Download App
10.62% Cinta Sang Malaikat Penjaga / Chapter 41: TEMPAT KAMI, ATURAN KAMI

Chapter 41: TEMPAT KAMI, ATURAN KAMI

Makhluk kerdil itu menatap ke arah Raine dan Hope secara bergantian dengan kedua mata hijaunya, yang terlihat terlalu besar untuk wajahnya yang kecil.

"Sekarang katakan padaku apa yang dimaksud dengan pernyataan darimu sebelumnya bahwa aku memiliki hati yang ternoda?" Raine berkata dengan tidak sabar. Ia sudah bertanya-tanya tentang apa yang akan menjadi jawabannya sejak pertemuannya yang mengganggu dengan makhluk menyeramkan ini. Jika Serefina tidak menghentikannya atau ia memiliki keberanian yang sama besarnya saat itu, seperti apa yang ia miliki sekarang, Raine tidak akan tertinggal tanpa mendengar jawabannya pada hari itu.

"Pertama-tama, biarkan aku bertanya kepada kalian berdua." Makhluk kerdil itu menatap ke arah Hope dan Raine dengan senyuman yang licik di bibirnya. "Apa kalian masih merasa ada masalah dalam mengendalikan kekuatan yang kalian miliki? Sejauh mana kalian berdua sudah mengembangkan kemampuan kalian?"

Ketika Raine hendak menjawab, makhluk kerdil itu mengangkat tangannya. "Ayo dengar dari dirimu dahulu." Ia berkata dan mengangguk ke arah Hope.

Hope menatap ke arah Raine dan kerutan yang ada di kedua alisnya menunjukkan bahwa ia tidak merasa begitu yakin dengan membicarakan hal itu kepada si makhluk kerdil.

"Apa kau berpikir bahwa aku memiliki hati yang ternoda juga?" Hope bertanya, menyilangkan kedua lengannya di hadapan dada.

"Ya," Makhluk kerdil itu mengangguk dengan sedalam-dalamnya.

"Kenapa kau berpikir begitu?" Hope bertanya lagi. Ia tidak ingin memberikan informasi yang tidak perlu kepada seseorang yang tidak begitu ia kenal, sementara Raine tidak ingin ikut campur dengan apapun yang Hope percayai.

Jika Hope tidak percaya dengan makhluk kerdil itu, ia tidak akan memintanya untuk percaya hal yang sebaliknya, tapi sekali lagi, Serefina sudah pergi dan Lilac tidak berada disini untuk bisa membantu, maka dari itu hampir tidak mungkin untuk menemukan seseorang yang bisa mengajari atau menuntun mereka mengenai kekuatan apa yang mereka miliki.

Maka, kemunculan makhluk kerdil ini sangat tepat waktu.

Raine sudah sangat putus asa untuk memahami bagaimana cara mengendalikan kekuatannya dengan benar. Itu hanya sebuah keberuntungan bahwa ia bisa mengendalikannya ketika Chiron hendak membunuh Lilac. Namun, ia menyadari bahwa ia tidak bisa selalu bergantung dengan sesutau yang disebut dengan keberuntungan.

"Aku bisa melihatnya." Makhluk kerdil itu mengangkat kedua bahunya.

Ia berpakaian dengan sangat berbeda dengan terakhir kali saat Raine bertemu dengannya, kali ini ia mengenakan jubah berwarna bitu gelap yang terlihat lebih besar dari sosoknya yang kecil.

"Itu tidak menjelaskan apapun." Hope berkata, menyipitkan kedua matanya.

"Ya, karena kau menolak untuk menjawab pertanyaanku, mari lakukan dengan cara yang lain. Kenapa aku tidak mengatakan saja hal yang telah kau lakukan dan kau katakan jika itu benar atau tidak, untuk memudahkan semuanya di antara kita." Senyuman yang licik di bibir makhluk kerdil itu hanya menjadi semakin lebar dan lebih lebar lagi saat ia terus berbicara seakan ia mengetahui segalanya.

"Kau adalah guardian angel yang bisa melihat roh, apa aku benar?" Ia bertanya kepada Hope. Hope tidak mengatakan apapun, tapi dari ekspresi yang ada di wajahnya, ia tahu bahwa ia mengatakan hal yang benar. "Kau adalah seorang guardian angel yang bisa mengendalikan waktu." Ia menatap ke arah Raine, "Dan yang baru saja pergi tadi bersama dengan sang Raja adalah guardian angel yang bisa mengendalikan alam."

Senyuman licik makhluk kerdil itu berubah menjadi senyuman yang angkuh saat ia terlihat sangat bangga dengan dirinya sendiri.

"Poinmu adalah?" Hope bertanya dengan tidak sabar. "Hampir semua orang mengetahui hal itu dan itu tidak membuatmu terlihat lebih mengetahui hal itu dari orang lain."

"Tapi, apa mereka tahu bahwa kau mendengar sesuatu dari bawah sungai beku?" Makhluk kerdil itu mengingatkan Hope mengenai kunjungan terakhirnya dengan Serefina dan Lilac ke sungai apricity. Disana, ia memang mendengar sesuatu.

Dan kemudian ia mengalihkan tatapannya kepada Raine. "Atau, apa kau pernag bertanya-tanya kenapa hanya kalian berdua, sang Raja, Lilac, para penipu, sang Alpha dan sang Gamma, yang masih bisa bergerak ketika kau menghentikan waktu?"

Makhluk kerdil itu menujukan ke hari disaat Riane menghentikan waktu saat penculikan Lilac terjadi.

"Bagaimana bisa kau mengetahui hal itu?" Hope menyipitkan kedua matanya, ia merasa sangat yakin bahwa pada saat itu tidak ada orang luar yang hadir dan bisa memberitahukan informasi itu kepada orang kerdil ini.

"Aku memiliki caraku sendiri untuk bisa mendapatkan informasi sayang," Ia berkata, terkekeh dengan sangat mengerikan. "Sekarang, apakah kau percaya padaku?"

Hope dan Raine saling menatap dan saat mereka bertukar tatapan, makhluk kerdil itu berkata lagi.

"Aku tahu kemampuanku dan kau akan membutuhkan aku disini." ucapnya, sementara ia mengambil tas punggungnya yang sudah ia bawa dan mencari sesuatu dari dalam tas itu. "Ambil ini untukmu."

Orang kerdil memberikan Raine dan Hope satu koin tembaga pada mereka masing-masing, namun hal ini hanya menambahkan kebingungan mereka. Apa yang ia maksud dengan hal ini?

"Itu akan cukup untuk membayar uang sewaku disini, bagaimana pun masih ada banyak informasi yang bisa kau berikan kepada kalian. Aku tidak akan tinggal secara gratis, maka dari itu, mari merasa nyaman satu sama lain." orang kerdil itu kemudian memakai kembali tas punggungnya, "Aku akan menemukan ruangan untuk diriku sendiri di dalam istana ini, kau tidak perlu merasa tergangu denganku."

Setelah mengatakan hal itu, orang kerdil mulai berjalan menjauh dari kedua guardian angel.

Namun, sebelum ia bisa melangkah lebih jauh, Hope mengulurkan tangannya dan menarik orang kerdil itu kembali ke tempat dimana ia berdiri sebelumnya. Aksi kurang ajar ini membuat Raine terkesiap karena terkejut dan para lycan, yang sedang memperhatikan mereka, menjadi sangat berwaspada.

"Kau tidak akan pergi kemanapun hingga kau mengatakan kepada kami apa yang kau maksudkan dengan; kami memiliki jiwa yang ternoda." Hope meraih jubah bagian belakang milik si orang kerdil dan tidak melepaskannya bahkan saat ia mencoba untuk melepaskan diri. "Katakan padaku terlebih dahulu atau aku akan meminta Torak menendangmu dari tempat ini."

"Torak bukanlah pasanganmu!" Orang kerdil itu merasa kesal dengan perlakuan dari Hope kepadanya.

"Tapi, aku tidak merasa bahwa dia akan menolak ide itu." Hope berkata dan membuat makhluk kerdil memutar balik tubuhnya untuk menatap ke arah Torak dan Kace. "Tidak bisakah kau melihat mereka? Terlihat sangat tergoda untuk menendangmu keluar dari pandangan mereka."

Raine terkekeh ketika ia melihat cara Hope untuk menghadapi hal ini, jika itu adalah dirinya, ia akan setuju dengan apapun yang ingin makhluk kerdil itu lakukan.

"Aku tidak suka padamu!" Makhluk kerdil menatap dengan tajam ke arah Hope dan mencoba untuk menggigitnya.

Namun, Hope bergerak dengan sangat cepat dan mendorong makhluk kerdil itu untuk menjauh darinya hingga ia terjatuh ke atas tanah.

"Apa kau pikir kami suka padamu? Kau datang muncul entah dari mana dan mengatakan hal yang tidak masuk akal dan sekarang kau ingin kami untuk mengikuti aturanmu?" Hope mengangkat kedua alisnya dengan tidak percaya.

Makhluk kerdil itu menatap ke arah Raine, meminta bantuan.

"Tempat kami, aturan kami." Raine berkata dengan sederhana.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C41
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login