Aku dan vino masih berada di bangku itu, kami mengobrol tentang banyak hal. Dan di setiap topik bahasan kami, dia tidak pernah berhenti menggoda ku. Bahkan sekali kali aku harus memukul nya agar dia berhenti menggoda ku dan membuat ku semakin malu.
"Karin, maafin aku ya. Tadi nya aku ngajak kamu ke sini untuk memperlihat kan kemampuan ku main piano" kata vino.
"Aku ngak nyangka justru tadi aku malah buat kamu nangis, maaf ya"
"Bukan salah kamu kok vin" ujar ku. "Sana, kamu main lagi gih paino nya. Kali ini aku janji ngak bakal nangis lagi kayak tadi dan bakal dengerin baik baik."
"Kamu yakin?" tanya vino memasti kan.
Aku mendorong nya perlahan ke arah piano untuk meyakin kan nya. Dia kembali duduk di depan piano dan memintaku untuk duduk di samping nya. Setelah menuruti nya, dia pun kembali memain kan piano. Hanya saja, kali ini dia memain kan music yang lebih ceria.