Download App
7.6% Kembali Hidup Untuknya : Malaikat Pelindung Sang Pilot / Chapter 32: Yang Paling Tidak Bersalah

Chapter 32: Yang Paling Tidak Bersalah

Fira melirik peta di sebelah lift lantai 2. Sasana tinju itu ada di lantai empat. Tempat ini dibagi menjadi gedung ABC dan dia harus melalui atrium gedung A untuk bisa tiba disana.

Pintu lift terbuka dan mata mereka saling berhadapan. Ronny-lah yang pertama-tama berteriak, "Fir... Fira."

Lulu menghela nafas dalam hatinya, bagaimana mungkin Fira ada di sini?

Metode lain apa yang dia gunakan untuk bisa masuk ke kalangan kelas atas?

Fira dengan acuh tak acuh memandangi dua orang di lift, mengabaikan mereka, dan melangkah langsung ke atrium.

Ronny masih tidak bisa mempercayainya "Dia ... sepertinya dia memakai gelang hitam kecil."

Mata Lulu mengikuti Fira, dan dia melihat gelang hitam halus di pergelangan tangan kanannya, yang tadi dikatakan Ronny. Itu adalah simbol status bagi mereka yang mendapatkan ijin dari Klub The Palace.

Jantungnya seolah ditusuk oleh pisau yang tajam, dan pada saat itu, Lulu nyaris tidak bisa bernapas.

Emosi yang meluap-luap melonjak dalam dirinya, dan dia tahu dengan sangat jelas bahwa semua emosi itulah yang disebut kecemburuan.

"Bagaimana bisa dia datang kemari? Kenapa dia begitu busuk?" Dia telah membongkar penyamarannya sebelum ini, jadi Lulu mengatakan semua itu dengan amarah yang meluap-luap.

Ronny mendukung kata-katanya "Itu benar, dia pasti kemari bukan dengan pria yang waktu itu, eh? Tidak, pria itu bahkan tidak punya nama belakang Cokroaminoto. Dan sekarang kamu mengincar tuan muda lain dari keluarga itu?"

Lulu berkata "Tuan muda yang kaya itu pasti meremehkannya. Mereka semua adalah keluarga dengan status tinggi jadi mereka pasti memperhatikan dengan siapa mereka berhubungan,"

Ronny cemberut "Kita lihat saja nanti."

Atrium itu berupa klub malam. Suasananya hiruk pikuk, lampu menyala-nyala, dan musik berdentam di gendang telinga. Fira hanya ingin masuk dan melangkah ke tempat lain. Seorang pria yang sedang di bar tiba-tiba saja meraih pergelangan tangannya.

Ronny tampak sangat bersemangat dan mengambil beberapa foto dengan ponselnya.

"Orang itu, Jimmy, yang paling dekat dengan keluarga utama Cokroaminoto, dia juga pria Cokroaminoto yang paling bermasalah dan tidak berpendidikan. Ternyata Fira berusaha mendapatkan pria itu. Dasar murahan."

Fira melihat pergelangan tangannya yang sedang dipegang oleh seorang pria, dan tertegun. Dia menatap pria mabuk itu dan sedikit mengernyit, "Lepaskan tanganku."

Dia sedang berada di klub Ardi, jadi dia tidak ingin bertindak kasar.

Jimmy mendekatinya "Dimana kamu mau tidur malam ini, cantik? Kalau kamu mau minum denganku, aku pasti bisa memuaskanmu."

Dari waktu ke waktu, di The Palace, selebriti wanita biasanya akan mengincar ruangan pribadi tuan muda. Dengan melakukan itu, mereka berharap akan bisa mendapatkan sumberdaya terbaik.

Oh, saat ini, ada juga selebriti pria yang melakukan hal yang sama.

Lagi pula, sebagian besar sumber daya industri hiburan ada di tangan beberapa petinggi.

"Katakan, apa kamu mau tampil di film atau di TV, atau kamu mau ikut berpartisipasi di Fashion Week? Aku bisa memenuhi semua keinginanmu."

Ekspresi wajah pria itu sangat menjijikkan, dan tinju Fira sudah siap untuk diayunkan.

"Siapa namamu?" Pembuluh darah di kening Fira mulai berdenyut. Dia tidak boleh mempermalukan Ardi dan karenanya, dia tidak boleh menghajar pria ini.

Jimmy sangat tertarik dengan kecantikan Fira dan mencibir "Namaku Jimmy, apa kamu tahu itu?"

Fira mulai merasa sakit kepala.

Dia tidak tahu apakah pria ini salah satu dari keluarga Cokroaminoto. Dia boleh menghajarnya atau tidak?

Jimmy membungkuk dengan sedikit terhuyung dan ingin menciumnya. Fira tidak perlu memikirkannya lebih jauh lagi. Dia melangkah mundur, menarik lepas tangannya, mengangkat kakinya, dan menendang perut Jimmy.

Semua itu dilakukan dalam satu gerakan yang bersih dan rapi.

Jimmy tidak siap menerima tendangannya dan menghantam seluruh lemari anggur. Botol anggur terkenal di dalam lemari anggur itu berjatuhan ke lantai dan pecah.

Sebagai akibatnya, Jimmy juga tersadar dari mabuknya. Dengan bantuan pengawalnya, dia bangkit dengan malu dan mengertakkan gigi lalu memandang Fira "Jalang, apa kamu tidak tahu bagaimana caranya mempromosikan diri?"

Bab 64 Tiba Tepat Waktu

Ronny merekam semua itu dan berkata, "Oh, ternyata Fira tidak datang bersama Jimmy. Ini pertunjukan yang bagus. Tuan muda Cokroaminoto yang ini sangat temperamental. Tidak ada yang bisa menahannya kecuali Ardi. Fira sama sekali tidak beruntung. Hah."

Lulu jadi agak sombong setelah dia mendengar itu.

Fira sama sekali tidak ingin berurusan dengan pria itu. Dia harus segera menemukan Ibas untuk mengkonfirmasi identitasnya.

Tapi, Fira melihat Jimmy mengangkat tangannya, dan dua pengawal jangkung disampingnya mulai melayangkan tinju mereka ke arah Fira.

Sebuah sosok jangkung tiba-tiba saja muncul dari kerumunan, meraih tinju yang hendak mengenai Fira, memutarnya dengan keras, dan membuat pengawal itu berteriak kesakitan.

Fira terkejut setelah melihat bahwa pria itu adalah tersangka utamanya, Ibas.

Kenapa dia ada disini?

Dan dia bisa melakukan bela diri?

Dia segera berdiri tegak setelah menghentikan pengawal itu. Sementara itu, Fira bertanya-tanya di dalam hati, bagaimana caranya Ibas bisa tiba disini dengan cepat?

Apa mungkin dia tadi mengikutinya?

Ibas ini benar-benar aneh.

Ronny melihat itu semua dan berkomentar "Fira berusaha mendapatkan Ibas? Hubungan antara Ibas dan Ardi begitu jauh. Bahkan mungkin mereka tidak bisa dianggap sebagai kerabat. Nah, kalau Fira bersusah payah mendapatkan Ibas, tuan muda yang terasingkan itu memang masih masuk akal, tapi sayangnya, tidak ada yang menganggap Ibas dengan serius, dan Fira seharusnya tidak mengharapkan Ibas bisa membawanya ke kalangan atas. "

Jimmy mengertakkan giginya dan menatap Ibas dengan tajam "Kusarankan kamu tidak ikut campur dalam urusanku,"

Ibas berkata dengan nada dingin "Tuan Muda ada di sini hari ini, dan kusarankan kamu tidak membuat keributan dan membuatnya marah."

"Tuan Muda hanya akan pergi ke Jujitsu Hall ketika dia datang. Karena dia jauh dari sini, dia mungkin tidak tahu tentang ini. Tapi karena kamu sudah mengenalnya, tolong biarkan gadis ini pergi. Jangan mengganggu Tuan Muda."

Fira menekankan jarinya di pelipis, dan rasanya kepalanya semakin pusing sekarang, "Kak Ibas, biarkan aku saja yang menanganinya."

Dua pengawal bergegas maju untuk menghadapi Ibas.

Ibas disibukkan oleh mereka. Selama beberapa waktu, dia tidak bisa melindungi Fira. Dia melihat Jimmy mengertakkan gigi dan bergegas ke arahnya, tapi tinjunya tiba-tiba saja ditahan di belakangnya.

Jimmy memaki dengan keras "Bajingan mana yang berani menghentikanku?"

DJ mematikan musik, dan keheningan menyelimuti ruangan itu. Semua orang tampak tegang.

Mereka tidak tahu siapa pria yang memegang pergelangan tangan Jimmy, tapi berdiri di sampingnya, yang satu adalah Billy dan yang lainnya adalah Hendra. Keduanya bersikap hormat terhadapnya sehingga menunjukkan bahwa pria itu pasti lebih terhormat daripada Billy.

Siapa dia?

Billy mencoba bergurau "Jimmy, coba lihat ke belakang dan lihat siapa itu."

Ardi menarik bahunya dan melemparkan Jimmy ke sisi lain lemari anggur.

Hampir seratus botol anggur jatuh ke lantai.

Begitu Jimmy mengangkat kepalanya, mabuk dan amarahnya membuat kakinya lemas karena takut dan dia tidak bisa bangun.

Bartender yang ada disana dengan cepat membantunya berdiri, dan Jimmy berusaha melangkah ke arah Ardi, kesombongannya menghilang, lalu dia berbisik, "Kak, kamu ... kenapa kamu di sini?"

Kakek Jimmy adalah adik laki-laki kakek Ardi, dan sebagai saudara sepupu langsung dari keturunan kakeknya, Jimmy dan Ardi adalah yang terdekat.

Semua orang sudah mengetahui ini.

Jimmy tidak pernah menganggap orang lain sebagai saudaranya selain Ardi.

Karena mereka masih membelakangi Ronny dan Lulu, mereka tidak bisa melihat wajah pria itu. Ronny bergumam, "Yang mana yang dikejar Fira? Kenapa ada begitu banyak orang yang membelanya?"

Lulu meremehkan "Siapapun dia, Fira hanya akan menempel pada orang lain."

Ronny menyetujuinya "Berarti, mungkin itu Faisal atau Hendra yang merupakan dua bersaudara. Mereka juga bukan orang yang baik. Mereka mirip seperti keluarganya Indra dan keluargamu."

Ardi menoleh untuk memandang Fira. Banyak alkohol memercik ke wajahnya. Dia mengeluarkan sapu tangan sutra di saku depan jas dan menyeka wajah gadis it "Apa yang sebenarnya terjadi?"


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C32
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login