Orang pertama yang Xiao Tianyou lihat saat ketika ia sampai di kediamannya adalah Xiao Jun yang sedang berdiri di depan gerbang. Ini adalah pertama kalinya mereka bertemu lagi setelah perselisihan yang terjadi di Kerajaan Xinghe.
Xiao Tianyou turun dari atas kudanya dan berjalan menuju ke arah Xiao Jun.
"Aku tidak akan membicarakan tentang ini lagi Jun." Ucap Xiao Tianyou ketika ia sduah berhadapan dengan kakaknya.
Namun, Xiao Jun menggelengkan kepalanya. "Kita di panggil untuk masuk ke dalam Istana." Xiao Jun berkata dengan tidak tertarik.
Tidak lama setelah Xiao Jun menginformasikan hal itu pada Xiao Tianyou, orang kasim bersama dengan rombongannya datang dan mengumumkan hal yang sama dengan apa yang dikatakan oleh Xiao Jun beberapa saat lalu.
"Aku baru saja tiba, aku akan menemui Kaisar nanti." Xiao Tianyou tidak menghiraukan orang kasim itu dan membantu Luna untuk turun dari kereta kuda.
"Tapi, Kaisar berkata bahwa, Pangeran Xiao Tianyou dan Pangeran Xiao Jun harus masuk ke dalam istana secepatnya." Orang kasim itu bersikeras.
"Aku bilang nanti!!!" Xiao Tianyou menggeram kepada orang kasim itu dan ia hampir tersandung ke belakang karena mendengar teriakan marah dari Xiao Tianyou. Ia mundur dengan ketakutan.
Ia sudah hidup cukup lama untuk mengenal kedua pangeran itu, tapi tidak pernah melihat mereka berdua kehilangan kendali atas rasa marah seperti ini. meskipun Xiao Tianyou sangat dikenal dengan sikap dinginnya tapi tidak pernah sekali pun ia melemparkan kemarahannya untuk hal yang sangat sepele seperti ini.
Sementara, kerutan di kedua alis Xiao Jun semakin terlihat jelas, bahkan seorang kasim biasa saja bisa mengatakan bahwa sesuatu yang tidak beres terjadi pada Xiao Tianyou, apalagi dirinya sebagai seorang kakak. Ia memegang bahu Xiao Tianyou, hanya untuk disingkirkan oleh adiknya itu.
"Tianyou, apa yang terjadi denganmu? Kau tidak seperti dirimu sendiri!" Pertanyaan Xiao Jun lebih terdengar seperti sebuah pernyataan.
"Menjauh dariku Jun!" Xiao Tianyou menatap dengan tajam ke arah Xiao Jun.
Xiao Jun terdiam seperti orang bodoh dengan melihat tatapan marah dari Xiao Tianyou. Selama ini, tidak pernah, bahkan satu kali pun Xiao Tianyou memberikannya tatapan seperti itu, tatapan yang dipenuhi dengan kebencian dan keinginan yang seakan ingin membunuh.
Adiknya benar-benar dikendalikan oleh sesuatu. Pria di hadapan matanya ini bukan adik laki-lakinya yang ia kenal.
Dengan tatapan tidak percaya, Xiao Jun menatap ke arah kereta kuda dimana Xiao Tianyou membantu seorang wanita muda keluar dari kereta itu. Ia pasti wanita yang bernama Luna.
Xiao Tianyou menatap pada bagaimana cara Xiao Tianyou menjaganya, seakan gadis itu terbuat dari kaca yang bisa pecah dan menyebar hanya dengan tekanan kecil dan cara adiknya menatap wanita itu, itu bukan sesuatu yang bisa disebut sebagai jatuh cinta, tapi sama seperti ketaatan!
Semua hal ini sungguh berada jauh di luar bayangan Xiao Jun. Siapa perempuan ini? Hanya pertanyaan singkat itu yang memenuhi isi kepala Xiao Jun.
Xiao Jun dan orang kasim itu akhirnya menunggu Xiao Tianyou mengurusi kekasih kecilnya. Sementara orang kasim itu tidak berani untuk melangkah masuk ke dalam kediaman Xiao sama sekali, Xiao Jun berjalan masuk dan menunggu Xiao Tianyou di dalam ruang kerjanya.
Ia telah mengatakan bahwa ia akan menunggu disini dan ia butuh bertemu dengannya sebelum mereka pergi menuju ke istana, karena ada sesuatu yang ingin Xiao Jun bicarakan dengannya.
Setelah sekitar satu jam menunggu, akhirnya Xiao Tianyou melenggang masuk ke dalam ruang kerja dengan ekspresi yang berwaspada. Ia lebih terlihat seperti orang yang akan bertemu dengan musuh dibandingkan dengan kakaknya sendiri.
Pedang di pinggang Xiao Tianyou adalah sesuatu yang tidak bisa di abaikan. Ia berada di dalam kediamannya sendiri dan bertemu dengan kakaknya, jadi untuk membawa sebuah senjata bersamanya sedikit agak keterlaluan.
Namun, Xiao Jun tidak mengatakan apapun mengenai hal itu.
"Tianyou, dengarkan aku…" Xiao Jun memulainya ketika Xiao Tianyou sudah bersandar di sebuah sofa yang berseberangan dengan Xiao Jun.
"Jika kau ingin membicarakan mengenai melepaskan Luna, maka tidak ada yang perlu di bicarakan." Xiao Tianyou memotongnya dengan sikap dingin.
"Tianyou, kau tidak seperti dirimu sendiri…" Xiao Jun menatap dengan dalam ke arah kedua mata adiknya.
"Hentikan omong kosong itu Jun dan beritahu aku apa yang sebenarnya ingin kau bicarakan."
Xiao Jun menyadari bahwa pada saat itu ia tidak seharusnya membujuk adiknya, tidak dengan cara ini saat pikirannya sedang berkabut. Ia butuh untuk menemukan jalan untuk mengetahui identitas dari gadis itu yang berasal dari Xinghe dan membuat Xiao Tianyou sangat jatuh hati.
"Jika kau tetap bersikeras untuk membawanya, tidak masalah bagiku." Xiao Jun mengalah dan berbicara dengan cara yang tidak bisa di bantah oleh Xiao Tianyou. "Namun, kita berdua tahu bahwa gadis itu digunakan untuk melawan kita."
Xiao Tianyou hendak menjawab perkataan kakaknya ketika Xiao Jun melanjutkan. "Seperti apa yang aku katakan, aku tidak keberatan jika kau terus membawanya bersamamu, tapi masalahnya adalah Kaisar akan mempergunakannya untuk melawan kita, dalam kata lain, gadis itu bisa saja terluka di dalam prosesnya." Ia memanfaatkan rasa peduli dari adiknya untuk menyampaikan maksudnya. "Kita harus memikirkan sesuatu, jadi kalian berdua bisa selamat."
"Aku tidak masalah untuk membunuh Kaisar iblis itu, dia sudah membunuh orang tua kita!" Xiao Tianyou berteriak kepada Xiao Jun. "Aku akan membunuhnya, jadi kau bisa mengambil kembali takhta itu dan semua ini akan berakhir. Kenapa kau sangat pengecut untuk melakukan hal itu Jun?"