Pagi ini, Dewa masih memikirkan pembicaraan yang ia lakukan dengan Mario, seseorang yang dulu pernah mengikuti dirinya dan Ara. Entah mengapa, Dewa memang tidak pernah lagi, menghubungi Alana. Ia berusaha menyibukkan diri, dengan segala project-project yang datang bersamaan. Dari project rumah tinggal, perkantoran, villa, bahkan hotel.
Dewa, sebisa mungkin, mengisi waktunya dengan hal-hal yang mampu membuatnya tidak memikirkan Alana, maupun Ara. Bohong jika Dewa tiak merindukan Ara sama sekali, bohong jika Dewa merasa baik-baik saja semenjak kepergian Ara. Semua terasa sangat menyakitkan dan menyesakkan bagi Dewa.
Tapi semua itu terjadi, juga karna kesalahan Dewa. Dia dengan egoisnya, malah mencurahkan kekesalannya terhadap Ara, dengan menghabiskan waktu, dengan seseorang yang dulu menyakitinya. Entah setan mana yang merasuki Dewa saat itu, ia benar-benar merasa sangat menyesal, saat ini.
Terima Kasih
^_^