Download App
9.78% Latief / Chapter 21: 21

Chapter 21: 21

Hari ini para santriwan dan santriwati seperti biasa setelah sholat shubuh mereka menyetorkan hafalan mereka masing-masing tetapi setelah hafalan Kyai Mahfuz tidak membubarkan para santriwan dan santriwatinya karena ada yang ingin dibicarakan.

"Assalamulaikum warahmatullahi wabarakatuh" Kyai Mahfuz mengucapkan salam

"Waalaikumussalaam warahmatullahi wabarakatuh" para santriwan dan santriwati menjawab salam

"Mohon maaf mengganggu kegiatan kalian selanjutnya, bapa ingin menyampaikan sesuatu,dikarena sebentar lagi Bulan Ramadhan bapa akan menyampaikan kegiatan kalian selama Bulan Ramadhan,kegiatan pertama yaitu setelah sholat shubuh dibulan Ramadhan nanti kalian tidak menyetorkan hafalan terlebih dahulu melainkan kita akan melakukan kultum (kuliah tujuh menit) yang akan disampaikan oleh para guru-guru kita dipesantren ini setelah itu kalian diberi waktu untuk menghafalkan hafalan kalian lalu disetorkan ke bapa, kegiatan kedua yaitu tadarus mulai dari ba'da ashar hingga jam setengah enam, untuk kegiatan belajar mengajar akan tetap ada,seperti biasa paginya kalian belajar ilmu agama siangnya baru kalian belajar ilmu umum, mungkin hanya itu yang bisa bapa sampaikan, untuk pagi hari ini kalian boleh berolahraga keluar pesantren,sekarang kalian boleh dilanjutkan kegiatannya" ujar Kyai Mahfuz panjang lebar

"Terimakasih Pa Kyai, kalo begitu kami pamit,assalamulaikum" ujar para santriwan dan santriwati yang diakhiri salam

"Waalaikumussalaam" Kyai Mahfuz menjawab salam

Setelah itu para santriwan dan santriwati memulai makan paginya.Seperti biasa Latief,Hilman dan Putra selalu bersama.

"Ini adalah kesempatan ku untuk mencelakai Latief lagi, gak peduli jika ada yang tahu, karena yang tahunya juga hanya satu orang" ujar Putra dalam hati

Setelah beberapa lama akhirnya para santriwan dan santriwati selesai makan, lalu istirahat sebentar sebelum olahraganya dimulai.

"Aku boleh tidak olahraganya bareng sama kalian?"tanya Putra kepada Latief dan Hilman

"Ouh, iya boleh kok" jawab Hilman

"Tenang aja Putra, kita gak bakalan meninggalkan kamu kok,kita bakalan bareng-bareng terus,insyaallah kita bakal setia jadi teman kamu"

"Terimakasih Latief kamu baik sekali" ujar Putra

"Iya sama-sama" jawab Latief

Putra yang mendengarkan kata-kata Latief tidak tersentuh sama sekali ia tetap ingin mencelakai Latief,karena Putra sangat iri sekali kepada Latief.

Setelah beberapa lama,tiba-tiba Hilman sakit perut tetapi ia tidak bilang kepada Latief ataupun Putra,tetapi Latief merasa aneh kepada Hilman lalu ia pun bertanya.

"Hilman, kamu kenapa?"

"Aku sakit perut Latief" jawab Hilman dengan muka agak Pucat

"Yasudah,kalian tunggu aja dulu disini, aku mau beli minum dulu ya buat kalian" ujar Putra

"Ouh, iya terimakasih Putra" ujar Hilman dan Latief

"Iya sama-sama tenang aja" jawab Putra

Setelah itu Putra,mulai menjauh dari tempat Latief dan Hilman berada.

"Rencana apa ya yang akan aku lakukan untuk mencelakai Latief" ujar Putra

Lalu Putra pun melihat ada dua bapa-bapa dengan badan yang lumayan kekar sedang mengobrol dan Putra pun menemukan ide untuk menjahili Latief.

Putra pun mulai mendekati kedua bapa-bapa tersebut lalu mengucapkan salam.

"Assalamualaikum Pa" Putra mengucapkan salam

"Waalaikumussalaam,"kedua bapa-bapa tersebut menjawab salam Putra dan salah satu dari mereka bertanya " Ada apa ya dek? "

"jadi gini nih Pa,saya punya tugas buat bapa-bapa nanti saya kasih uang deh" ujar Putra

"Wah keren,apa tuh tugasnya dek?"

"Bapa mau gak mencelakai teman teman saya yang sedang duduk disana dengan cara bapa pura - pura menjadi preman yang mau mengambil uang mereka,terusbapa pukul atau dorong lah mereka supaya sakit atau luka" ujar Putra

"Waduh gimana ya ?, kita takut ketahuan warga" ujar salah satu dari mereka

"Tenang aja Pa,sepi kok tempatnya dan kayaknya jarang ada warga yang melewati tempat tersebut" ujar Putra

memang benar apa yang dikatakan Putra,tempat yang dilintasi Latief,Hilman dan Putra itu jarang dilewati warga mungkin karena daerahnya terpencil dari daerah desa disekitar pesantren.

"Gimana ya ?" kedua bapa-bapa itu bingung

"Lumayan loh 200 ribu" Putra menggoda kedua bapa-bapa tersebut.

"Gimana ya ?" kedua bapa-bapa itu masih bingung

"Yaudah aku lebihin deh jadi 500 ribu,gimana?"  ujar Putra masih terus menggoda bapa-bapa tersebut tanpa takut uangnya akan habis karena orangtuanya kaya dan membekali dia uang yang lumayan banyak.

"Okay deh kita setuju" ujar kedua bapa-bapa tersebut menyetujui

Lalu Putra pun memberikan uang kepada kedua bapa-bapa,lalu bapa-bapa tersebut menjalankan perintah Putra.

Setelah itu, kedua bapa-bapa tersebut mendekati Latief dan Hilman.

"Serahkan semua uang kalian atau nyawa kalian akan terancam" ujar salah satu dari kedua bapa-bapa suruhan Putra

"Kita gak punya uang Pa" ujar Latief

"Ah bohong kalian" ujar bapa yang satunya lagi

Lalu kedua bapa tersebut mendorong Latief dan Hilman, Hilman tidak bisa menyerang karena ia sedang sakit perut.

"Hilman, kamu lari saja biar aku yang ngurusin ini semua" perintah Latief

"Gak mau aku bakal bantuin kamu" ujar Hilman

Lalu Latief pun tidak berbicara lagi karena sedang adu tonjokan dengan kedua bapa tersebut,Latief lumayan jago dalam bidang beladiri.

"Kamu sangat jahat sekali kepada teman teman kamu,dan kamu tidak mendengar apa yang saya perintahkan" ujar lelaki tersebut tiba-tiba ada dipinggir Putra

"Aku gak peduli,yang terpenting mereka celaka" ujar Putra Lalu berlalu pergi meninggalkan lelaki tersebut.

Lalu lelaki tersebut mendekati kedua preman yang sedang adu tonjokkan dengan Latief dan Hilman,lelaki tersebut pun mulai berantem dengan preman tersebut dan preman itu pun lari karena ketahuan warga walaupun hanya satu, lelaki itu tidak mengejar kedua preman tersebut karena Latief dan Hilman sudah aman.

"Kalian tidak apa-apa kan?" tanya lelaki tersebut

"Kita gak apa-apa kok Pa, terimakasih atas bantuannya Pa"

"Iya sama-sama,mari bapa antar kalian kepesantren" ujar lelaki tersebut

"Tidak usah repot-repot Pa, terimakasih" ujar Hilman

"Ouh, yasudah kalo begitu, kalian hati-hati dijalan ya"

"Iya Pa terimakasih,assalamualaikum" ujar Latief dan Hilman

Lalu Latief dan Hilman pun ingin beranjak pergi kepesantren dengan rasa senang bisa selamat dari kedua preman tadi.

Tetapi mereka baru mengingat bahwa Putra sedang membeli minum.Tiba - tiba terdengar suara teriakan yang memanggil nama Latief dan Hilman

"LATIEF...,HILMAN... tunggu aku" teriak Putra sambil berlari

"Astaghfirullah,kita lupa bahwa Putra membeli minum untuk kita" ujar Latief

"Ouh iya benar" respon Hilman

setelah itu Putra menghampiri Latief dan Hilman,sambil membawakan 3 botol air mineral.

"Putra,kita minta maaf ya,sudah meninggalkan kamu,tetapi kita tidak sengaja tadi kita ditemui oleh dua orang bapa - bapa yang mau menghajar kita dan untungnya ada yang membantu jadi kedua bapa -bapa tersebut lari,sekali lagi kita minta maaf ya" penjelasan Latief panjang lebar

"Iya,maafin kita ya" ujar Hilman

"iya tidak apa - apa,aku bisa mengerti kok,bahwa kalian pasti merasa takut" respon Putra pura - pura tidak tahu

"Terimakasih Putra" ujar Latief dan Hilman

"Iya sama - sama,ini minum kalian" respon Putra sambil memberikan 2 botol air mineral kepada Latief dan Hilman

"Ouh iya,terimakasih Putra" ujar Latief dan Hilman

"Sepertinya aku harus selalu menjaga anak itu dengan teliti" ujar lelaki tersebut

Jangan lupa vote dan komennya ya


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C21
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login