-ALI-
Aku ingin Leon memberikan penjelasan yang masuk akal, tetapi, tentu saja, dia malah melemparkan Aku ke bawah bus. "Um, gua… uh…" dia tergagap, lalu dia menatapku.
"Bagus," kataku sambil memelototi Leon.
Dia mengangkat bahu. "Hei, gua tidak bisa on sepanjang waktu."
"Gua benar-benar mengambil biaya kue-kue itu dari bayaran Lu," gumamku. Leon dengan berani mengambil salah satu kuedari tas dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Aku mengalihkan perhatianku ke Andrian, yang sudah berdiri tegak di kursinya. Aku tahu dia pasti marah karena aku membicarakan kondisi jantungnya dengan orang lain sebelum dia mengungkapkannya sendiri. Tapi yang mengejutkan Aku, dia tidak terlihat marah.
Dia tampak...
Sial, aku bahkan tidak tahu bagaimana penampilannya.
"Andrian, maafkan gua…."
Aku berhenti tiba-tiba ketika jari-jarinya melingkari jariku di mana mereka beristirahat di pahaku. "Terima kasih," katanya.
Itu saja.