Download App
41.09% ZEN: Didunia Fiksi / Chapter 113: War Of Underworld

Chapter 113: War Of Underworld

Ronnie saat ini sedang berjalan keluar menuju area pepohonan, untuk pergi ketempat suplai untuk mengambil sesuatu. Namun sayanganya muncul seorang yang akan menyerangnya. Ronnie dengan sigap mengetahui pergerakan tersebut dan berteriak meminta tolong.

Akibat teriakan ini, para pasukan sudah berkumpul. Bahkan Tize sahabatnya dan Rina senior dari Zen juga ikut berkumpul disana, namun sayangnya saat ini Ronnie sudah diserang oleh pria tersebut dan akan dibunuhnya untuk saat ini.

"Hahahaha.. perasaan ini, perasaan yang membuatku sangat menikmati menjadi seorang PK" kata pria tersebut yang merupakan PoH.

Namun saat dia akan mengayunkan pedangnya ke arah Ronnie, tiba – tiba tangan yang memegang pedang yang akan membunuh Ronnie langsung terputus karena serangan dari seseorang.

Ronnie yang menutup matanya, saat ini mulai mengintip karena merasa serangan yang akan diberikan kepadanya tidak kunjung datang, namun saat dia membuka matanya, dia melihat bahwa orang yang menyerangnya sudah kehilangan tangan kanannya.

Ronnie lalu menatap kebelakang dan bisa melihat orang yang selama ini dia rindukan berdiri menggunakan dua pedang, sedang menyelamatkan nyawanya saat ini.

"Mengapa lawanku mempunyai kelainan jiwa semua. Yang ini psikopat, yang satu mempunyai kelainan seksual, dengan terangsang hanya karena jiwa seseorang." Kata seorang pria sambil membawa kedua pedangnya, dan diikuti oleh seorang wanita bertudung dibelakangnya.

"B-Beast, sejak kapan kau disini?" kata pria itu sambil memegang luka dari tangannya yang terputus.

"Kalau kamu ada disini, mengapa aku tidak boleh" balas Zen.

"Hahahaha.. semakin menarik, selama ini aku ingin sekali membunuhmu dan menyingkirkan wajah sombongmu itu" kata PoH.

"Oh.. benarkah? namun aku lupa memberitahumu, Aku memang tidak senang membunuh, tetapi aku sangat senang menyiksa orang" kata Zen dengan senyum jahatnya kearah pria tersebut, sambil mengeluarkan aura yang pekat.

"Sial!" kata pria tersebut merasakan aura kejam yang datang dari arah Zen saat ini.

"Irene" kata Zen.

[Siap Kak, Irene pastikan FLA dunia ini akan Irene tingkatkan, saat Kakak hendak membunuhnya] kata Irene.

"Quenella, binasakan semua pasukan dark teritorry yang berada disekitar sini" kata Zen.

"Baik Zen-sama" kata Quenella sambil tersenyum, lalu dia melesat membantai satu persatu musuh yang berada diarea tersebut.

"Zen-senpai" teriak Ronnie yang berlari kearah Zen dan berdiri didepannya dengan air mata turun dari matanya.

"Diamlah dibelakang oke, aku akan membunuh pria itu terlebih dahulu" kata Zen.

Ronnie yang mendengar perkataan Zen, lalu mengangguk dan berjalan kebelakang Zen dan berkumpul dengan Tize sahabatnya dan senior dari Zen, yang ikut bahagia melihat Zen saat ini. Akhirnya Ronnie sudah bersama dengan beberapa pasukan disana sambil melihat pertarungan Zen.

Zen lalu berjalan perlahan menuju pria tersebut, namun pria itu malah tersenyum dan memegang senjatanya menggunakan tangannya yang masih ada. Zen dan pria itu melesat dan akhirnya bertemu ditengah.

Bisa terlihat pertempuran sengit terjadi diantara mereka berdua, namun Zen sebenarnya sedang menikmati pertarungan itu, dan tidak menggunakan kekuatan aslinya karena tujuannya adalah mempermainkan pria didepannya.

Melihat serangannya sia – sia, PoH mulai mengeluarkan aura iblisnya dan memanipulasi orang disekitar untuk saling membunuh agar membuat perhatian Zen teralihkan. Beberapa pasukan disekiar Zen mulai terpengaruh, namun Zen dengan cepat menancapkan pedang birunya dan membekukan kaki semua orang, yang berada disini agar tidak bisa bergerak.

"Percobaan yang bagus" kata Zen.

Lalu pria didepannya mulai mengeluarkan beberapa bayangan menyerupai dirinya dan mulai menyerang Zen dengan membabi buta. Zen sendiri masih tenang, lalu dia kembali menggunakan skill pedang birunya dan membekukan beberapa bayangan yang datang kearahnya.

Hal ini sudah diprediksi oleh PoH, dia lalu melesat kearah belakang Zen dan mencoba menebasnya dari belakang. Zen sendiri sudah mengantisipasi serangan tersebut dan menggunakan pedang hitamnya, menahan serangan dari pria tersebut sambil berbalik sedikit.

Bisa terlihat pria itu mundur beberapa langkah akibat benturannya dengan Zen, namun Zen langsung melesat dan menyerangnya. Pria itu mengaktifkan sword skillnya dan menahan serangan Zen.

PoH sempat tersenyum saat berhasil menangkis serangan pedang hitam dari Zen, namun dia tidak melihat serangan Zen selanjutnya yang membekukan kaki kirinya. Melihat Kaki dari PoH membeku, Zen langsung menebas bagian beku tersebut dan membuatnya terpecah dan menghilangkan kaki PoH.

"Sial!!" teraik PoH.

Zen berjalan perlahan kearah PoH yang masih berusaha berdiri dan melompat lompat kearahnya menggunakan satu Kaki. Zen akhirnya melesat dan langsung memotong tangannya yang tersisa, dan mennyebabkan pria tersebut sudah kehilangan kedua tangannya.

PoH akhirnya mencoba menyerap berbagai sisa jiwa yang mati disini untuk menyembuhkan dirinya, namun Zen dengan sigap langsung menusukan pedangnya dan membuat lubang pada bagian dadanya.

PoH mengeluarkan banyak darah dari mulutnya akibat serangan Zen tersebut, namun dia masih bisa tersenyum.

"Apakah kamu bisa tersenyum setelah apa yang akan kulakukan selanjutnya" kata Zen yang melihat ekspresi dari PoH.

Zen lalu menyuruh Irene menurunkan Pain Absorber dari karakter didepannya menjadi 0. Tidak berselang lama PoH mulai mengeluarkan teriakan menyakitkan setelah Irene menurunkan Pain Absorbernya.

"AHHHHHHHHH... A-APA YANG K-K-KA-KAMU LAKUKAN" Teriaknya seperti orang tersiksa.

"Sudah kubilang, aku tidak suka membunuh, aku lebih suka menyiksa" kata Zen. Lalu mengayunkan pedangnya dan mencoba menggores wajah dari pria didepannya.

Walaupun goresan itu hanya sayatan kecil, namun itu sangat menyakitkan bagi pria yang sedang disiksa oleh Zen tersebut. Bahkan beberapa pasukan yang menyaksikan pertarungan Zen, saat ini merasa kasihan dengan pria tersebut.

PoH mulai menatap tajam kearah Zen dengan penuh emosi, namun Zen yang mendapatkan tatapan tersebut, langsung menginjak selangkangan pria tersebut dan membuatnya kembali histeris.

Suara tersiksa itu tidak luput dari pendengaran Alice dan beberapa pasukan yang saat ini berada dibagian lain dari hutan dimana Zen berada.

"Suara apa itu Paman?" teriak Alice.

"Itu berasal dari dekat Kamp tempat tinggal pasukan" kata Pamannya tersebut.

"Zen!" kata Alice yang akan beranjak dari tempat itu dan menuju kearah Zen, namun tiba – tiba seorang wanita melesat melewati mereka, dan memasuki hutan tersebut yang dimana beberapa pasukan Dark Teritorry berada.

"B-Bukankah itu.." kata Alice lalu menyusul wanita tersebut.

Bukan hanya Alice, Bahkan semua pasukan dan beberapa ksatira integritas mengikuti langkah Alice, untuk mengikuti wanita yang melewati mereka tadi. Bisa terlihat seorang wanita dengan tudungnya membantai satupersatu pasukan yang berada disitu.

"Ojou-chan, bukankah katamu dia tidak mau membantu kita" kata Paman Alice tersebut.

"Iya, aku sudah mengajaknya, namun dia berkata, dia hanya akan mengikuti kata...." kata Alice terpotong karena dia menyadari sesuatu.

"Kata?" kata salah satu ksatria integritas yang berada disitu.

"Tuannya" kata Alice langsung berlari dan menuju kekamp dimana Zen berada, meninggalkan beberapa ksatria yang masih berdiri menonton pembantaian tersebut.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C113
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login