Download App
9.91% Suami Pungutan Mama / Chapter 36: Luka Memar

Chapter 36: Luka Memar

Mobil langsung terhenti dengan rem cakram yang ditekan penuh, akibat Kimberly yang menyuruh Kevin untuk berhenti mendadak. Setelah itu Kimberly membuka pintu dan berlari menghampiri Khaibar tanpa menunggu Kendrick atau Kevin terlebih dahulu, padahal keduanya memanggil-manggil namanya. Tapi tak diperdulikan oleh Kimberly, dia sungguh Khawatir kepada Khaibar yang terus berkelahi dengan lelaki pengintip itu.

"Khai ... Khai ... awas Khaiiii!" teriak Kimberly saat melihat Khaibar akan ditusuk pisau oleh Koko. Koko yang melihat Kimberly datang dia takut kalau kedoknya akan terbongkar, dia pun mendorong Khaibar dan melarikan diri kembali.

Khaibar pun ingin mengejarnya kembali, tapi Kimberly langsung menghalanginya dengan mencekal tangannya. "Eits, kamu mau ke mana, Sayang? Sudah biarkan saja! Apa kamu mau menghancurkan mukamu? Lanjutkan saja kalau iya." Kimberly langsung melepaskan Khaibar, alisnya diangkat dan diturunkan menunggu keputusan Khaibar apakah akan mengejar atau mendengarkan perkataannya. Malah ternyata Khaibar tersenyum seperti orang tidak waras.

"Apa kamu bilang? Sa—sayang? Coba ulangi lagi," ucap Khaibar dengan cengengesan. Telinganya diangkat dengan tangan kanannya berharap Kimberly mengulangi lagi, tapi Kimberly hanya melengos dan tak memperdulikan Khaibar lagi, ia hanya tersenyum tipis di belakang Khaibar.

"Kim ... ayo ucapkan lagi ..." rengek Khaibar dengan bergelayut manja di bahu Kimberly. Kimberly hanya menggeleng lalu menyangkalnya dengan cepat.

"Sayang? Kapan aku memanggilmu begitu? Mungkin kamu salah dengar, aku tadi memanggilmu sa—sableng, iya sableng, sudah ah kita pulang! Akan aku obati mukamu itu, bukankah nanti kamu akan kencan?" Kimberly mengucapkan itu dengan tersenyum geli, dia berjalan sendiri meninggalkan Khaibar yang mematung mencerna ucapan Kimberly.

"Kencan? Sama siapa?" Khaibar berfikir sangat lama, otaknya sungguh tak bisa berfikir jernih akibat baku hantam tadi, lama dia berfikir akhirnya teringat tentang itu.

"Apa! Kencan gundulmu Kim! Aku kan hanya membantumu untuk mantanmuuuu! Hais menjengkelkan sekali!" teriak Khaibar yang dibalas Kimberly oleh tawa renyahnya. Kimberly sudah masuk ke dalam mobil yang sudah ada Kevin dan Kendrick. Kedua orang itu sedari tadi di dalam mobil, tak jadi menyusul Kimberly dikarenakan sudah tak terkejar dan jauh dari mereka, sehingga mereka hanya menunggu di dalam mobil saja.

Kimberly lalu menyuruh Kevin untuk membunyikan klaksonnya karena lama menunggu Khaibar yang tak juga sampai di mobil, padahal jarak hanya beberapa langkah saja, tapi lambat sekali ia berjalan.

Tot, tooot, toooot. Klakson berbunyi berulangkali dengan tidak sabarnya, membuat Khaibar menggeleng kesal dan berlari dengan terseok-seok. Rasanya seluruh badannya masih sakit akibat bergulat dengan Koko tadi.

"Khai! Lama amat! Kamu manusia apa keong sih? Menjengkelkan! Cepaaat!" bentak Kimberly saat sudah melihat Kimberly sudah mau naik ke dalam mobil.

"Masya Allah iya iya, huh kamu ini! Kamu gak lihat aku luka-luka begini? Enggak dimanja malah dimarahin." Habis marah karena kesal suaranya berubah menjadi mendayu membuat Kimberly tersenyum tipis, tapi setelah itu melototkan matanya dengan berpura-pura agar Khaibar tak cerewet karena ada papanya.

Khaibar yang paham dia langsung membungkam mulutnya dengan tangan kanannya. Ia kira papa Kendrick tak ikut jadi banyak berulah seperti itu.

Kini gantian papa Kendrick yang berdehem untuk memulai pertanyaan. Rasanya kalau papa Kendrick seperti itu semua hanya diam mematung, seperti sedang diintrogasi oleh polisi dan diadili, sungguh sangat mencekam hawanya menyengat sampai ke tulang.

"Ehem, Khai, terima kasih kamu telah membantu Kim, karena kamu Kimberly selamat, dan kamu yang babak belur karena berkorban untuknya." Mendengar itu Khaibar langsung membelalakkan matanya, dia terbatuk karena tersedak air liurnya sendiri, sangat kaget dengan ucapan yang sungguh familiar dan sangat sulit diucapkan oleh seorang papa Kendrick. Ia menoleh ke arah Kimberly yang ada di depan. Melirik dari balik cermin depan. Kimberly hanya menyengir dan menjulurkan lidahnya, dia sungguh senang kalau papa Kendrick seperti itu.

"Hehe semua itu sudah tugas dan kewajibanku sebagai suami, Pa, tak usah berterima kasih, yang penting Kim baik-baik saja, Khaibar pasti akan melakukan apapun untuknya." Kimberly langsung menoleh, dia mencebikkan bibirnya, merasa heran dan sedikit mual dengan ucapan Khaibar itu, dia sungguh tak percaya dan membatin.

'Apa otak Khaibar bermasalah sejak berantem tadi? Apa dia gagar otak? Sejak kapan dia bisa mengucapkan kalimat yang indah itu, apa aku salah dengar atau telingaku sudah tuli, membuat orang terbuai saja, benar-benar, aku tak boleh terpengaruh oleh ucapan itu, siapa tahu hanya manis di bibir saja.' Batin Kimberly.

Khaibar setelah mengucap itu dia memandangi Kimberly di cermin kembali, tapi sayang Kimberly sudah tak melihatnya, jadi Khaibar langsung bersandar di kursi mobil dengan sangat kaku, dia sungguh tak biasa duduk berdekatan dengan papa Kendrick.

"Khai," panggil papa Kendrick lagi. Khaibar menoleh dengan menundukkan kepalanya.

"Iya pa."

"Menurutmu, siapa yang melakukan itu semua? Apa kamu tahu siapa dia?" tanya Kendrick yang sungguh penasaran.

Khaibar menggeleng cepat. "Aku gak tahu, Pa, dia sungguh kuat sekali dan punya bela diri sangat kuat, dia memakai masker dan topi sangat ketat, tadi hampir Khaibar membuka masker itu, tapi Kimberly langsung datang dan berteriak, Khaibar menoleh dan orang itu punya kesempatan berlari," jelas Khaibar panjang lebar.

"Apa jangan-jangan dia—" sahut Kimberly dengan ucapan yang menggantung, dia hanya menerka-nerka jadi tak bisa melanjutkannya.

"Dia siapa?" tanya papa Kendrick yang sungguh penasaran dan curiga terhadap Kimberly. Kimberly hanya menggeleng, menoleh ke arah papanya dengan menyengir kuda. Dia tak mau menjawabnya karena belum tentu kalau itu Koko begitu pikirnya.

Setelah itu mereka diam karena sudah sampai di kompleks perumahan Kimberly. Kejo yang melihatnya langsung membuka pintu gerbang, dia sedari tadi menunggu di luar karena tak berhasil menemukan Khaibar, dia menunduk dengan sangat takut karena gagal, ia kira Khaibar belum ditemukan.

"Halo, Pak? Terima kasih sudah dibukakan gerbangnya," sapa Khaibar yang sudah membuka jendela mobil. Kejo pun tersenyum senang dan lega melihat Khaibar yang sudah ketemu, dia mengangguk seraya mengatupkan kedua tangannya.

"Cih, sok akrab!" ejek Kimberly. Dia langsung turun dari mobilnya setelah Kevin membukakan pintu untuknya. Kevin pun undur diri saat semua sudah turun dari mobilnya.

"Hati-hati, Vin, lain kali datang lagi kalau aku butuhkan," seru Kimberly dengan akrabnya.

"Baiklah, Bos. Bye!" Kevin pun pergi dengan cepat. Sementara papa Kendrick menghampiri istrinya dan mencium bibirnya dengan lembut. Ia pun pergi sambil merangkul istrinya. Dan menjelaskan kepada istrinya tentang semua itu.

Sedangkan Khaibar dia masih berjalan terseok-seok dengan malas, wajahnya sungguh tak bisa dikatakan tampan lagi karena luka memarnya. Kimberly hanya berdecak melihatnya seperti itu, dia langsung memapah Khaibar dengan bibir yang dimiringkan.

"Sungguh keren sekali, wanita hamil memapah cowok kekar, sangat keren kan aku?"

"Ya, ya, ya, lalu harus gimanakah nanti?"


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C36
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login