"Gua tidak melihatnya," kata Gio dengan gugup sambil memegang tanganku. "Bagaimana jika gua tidak mengenalinya?"
"Lu pasti mengenalinya," kataku saat aku meremas tangannya.
Aku bisa merasakan Gio gelisah di sampingku, tetapi hanya ada sedikit yang bisa aku lakukan selain memberinya sesuatu untuk dipegang saat dia menunggu untuk melihat bagaimana momen dalam hidupnya ini akan berakhir. Sebenarnya, itu adalah momen dalam hidup kami. Karena mulai sekarang, semua yang terjadi pada salah satu dari kami terjadi pada kami berdua. Butuh pertemuan dengan Gio untuk menyadari bahwa itulah yang aku cari sejak aku mengetahui bahwa aku tidak datang dengan keluarga instan seperti yang dilakukan oleh begitu banyak anak lain. Aku cukup beruntung memiliki saudara laki-laki yang telah mengajariku apa artinya mencintai dan dicintai, tetapi Gio lah yang telah menunjukkan kepadaku bahwa aku layak memiliki impian itu untuk suami dan anak-anakku sendiri.
Setiap orang layak memilikinya dalam hidup mereka.