Download App
16.66% SPACE WARLORDS : Activated Power / Chapter 5: BAB 5 - RENCANA MEMBAWA REY

Chapter 5: BAB 5 - RENCANA MEMBAWA REY

Tiga hari kemudian, nampaknya sudah memasuki awal abad ke-25. Rey yang baru bangun dari tidurnya segera bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Lalu seperti biasa, setelah selesai membersihkan diri dia membuat sarapan dengan beberapa potong roti tawar tanpa susu ataupun selai. Hanya ditemani secangkir kopi dan rokok kegemarannya.

"Hari ini sudah memasuki abad ke-25 yah." Kata Rey di dalam hatinya. "Besok ada jadwal pengumuman penting, aku sudah gak sabar ingin melihat hasilnya."

Setelah selesai sarapan, Rey mulai membersihkan rumahnya, seperti menyapu lantai, mengepel, mencuci piring dan mencuci baju. Tidak lupa juga dia memasak nasi putih untuk persediaan makan siang. Sedangkan untuk lauknya, dia biasa membeli mie instan atau ikan asin dan sambal terasi di toko sembako terdekat.

*****

Hari pertama abad ke-25 terasa begitu panjang bagi Rey. Bagaimana tidak, orang lain biasanya berkumpul bersama sanak saudaranya, sepasang kekasih pergi berkencan seharian dan orang lajang yang kaya pergi ke pusat keramaian atau pusat hiburan untuk tebar pesona. Sedangkan Rey, dompet sedang kelaparan, pacar diambil orang, keluarga tidak punya yang ada hanya bibi-bibi pengurus panti yang mengasuh dan membesarkannya dulu, itu juga dia ada di panti asuhan sedangkan jaraknya dari rumah Rey yang sekarang cukup jauh. Kalau tidak punya kendaraan pribadi harus naik angkutan umum, tetapi tetap saja itu perlu uang. Sedangkan Rey harus bisa sehemat mungkin karena pemasukannya terbatas dan tidak menentu.

Malam hari pun tiba, waktu sudah menunjukkan pukul 09 : 58 malam. Rey nampaknya sedikit gelisah karena menanti pengumuman besok hingga dia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Sekali-kali dia melihat dan menggosok-gosok cincin yang melingkar di jarinya itu, siapa tahu ada sesuatu yang menarik terjadi pikirnya malam itu.

*****

• Sementara itu di waktu yang sama, kapal utama Azte Fleet

"Kak Rai apakah kamu yakin akan membawa orang itu sekarang, bukannya dia sudah mendaftar ke kita dan sudah pasti dijadikan admiral nanti, sekarang di beberapa wilayah di Planet Bumi sudah malam termasuk tempat orang itu tinggal bagaimana jika ada orang yang melihat, apakah orang lain tidak akan curiga kalau kakak sedang menculik orang?"

"Marshela, kamu cukup diam dan bantu aku mengawasi saja dari kapal, jangan khawatir pasti tidak akan ada yang tahu kok.

"Tapi kak, kenpa kita tidak menunggunya sampai besok saja?"

"Masalahnya ini sangat serius, aku tak menyangka ternyata Phoenix Fleet juga menginginkan orang ini ku kira mereka tidak tertarik seperti Uniko Fleet dan Golden Eagle Fleet, yang lebih parahnya lagi ternyata mereka sudah membuat pergerakan segera sehari setelah rapat waktu itu."

"Bagaimana kakak bisa tahu mereka membuat pegerakan?"

"Aku bukan hanya tahu mereka membuat pergerakan saja, aku juga tahu mereka bergerak dengan cara mencari langsung orang itu, yang paling merepotkan orang yang ditugaskan oleh mereka adalah si cacing tanah."

"Darimana kakak tahu semua informasi tersebut?"

"Aku tahu saat kemarin turun ke Bumi membeli persediaan untuk tahun baru, aku mendengar berita tersebut dari ahli gosip sekitar tempat aku belanja."

"Ehhh..? Ahli gosip? Apa ada seorang ahli dengan profesi seperti itu?"

"Ahh sudah-sudah, kamu gak usah mikirin hal seperti itu dulu, sekarang bukakan saja aku pintu keluarnya aku akan lompat langsung dari sini ke Bumi. Soalnya kalau pakai pesawat itu terlalu mencolok, setelah selesai nanti aku kasih kamu kode buat jemput aku."

"Baiklah kalau begitu."

*****

• Di waktu yang sama juga, di sebuah kafe, di Planet Bumi

"Lianzi, aku akan menghubungimu lagi ketika aku sudah mendapatkan orang ini, kamu tunggu saja di sini."

"Dyana, apa kamu yakin akan pergi senirian, aku bisa membantumu jika si Raisha datang juga ke sana."

"Tenang saja, dia tidak akan ke sana, pergerakan kita masih sangat rahasia."

"Iya sih, tapi kita harus tetap hati-hati akan kehebatan ahli gosip yang tersebar di seluruh dunia, siapa tahu dia mendapatkan informasi dari ahli gosip."

"Haisshh.. sekelompok orang yang suka menguping dan membicarakan orang itu sungguh merepotkan."

"Terus sekarang kita harus bagaimana? Apa kamu yakin akan tetap pergi ke sana untuk membawa orang itu?

"Tak apa, bukannya kamu sudah tidak mau menjadi Admiral Armada Kapal kita, aku akan tetap pergi ke sana untuk membawa orang itu, kalaupun aku bertemu dengan si Dewi Pencabut Gigi itu aku akan berusaha sebisa mungkin menyingkirkan dia."

"Haahhh.. yasudah lah terserah kamu saja. Oh iya, ngomong-ngomong apa kamu tahu di mana sekarang?"

"Tentu saja aku tahu, mana mungkin usahaku selama beberapa hari ke belakang tidak membuahkan hasil, dia sekarang tinggal di sebuab kota kecil tak jauh dari kota besar ini."

"Baiklah, kalau begitu kamu harus hati-hati."

"Oke, tunggu kabar baik dariku, aku pergi dulu."

Di waktu yang sama itu, kedua orang penting dari dua Armada Kapal besar pergi malam itu, masing-masing dari mereka masih mengira salah satunya tidak ada yang ke sana. Sementara orang yang akan dituju oleh mereka yaitu Rey, sudah mulai merasa ngantuk di atas kasurnya. Dia yang tadinya tidak bisa tidur akhirnya bisa tidur juga dan sedang menuju ke alam mimpi. Akan tetapi, kenyataan berkata lain. Baru saja dia mulai memasuki alam mimpi dia harus kembali ke alam nyata. Tiba-tiba saja ada sesuatu yang jatuh dari atas atap rumahnya dan menerobos plafon langsung ke dalam rumahnya, membuat Rey terbangun seketika karena terkejut.

"Sii.. siapa disana?" Rey bertanya dengan nada yang sedikit ketakutan. "Ngapain kamu ke rumahku hampir tengah malam begini, pake nerobos atap segala masuknya, kalau mau bertamu setidaknya bisa lewat pintu masuk kan."

"Diam!" Kata orang tersebut yang ternyata seorang wanita.

"Eh wanita?" Kata Rey di dalam hatinya. "Mau ngapain dia?"

"Kamu jangan diam saja di sana, aku bukan wanita yang dipesan untuk melayanimu tidur, cepat nyalakan lampunya di sini gelap!"

"Eh siapa yang memesan wanita! Nyalakan saja lampunya sendiri, saklarnya ada di dinding dekat tempatmu berdiri."

Lalu, wanita tersebut menyalakan lampunya.

"Gimana? Apa sekarang sudah jelas?" Kata wanita tersebut sambil membalikkan badannya.

"Ehh ka.. kamu kan dewi perang Raisha itu?"

"Ya itu aku."

Rey terkejut setelah mengetahui wanita yang menerobos masuk ke dalam rumahnya itu adalah salah satu dewi perang terkuat yang sering dia tonton live stream nya yaitu dewi perang Raisha yang dijuluki Goddess of Death. Dia berfikir untuk apa seorang dewi perang datang ke rumahnya hampir tengah malam begini. Apa dia sengaja ke sini untuk menangkapnya, karena sudah menghajar temannya beberapa hari yang lalu.

*****


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C5
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login