkan kepalanya untuk sesaat, dan lalu kembali menunduk .

"Sayank ...."  Bayu memanggil Risma sembari memelintir-lintir puting payudara tersebut.

"Iya sayank ...." sahut Risma sembari menikmati rasa geli di sekujur payudaranya dan terus mengaduk-aduk tumisannya.

"Kalau anak kita lahir nanti, kamu akan kasih nama siapa?." tanya Bayu sembari meremas-remas payudara yang sedang dimainkan olehnya tersebut.

"Kita ...?!. Kan, kamu baru semalam meniduriku." kata Risma sembari terus mengaduk-ngaduk tumisannya yang hampir matang dan pura-pura tidak tau dengan kejadian beberapa bulan yang lalu, disaat dia dan dirinya sedang mabuk.

Mendengar perkataan Risma tersebut, seketika itu, Bayu langsung gugup, dan sembari meremas-remas payudara Risma yang telah dimainkan olenya dengan pelan tersebut, ia berkata.

"Em ..., sebenarnya ..., malam itu aku ...." kata Bayu dan lalu berhenti sejenak untuk berpikir.

Karena Bayu tidak kunjung melanjutkan ucapannya, lalu Risma bertanya padanya.

"Kamu kenapa ...?, sakit ...?." tanya Risma yang tidak sabar menunggu apa yang ingin Bayu katakan padanya.

"Kok, sakit sih ...." sahut Bayu.

"Lha terus, kamu kenapa ...?".tanya Risma.

"Ingat nggak, kejadian beberapa bulan yang lalu, yang kita sedang berpesta karena ulah Dewi, dan kita mabuk, ingat nggak?. " tanya Bayu sembari mengelus-ngelus payudara Risma.

Ya, waktu itu Bayu hanya mengelusnya sembari tetap memeluknya dari belakang, dia tidak berani meremas-remas payudara tersebut, dia takut Risma marah akan kejujurannya, yang akan segera ia katakan kepada Risma dengan jujur sejujur-jujurnya. Lalu ....

"Ingat ...." sahut Risma dengan lembut.

"Sebenarnya waktu kejadian malam itu, kamu telah membawaku ke kamarmu, kamar, yang sekarang telah menjadi kamar kita." kata Bayu sembari mengelus-ngelus payudara Risma.

"Terus?." tanya Risma sembari mencicipi masakannya yang masih terus diaduk-aduk olehnya.

"Aku tidur seranjang denganmu, dan ..., waktu itu ..., aku hilaf." ucap Bayu sembari mengelus-ngelus payudara Risma.

"Lalu?." tanya Risma sembari mengaduk-ngaduk tumisannya yang baru saja di tambah dengan sedikit garam olehnya, karena menurutnya, tumisan tersebut kurang asin.

"Waktu itu, aku ..., menyetubuhi mu, Sayank. " kata Bayu sembari memeluk erat Risma dari belakang.

"Terus?." tanya Risma sembari tersenyum dan kembali mencicipi tumisan nya.

"Kok, teras terus mulu sih, bukannya syok, kaget atau marah, gitu!." kata Bayu yang perlahan-lahan merenggangkan pelukannya saat memeluk Risma dari belakang tersebut.

"Ya ..., karena aku sudah tau!." ucap Risma sembari kembali mencicipi tumisan nya yang, entah kurang apa itu, karena menurutnya tumisan itu masih saja hambar setelah beberapa kali ia mencicipinya.

Mendengar ucapan Risma tersebut, seketika itu pula, Bayu kaget dan tercengang.

"Hah, kamu, tau dari mana ...? kan, kamu tertidur waktu itu." kata Bayu sembari perlahan-lahan melepaskan pelukannya.

Melihat reaksi Bayu yang terkejut usai  mendengar apa yang telah ia katakan tadi, membuatnya terkekeh lirih.

"He he he he ...."  Risma terkekeh lirih dan lalu berkata.

"Aku hanya pura-pura tidur waktu itu." ucap Risma sembari tersenyum.

Lagi-lagi Bayu dibuat tercengah usai mendengar apa yang telah diucapkan oleh Risma tersebut.

"Aih ..., curang kamu!." ucap Bayu sembari kembali memeluk Risma dari belakang dan lalu menggelitiki perut Risma hingga dia kegelian.

"Ha ha ha ha ...., udah Sayank, geli Yank. " kata Risma sembari tertawa kegelian saat digelitiki oleh Bayu.

Karena Risma merasa kegelian saat ia gelitiki, lalu Bayu segera menghentikan gelitikan nyatersebut dan kedua tangannya kembali merayap dan meraih kedua payudara Risma. Lalu ....

"Nggak enak tau, Yank, waktu itu!, aku harus menahan desah, kurang greget, kurang los!, ha ha ha ...." kata Risma dan lalu tertawa.

Ketika mendengar apa yang telah dikatakan oleh Risma tersebut, seketika itu pula Bayu juga tertawa, dan itu berarti mereka sama-sama tertawa pada waktu itu.

"Ha ha ha ha ...."

Usai tertawa bersama, Risma kembali fokus ke masakan nya yang dirasa masih hambar, sedangkan Bayu tengah kembali asik bermain-main dengan kedua payudara Risma sembari melihat dan menemaninya memasak. Lalu ....

"Sayank ...." Bayu memanggil Risma.

"Iya, Sayank ...." sahut Risma dengan lembut saat Bayu memanggilnya.

"Jaga baik-baik anak kita ya ..., aku akan menuruti semua keinginan kamu, asal ..., kamu terus menjaganya. " kata Bayu sembari memainkan jari bergerak memutar di puting payudara Risma.

"Baiklah ..., aku akan menjaganya, tapi ...." kata Risma dan ada tapinya.

Mendengar Risma berkata "tapi", seketika itu pula, Bayu langsung bertanya padanya.

"Tapi apa?." tanya Bayu yang langsung menyahut ucapan Risma karena kata "tapi" yang telah diucapkan olehnya.

"Ada syaratnya ...." kata Risma sembari menambahkan sedikit penyedap rasa di masakannya.

"Apapun syaratnya!, akan akulakukan!, demi anak kita!." kata Bayu dengan tegas.

"Yakin ...?." tanya Risma.

"Yakin!, seyakin, yakinnya!." kata Bayu dengan tegas dan penuh keyakinan.

"Janji?." tanya Risma sembari mengacungkan jari kelingkingnya.

"Aku berjanji!." kata Bayu dengan tegas sembari mengaitkan jari kelingkingnya di jari kelingking Risma yang telah di acungkan kepadanya.

Merekapun akhirnya kembali membuat janji, lalu ....

"Baiklah, mulai hari ini, setiap malam kamu harus memberiku jatah, tanpa terkecuali!, dan itu berlaku selama satu bulan, paham?!." kata dan tanya Risma dengan sangat tegas.

Mendengar persyaratan yang diajukan oleh Risma tersebut, seketika itu pula, Bayu justru dibuat bingung oleh Risma.

"Emangnya harus begitu ya?, apa nggak kasian sama anak kita?." tanya Bayu yang lebih memikirkan janin yang sedang di kandung oleh Risma dengan syarat yang diajukan Risma tersebut.

"Ya, harus lah!, kasian gimana?, ya, justru bagus!, kan, kita bikinkan jalan buat si baby." kata Risma.

Mendengar apa yang telah dikatakan oleh Risma tersebut, akhirnya Bayu menyetujui persyaratan yang diajukan olehnya.

"Baiklah ..., iya ...." ucap Bayu.

Mendengar apa yang telah diucapkan oleh Bayu, Risma pun tersenyum sembari mengaduk tumisan yang sedang iya masak tersebut dan sudah beberapa bumbu telah ia masukan kedalam masakannya.

Disaat Risma yang sedang sibuk mengaduk-aduk tumisannya tersebut. Bayu justru perlahan-lahan menggerakan kedua tangannya tersebut turun dari kedua payudara Risma dan meraba-raba perut Risma dengan pelan dan perlahan, hingga raba'an tangan Bayu diperutnya tersebut membuat Risma kembali merinding disco.

Setelah meraba-raba perut tersebut dirasa cukup oleh Bayu, lalu dengan perlahan tangan tersebut merayap kebawah dan masuk kedalam celana dalam nya Risma.

Pada saat tangan Bayu tengah berada di dalam celana dalamnya tersebut, Risma membiarkannya, karena menurut Risma itu enak, dan Risma justru malah menikmatinya. ( Alamak, ora puas-puas iki si Risma.)

Karena Risma tidak mengtikan ataupun menolak saat tangan nya menerobos masuk kedalam celana dalam tersebut, lalu dengan tangan kanannya, Bayu memainkan dan mengelus bulu-bulu halus kemaluan Risma, yang sedikit agak keriting itu (bergelombang) dengan pelan dan lembut.

Dan dengan tangan kirinya, Bayu memainkan jari tengahnya, dengan posisi membelah kemaluan Risma dari atas, sejajar dengan kedua bibir lubang kemaluan tersebut, dan tepat berada di antara kedua bibir lubang kemaluan tersebut.

Kemudian Bayu memainkan ujung jarinya memutari bibir-bibir lubang kemaluan tersebut, tanpa merubah posisi pangkal jari itu beserta tangannya.

Semakin lama Bayu menggoyangkan jarinya mengitari bibir-bibir lubang kemaluan tersebut, Risma semakin merinding disco. Sehingga Risma yang tadinya fokus mengaduk-aduk masakannya, seketika itu pula, dia langsung menghentikan gerakan tangannya, dan menaruh spatula yang sedang dipegangnya untuk mengaduk-aduk tumisannya tadi.

Setelah menaruh spatula tersebut. Sembari menikmati jari jemari Bayu yang sedang bermain di daerah kemaluannya tersebut, perlahan-lahan Risma menengadah kan kepalanya, hingga seakan-akan terlihat seperti sedang menyodorkan lehernya. Hal yang telah dilakukan oleh Risma itu pasti justru akan mempermudah Bayu yang sedang bersandar dipundaknya tersebut, lebih mudah untuk Bayu menggigit lehernya.

Ya, benar!, karena, saat Bayu melihat Risma tengah menengadahkan kepalanya tersebut, dengan spontan dia langsung menjulurkan lidahnya, dan menjilati leher tersebut sembari memainkan jari jemari nya yang berada di kemaluan Risma.

Tidak hanya itu saja, sebenarnya Bayu ingin memasukan jari tengah nya kedalam lubang kemaluan tersebut, namun sedikit kesulitan karena terhimpit oleh kedua paha Risma, dan hanya bisa mamasukannya sedikit saja, sekitar satu ruas jari tengah.

Karena Risma juga merasakan ujung jari tersebut telah masuk kedalam lubang kemaluannya, akhirnya Risma justru memberikan jalan, agar jari tersebut bisa segera amblas kedalam lubang kemaluannya yang sudah terasa gatal dan becek tersebut, akibat dari ulah Bayu yang memainkan jari jamarinya tadi. Lalu dengan perlahan Risma menggeser kedua kakinya, dengan merenggangkan kedua kaki tersebut, membuat lubang kemaluannya lebih terbuka dan sedikit menganga.

Merasa Risma telah meresponnya,

Bayu segera memasukkan jari tengahnya kedalam lubang kemaluan tersebut dengan perlahan, hingga jari tersebut benar-benar amblas ke dalam lubang kemaluan tersebut.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C34
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login