Download App
4.24% The Story of Dusk -Indonesia- / Chapter 7: QIANRU

Chapter 7: QIANRU

Di siang hari, terjadi keramaian di luar halaman dan semua orang bergegas menuju ke gerbang, Su Zhang Li memberitahu Senja untuk kembali ke kamarnya. Dan dengan patuh, gadis kecil itu melakukan apa yang di beritahukan oleh Su Zhang Li.

Keributan itu semakin terdengar dengan jelas, dari suaranya mungkin ada sekitar 20 orang di luar sana dan untuk suatu alasan yang Senja tidak mengerti, ia menjadi gelisah tentang sesuatu. Ia memainkan ujung dari gaunnya menggunakan jari dan menggigit bibirnya.

Secara tiba-tiba pintu kamar Senja terbuka sangat kencang dan menimbulkan suara yang sangat keras Ye Xiu dengan cepat menuju ke kamar Senja dan diikuti dengan Ye Bai di belakangnya. Mereka berdua terlihat sedang berdebat.

"Kakak, apa yang akan kau lakukan sekarang?" Ye Bai bertanya.

"Aku akan membawanya pergi." Ye Xiu menyingkirkan Ye Bai saat ia mengambil tangan Senja dan menariknya pergi.

Senja yang tidak bisa menyeimbangkan langkah kaki Ye Xiu tersandung beberapa kali.

"Kakak, aku tidak tahu siapa yang membocorkan informasi bahwa kau yang menculik cucu Tetua Dam, tapi jika Kaisar Xinghe mengetahui hal ini, dia akan memintamu untuk menyerahkannya."

Tentu saja ini adalah situasi keributan yang terjadi antara Xinghe dan Azura, jika nanti Kaisar Xinghe mengetahui bahwa pihak mereka telah mengambil hak asuh atas cucu dari Tetua Dam, Komandan Utama di Klan Kemiliteran Kerajaan Azura, itu adalah keadaan yang sangat menguntungkan bagi pihak mereka.

"Kenapa kau tidak memberitahu tentang ini kepadaku lebih cepat?!" Ye Xiu membentak dan secara tiba-tiba berhenti melangkah, karena gerakan tiba-tiba ini wajah Senja menabrak punggung Ye Xiu namun tidak ada yang menyadarinya karena mereka berdua masih sibuk berdebat.

"Aku baru saja mengetahui hal ini sekitar 5 menit lalu!" Ye Bai mengangkat lima jarinya dengan sangat gelisah.

Mulanya, Ye Bai adalah seorang mata-mata yang mengintai pergerakan dari Kerajaan Azura. Tidak perlu menyebutkan bahwa ia tidak memperhatikan pergerakan dari Kaisar. Lagi pula kenapa ia harus mengawasi pergerakan dari Kaisar Xinghe?

"Tidak berguna!" Ye Xiu terlihat sangat marah dan ia menegur Ye Bai dengan sangat kasar. "Kau bahkan tidak bisa mengetahui hal seperti ini dengan lebih cepat?!"

"Kakak! Aku baru saja kembali dari memata-matai Kerajaan Rockstone sesuai dengan perintahmu!" Ye Bai tidak ingin disalahkan mengenai hal ini. Ia meninggalkan bawahannya untuk tetap berjaga dan mengawasi situasi disana, tapi karena ia sedang berada di dalam misi, ia tidak bisa dihubungi. "Terlebih lagi, apa tujuanmu untuk menculiknya? Serahkan saja dia ke Kaisar! Dia akan menjadi penawaran yang bagus untuk Negara kita! Tetua Dam akan melakukan apapun untuk menyelamatkannya!"

Ye Xiu menatap adiknya dengan tatapan yang sangat mengancam dan tatapan yang seakan mematikan dan mampu membuat Ye Bai menutup mulutnya. Senja yang berada di belakangnya menjadi kaku, ia benar-benar mengerti apa artinya dalam menjadi sandera di antara kedua Negara yang sedang mengalami perang. Itu tidak akan baik.

"Bahkan tidak ada seorangpun yang akan mengetahuinya, kau mengerti?" Ia berkata dengan giginya yang menggertak. Nada bicaranya terdengar sangat dingin dan kaku hingga membuat Ye Bai tertegun. Ye Xiu tahu siapa orang yang berada di balik hal ini, itu pasti adalah Wang Yu. Ia pasti dengan licik membuat alasan untuk menyerang Kerajaan Xinghe, menambahkan bahan bakar pada api. Ini tidak akan berakhir baik, seorang ayah yang gila untuk mempertatuhkan hidup anaknya sendiri hanya demi keuntungannya.

"Mengerti." Ye Bai dengan lemah berkata untuk mematuhi. Ia tidak mengerti apa rencana adiknya, tapi satu hal yang Ye Xiu tahu, Ye Bai pasti memiliki alasan di balik tindakannya yang sembarangan.

Setelah Ye Xiu mendapat kepastian dari Ye Bai, ia menarik Senja pergi.

***

Pada siang hari yang sama. Xiao Jun sedang membaca laporan dari bawahannya dan sebuah ketukan lembut terdengar dari pintunya dan membuatnya meletakkan surat resmi di tangannya itu sebelum mempersilahkan orang yang berada di balik pintu untuk masuk.

Setelah itu seorang wanita cantik dengan 2 pelayan yang mengikuti di belakangnya, masuk ke dalam ruangan. Wanita itu mengisyaratkan para pelayannya untuk meletakkan makanan yang mereka bawa ke atas meja dan menyuruh mereka untuk pergi.

"Aku melihat kau belum makan sejak kemarin malam." Wanita itu berjalan mendekat ke sisi Xiao Jun.

"Aku sudah makan." Xiao Jun menjawabnya dengan lembut dan kembali melakukan aktivitasnya.

"Aku merasa khawatir." Qianru menatap jari-jarinya sendiri dengan malu dan bergumam lembut.

Xiao Jun meletakkan surat rahasia yang ada di tangannya kembali dan menatap wanita lembut yang berada di hadapannya itu yang ia nikahi 2 tahun lalu dan sebuah seyuman muncul di bibir Xiao Jun. "Ayo makan bersama." Xiao Jun berdiri dari posisi duduknya dan berjalan menuju meja sementara Qianru mengikutinya dari belakang dengan bahagia.

Mereka berdua hendak duduk namun kemudian ketukan lain terdengar dari pintu. Dan kemudian, Liu Wei, orang terpercaya Xiao Jun berjalan masuk ke dalam ruangan dengan ekspresi yang tidak biasa. Ia memberikan hormat kepada Xiao Jun dan Qianru, namun karena Qianru ada disana, ia tidak mengirimkan pesan yang ia bawa secara langsung.

Qianru mengerti akan hal ini, tapi ia bersikeras untuk tidak meninggalkan ruangan. ia telah menikah dengan Xiao Jun selama hampir dua tahun sekarang. Di luarnya mereka terlihat sangat harmonis, Xiao Jun selalu memperlakukannya dengan sabar, ia tidak akan pernah marah padanya, tapi ia juga tidak akan pernah melakukan sesuatu dengan penuh kasih sayang kepadanya seperti seorang suami dan istri yang seharusnya, hampir seperti orang asing dan Qianru tidak dapat menahannya lagi.

"Terimakasih untuk makananmu, tapi maaf aku harus pergi. Kau boleh melanjutkannya." Xiao Jun hendak berdiri namun Qianru menahannya dengan menarik lengan baju Xiao Jun.

"Tidak bisakah kau makan lebih dulu?" Kedua mata Qianru menatap Xiao Jun dengan penuh harap.

Dan seperti biasanya, Xiao Jun akan memberikannya sneyuman lembut sambil melepaskan tangan Qianru yang sedang menggenggam lengan bajunya. "Aku akan makan nanti." Dan Xiao Jun berjalan keluar ruangan bersama Liu Wei yang mengikutinya dari belakang dan menutup pintu.

Qianru menatap punggung Xiao Jun yang semakin menjauh dengan air mata yang mulai terlihat di ujung matanya. Ia ingat dengan jelas kalimat yang dikatakan oleh Xiao Jun ketika ia berkata bahwa akan menikahinya. Itu bukan kata romantis dan puitis.

Itu adalah sebuah peringatan yang ia ucapkan dengan nada yang sangat indah.

"Aku akan membuatnya jelas untukmu. Aku akan menikahimu demi Negara. Aku akan memperlakukanmu dengan penuh rasa hormat sebisaku, kau bisa melakukan apapun yang kau mau selama itu tidak membawa aib bagi namaku ataupun namamu. Dan sebagai gantinya, kau tidak bisa meminta apapun dariku. Jika kau tidak keberatan dengan semua itu maka aku akan menikahimu." Xiao Jun berkata dengan sangat tenang seperti ia sedang membicarakan tentang cuaca.

"Apakah itu karena semua yang telah terjadi kepadaku?" Qianru bertanya padanya dengan kedua mata yang bengkak.

"Tidak." Xiao Jun menggelengkan kepalanya. "Itu semua karena diriku."

Air mata mengalir di kedua pipi Qianru ketika ia menatap Xiao Jun. Xiao Jun adalah cinta masa kecilnya, ia mencintai Xiao Jun sejak lama, tapi hal yang paling menyeramkan yang tidak dapat dibayangkan oleh wanita manapun terjadi padanya. Itu adalah masa yang paling gelap di hidup Qianru.

Qianru bergidik ketika ia mengingat malam yang menyeramkan itu 4 tahun lalu, yang merenggut seluruh harga diri dan kehormatannya. Hal itu terjadi 3 bulan setelah ia bertunangan dengan Xiao Jun. Qianru masih mengingat seberapa bahagia dirinya, hingga seseorang merencanakan hal jahat terhadapnya menggunakan nama Xiao Jun untuk memancingnya keluar dari tempat tinggalnya pada tengah malam.

Ia sangat ingat dengan jelas malam itu, karena tepat di waktu yang sama tentara Azura menaklukan Sekte Pedang Gunung Sui dan dunianya juga hancur begitu saja.

Namun rntah bagaimana, Xiao Jun mengetahui hal itu dan datang untuk menyelamatkan, sayangnya perbuatan itu telah dilakukan. Tidak ada yang bisa ia lakukan untuk menebus kerusakan yang telah terjadi. Walaupun semua bajingan itu telah mati dengan mengenaskan, itu belum cukup. Itu tidak akan pernah cukup.

Malam itu Xiao Jun memeluknya dengan hening sementara Qiantu menangis sampai tenggorokannya terasa sakit dan suaranya menghilang. Tidak ada yang bisa membayangkan intensitas penderitaan yang harus ia tanggung beberapa jam lalu. Xiao Jun ada disana untuk menenangkan rasa sakitnya hingga air matanya mengering. Di malam yang panjang itu, Xiao Jun hanya berkata, "Itu bukan kesalahanmu, target mereka adalah aku. Jangan menyalahkan dirimu." Dan ia meminta maaf berulang kali.

3 hari setelah kejadian itu, berita buruk tersebar dengan sangat cepat. Qianru merasa sangat tertekan, ia mengira bahwa ia telah kehilangan segalanya hingga ide untuk mengakhiri hidup terlintas di pikirannya yang mati rasa. Tidak ada pria yang menginginkan wanita sepertinya, tidak perlu menyebutkan sosok seperti Xiao Jun.

Namun pada hari keempat Xiao Jun datang, bukan untuk membatalkan pertunangan mereka, tapi malah untuk membawanya ke istana untuk makan malam. Kehadiran mereka bersama menekan rumor tersebut dengan cepat dan setelah beberapa pekan rumor itu tak terdengar lagi dan orang-orang melupakan hal itu.

Tidak ada siapapun di sekitarnya yang mengetahui kejadian itu selain Xiao Jun.

Xiao Jun meyakinkan Qianru bahwa ia tidak menjauhinya karena apa yang telah terjadi. Tapi, itu karena dia bukanlah wanita yang ada di hatinya. Xiao Jun mengatakan hal itu dengan jelas dan dia selalu terbuka dengan semua hal yang ada di dalam pikirannya, walaupun terkadang itu melukai hati Qianru.

"Karena kau mencintai wanita lain?" Air mata mengalir di pipi Qianru ketika ia mengatakan hal itu pada Xiao Jun.

"Ya." Xiao Jun mengusap air mata yang ada di pipi Qianru dengan lembut.

Qianru berpikir bahwa hubungan di antara mereka adalah lebih dari sekedar kompromi. Xiao Jun tidak pernah memperlakukannya dengan buruk, tapi ia tidak pernah bertindak lebih dari selain kesopanan juga. Qianru sangat ingin memenangkan hati Xiao Jun, tapi kesadarannya seakan berteriak bahwa ia tidak pantas untuk meminta apapun darinya. Xiao Jun telah membuat itu semua menjadi jelas sejak awal.

Qianru menatap makanan yang ada di atas meja dengan sedih hingga kehilangan selera makannya.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C7
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login