Cia yang sudah selesai memakan cemilan dan minumannya tertidur pulas. Sedangkan Bianca yang berada tidak jauh dari Cia perlahan kesadarannya sudah mulai kembali. Bianca menatap sekelilingnya mendapati Cia juga ada di sana merasa lega.
Bianca mendudukkan diri dia lalu ia menepuk-nepuk pipi Cia. "Cia, bangun. Anak Mama," kata Bianca.
Cia mengucek matanya. "Eumm, Mama ganggu tidur Cia aja," rengek Cia.
"Sayang, kita ada di mana? Ini kamu kok bisa tidur pulas?" tanya Bianca.
"Ohh, kita mau diajak main sama uncle siapa ya nama unclenya Cia lupa," jawab Cia dengan polosnya.
"Cia, kita harus kabur dari sini," kata Bianca.
"Ini pasti gara-gara ulah Gilbert. Berhutang di mana lagi dia," gumam Bianca mengepalkan tangannya.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu dari luar terdengar. Tidak lama pintu itu terbuka menampilkan seorang pengawal yang memiliki tatto naga di leher.
"Nyonya, kita udah sampai. Ayo kita turun," kata pengawal itu.
"Kau siapa?" tanya Bianca.