Download App
87.23% ueueue / Chapter 41: accident#41

Chapter 41: accident#41

Nyatanya, selama tiga tahun Sing kuliah, tentu saja banyak yang mengganggu hubungan mereka.

Max pun merasa begitu, apalagi banyak orang baru yang ia temui.

Di anniv mereka yang pertama, Max membawanya menuju kampung keluarga besarnya yang ada di Toronto. Tentu saja keluarga besar mereka menyambut dengan senang.

Di anniv kedua, giliran Sing yang membawa Max menuju tempat tempat spesial yang sering ia kunjungi ketika kecil.

Dan di anniv ketiga kemarin, Sing dibawa ke Alaska untuk berjalan jalan, dan disaat menyempatkan untuk mengunjungi rumah nenek Max yang ada di Bogor, pertanyaan yang sering ditanyakan pun muncul.

Kapan knotting?

Dan Max menjawabnya dengan wajah wajah mesum membuat Sing menaboknya.

Ada ada saja.

Mereka menjalaninya dengan beraneka ragam cerita, hingga sekarang dimana hari yang ditunggu tunggu oleh Max maupun Sing.

Hari wisuda nya.

Sing sudah menyelesaikan studynya tepat waktu, bersama dengan Chimmon dan Perth. Sedangkan Purim masih sibuk mengurus skripsi dan koasnya.

Sing sudah mempersiapkan semuanya dari jauh jauh hari. Tetapi satu yang sangat ia sayangkan,

"Aa' gak bisa ontime sayang"

"Yah? Serius?" Max mengangguk. Ia sedang memiliki jadwal flight di hari itu juga.

"Aa' dateng, cuma paling setelah Harit selesai, gak papa ya?" Sing cemberut, ia lalu menatap Max pasrah.

"Yaudah deh" jawabnya setengah tak rela.

"Sayangnya Max jangan pundung dong, kan aa' pasti dateng, cuma lambat aja" ujar Max membujuknya seraya mencubiti pipinya.

Hal itu lah yang membuat Sing kecewa, Max tidak bisa datang tepat waktu.

Oleh karena itu sejak tadi hingga sekarang ia duduk di aula acara, ia masih saja cemberut sampai Chimmon heran melihatnya.

"Udah wisuda bukannya hepi ni bocah, napa sih?" Bingungnya.

"Ooh atau jan jangan si Max--"

"Max belom dateng" potongnya. Ia lalu menatap ponselnya, masih belum ada notifikasi apapun.

"Flight dari mana emang?"

"Dari palembang" jawabnya lesu.

Chimmon menepuk bahunya pelan lalu membujuknya lagi. Lelaki kecilnya Max itu lucu sekali kalau sedang merajuk.

"Bentar lagi nyampee, otw dia. Dah sekarang kita ke depan aja, dah pada nunggu yang lainnya" ujar Chimmon lalu menarik lelaki dengan seragam wisudanya itu keluar.

Benar saja, di luar sudah ramai yang menunggu para wisudawan termasuk beberapa teman teman mereka.

"Lah bro, congrats ya. Udah wisuda aja, apakabar gue masi macet di jalan" ujar Nanon sambil menepuk bahu Sing dan juga Chimmon.

"Lagian, lu lelet banget. Kerjaannya sunmori mulu, mati tau rasa lu" ujar Sing pedas membuat Nanon menatapnya dramatis.

"Astaga bebs, kenapa kamu sejahat itu??" Dramatis nya membuat Sing menatap nya datar.

"Maklum, pawangnya belom dateng" ucap Chimmon membuat Nanon mengangguk paham.

"Pantes ae"

"Btw bro, lu asik cemberut gitu kaga nyadar ntuh meyah meyah masik gelep banget?" Sindir Jj membuat Sing mengusap rahang dan lehernya.

"Ganas banget Max nya" saut Marc membuat yang lain mengangguk setuju. Sing hanya cemberut sedaritadi.

"Mending kita nongki dulu lah ya, sabi kan?" Ajak Ohm membuat yang lainnya mengangguk setuju.

Hal ini harus dirayakan bagi Ohm, tetapi,

"Gue gaikut" sergah Sing membuat mereka menatapnya.

"Napa??"

"Max belum dateng" ujarnya sambil membuka ponsel.

"Nanti lu sharelock aja ke dia, biar nyusul aja" saran Chimmon.

"Yaudah" jawabnya masih dengan merajuk. Ia lalu ditarik Jj untuk di rangkul, dan merekapun meninggalkan area kampus menuju cafe.

"Apaan woey napa jadi kesini dah?" Bingung Perth saat baru saja datang ke alamat yang diberikan Ohm.

Marc menariknya untuk duduk disampingnya.

"pengen aja gitu, lagian yang lain setuju aja" jawab Nanon.

Sing tak peduli, ia sudah mabuk berat dan sedang tertidur di meja membuat Jj menggeleng pelan.

"Ni bini orang kalo pundung gini amat dah" ujarnya seraya menggeleng.

Lama mereka berbincang, seseorang datang dengan tergesa masih dengan seragamnya, mencari keberadaan mereka.

"Oit Max!!" Panggil Chimmon sambil melambai padanya.

Lelaki jangkung itu menoleh, lalu segera mendekati mereka dengan buru buru.

"Astaga bini gueee!!" Heboh nya saat melihat lelaki dengan seragam hitam putihnya tengah menelungkupkan kepala di meja.

Ia lalu segera mengambil duduk di samping Sing.

"Lu bener bener baru nyampe?" Tanya Purim.

"Iya, itu pun ampe gue skip checklist tadi" jawabnya.

"Sing merajuk terus daritadi tuh, makanya minum nya banyak" lapor Nanon membuat Max menatap Sing.

"Ya gimana, gue gak boleh cuti walaupun beberapa hari doang, lagi musim liburan soalnya" ujarnya memberi alasan.

Mereka mengangguk paham. Memang konsekuensi nya begitu, jadi harus rela hari hari spesial begini kadang terlewatkan karena pekerjaan.

"Je, bini lu ada di bandara tadi, habis landing dari jakarta" ujar Max pada Jj.

"Seriusan? Kaga bilang tuh bocah kalo ada flight juga" ujarnya sambil membuka ponsel.

Mereka semua tahu dan paham, kenapa Max tidak Minum sama sekali.

Max alergi alkohol, wkwk.

Jadi ia tak bisa meminumnya, kalau tidak bisa bisa muntah darah lagi seperti waktu dulu.

Mereka berbincang bincang, hingga akhirnya Sing terbangun, dan langsung menatap Max.

"Aa' " panggilnya serak sambil menarik tangan Max.

Empunya menoleh, lalu segera merentangkan tangannya.

Sing bangkit dari duduk, lalu dengan mata menyipit ia berhasil duduk di pangkuan Max ala koala.

Ia lalu dengan santai kembali tertidur membuat Chimmon menatapnya gedeg.

"Yeu, ni bocah bukannya bangun malah tidur lagi" ujarnya heran.

Max mengelus rambut dan punggung istrinya itu sambil mengucap maaf dalam hati. Ia benar benar sedih karena tak bisa hadir tepat waktu di acara wisudanya.

"Brat, gue balik duluan ya" ucap Max sambil bangkit berdiri dengan menggendong Sing sesuai posisi tadi.

"Yaudah. Abis ini lu ada flight lagi?" Ucap Marc membuat Max menggeleng kecil.

"Kaga ada" jawabnya.

Ia lalu membawa Sing pulang ke penthouse, agar keduanya bisa beristirahat dengan cepat.

Max pun lelah, ia tidak hanya memiliki flight sekali saja hari ini, sejak jam 11 malam ia memulai penerbangan nya seperti biasa, maka dari itu ia kelelahan juga.

Setelah sampai di penthouse, Max segera membantu Sing membersihkan badannya termasuk ia.

"Aa', laper" keluh Sing yang saat ini berada di gendongan Max yang sedang membuka ponselnya.

Ia lalu meletakkan itu, dan menatap lelaki kecil berkaus ungu susu dengan bokser hitam di gendongannya itu.

"Laper? Mau gofood aja?" Tawar Max membuat Sing mengangguk.

Baru saja hendak mengambil ponselnya lagi, bel di penthouse itu berbunyi membuat Max segera pergi ke pintu dan membukanya.

"Oh mamah, masuk mah" ujarnya sambil membawa Mamah memasuki penthousenya.

"Dedek baru selesai mandi?" Tanya mamah sambil meletakkan paper bag dan juga tas jinjingnya di sofa.

"He'um" jawab Max sambil mengangguk. Ia lalu mendudukkan dirinya di samping mamah, sambil membuka aplikasi gojek.

"Oh iya dedek, ini mamah bawa banyak makanan tadi masak di rumah" ujar mamah sambil membawa paper bag nya menuju minibar.

" oh mamah bawa? Yaudah deh Dedek gausah go food" ujar Max.

"Iyaa, belum makan kan? Ayo makan" ujar mamah membuat Max bangkit, lalu menyentuh pelan pipi chubby Sing.

"Sayang, bangun. Mau makan kan?" Ujarnya sambil menepuk pipi Sing.

Empunya masih belum bangun, ia pun lalu menepuk punggungnya.

"Sayang, Harit. Ayo bangun makan dulu" ujarnya sedikit keras membuat Sing terbangun dan mengusap matanya.

Mamah yang memerhatikan mereka hanya bisa gemas disana.

"Aa' udah pesen go food?" Tanyanya sambil mengeratkan pelukannya.

" melek dulu sayang, itu ada mamah" jawab Max membuat Sing membuka matanya dan mencari keberadaan mamah.

"Mamah?" Tanyanya membuat mamah menyahuti.

"Kenapa mantu mamah? Ayo sini makan" ujarnya.

Sing lalu meminta turun, ia lalu dengan mengantuk mendekati mamah dan memeluk nya dari samping.

Lelaki ini juga manja pada mamah.

"Mantu mamah kalo sama Max wangi nya ucul gini yah, bau bedak bayi" ujar mamah.

"Udah gitu ketambah feromonnya mah, nambah kek bayi" ujar Max lalu segera mendudukkan dirinya di kursi.

"Bau bayi gini Harit uda gede ya" sangkalnya sambil duduk di kursi.

" iya, udah cocok punya bayi" ujar mamah membuat Sing memerah malu.

Max hanya tertawa melihatnya. Lucu sekali.

_________________________________________


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C41
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login