Download App
9.36% Latief / Chapter 20: 20

Chapter 20: 20

Saat tiba adzan shubuh semua santriwan dan santriwati bangun dari tidurnya yang nyenyak,seperti biasa para santriwan dan santriwati setelah sholat shubuh menyetorkan hafalan mereka masing - masing.

Pada saatnya giliran Latief menyetorkan hafalan kepada Kyai Mahfuz.

"Alhamdulillah,hafalan kamu sudah jauh nak,tinggal beberapa surat lagi" ujar Kyai Mahfuz

"Alhamdulillah Pa Kyai,sebelumnya saya mau bertanya, memangnya siapa saja yang akan mengikuti lombanya ditahun depan nanti ?" tanya Latief dengan sopan

"Yang mewakili lombanya hanya dua orang, kamu dan anak saya Nahla, karena kebetulan hafalan anak saya sudah lumayan jauh sama seperti kamu" jawab Kyai Mahfuz

Putra yang mendengar percakapan mereka merasa sangat iri dan ingin sekali mencelakai Latief.

"Rencana buruk apa lagi yang harus aku lakukan kepada Latief, sedangkan semua rencana yang kulakukan sudah ada yang mengetahuinya" ujar Putra dalam hati

setelah itu mereka makan bersama-sama lalu mandi untuk melanjutkan kegiatan belajar ilmu agama dipagi hari dan siangnya mereka belajar ilmu yang lainnya.

Siang hari telah tiba,para santriwan dan santriwati masuk kekelas mereka masing-masing, tapi sebelum mereka belajar Ustadz'ah Zhulfah memerintahkam untuk membersihkan kelas terlebih dahulu.

"Anak-anak,sebelum kita mulai belajarnya, agar kita tetap sehat selalu, kita harus bersihkan kelas terlebih dahulu, seperti yang sering kalian dengar bahwa kebersihan sebagian dari iman, untuk itu saya minta tolong kepada Latief untuk mengambil alat-alat kebersihan digudang,apakah Latief mau?" ujar Ustadz'ah Zhulfah yang diakhiri dengan pertanyaan

"Ya Ustadz'ah saya bersedia" jawab Latief

"Saya boleh ikut membantu Latief,ustadz'ah?" tanya Hilman

"Ouh tidak perlu, biar Latief saja sendiri, karena barang-barang yang akan dibawa tidak akan banyak" jawab Ustadz'ah Zhulfah

"Baik Ustadz'ah" respon Hilman dengan sopan

Setelah itu Latief lalu pergi kegudang,selang beberapa menit lalu Putra meminta izin kepada Ustadz'ah Zhulfah, untuk pergi ke toilet.

"Ustadz'ah,saya izin mau ke toilet" izin Putra

"Ouh iya silahkan, jangan terlalu lama ya, seperti yang kamu ketahui toilet itu tempatnya setan" ujar Ustadz'ah Zhulfah

"Siap Ustadz'ah" respon Putra

Setelah itu lalu Putra keluar dari kelas, lalu ia melewati gudang yang dimana Latief ada didalamnya,lalu Putra pun mengunci gudang tersebut tanpa sepengetahuan Latief,Putra pun lalu pergi kekelas lagi.

"Putra, kamu tidak melihat Latief ?, kok dari tadi belum ke kelas lagi" tanya Ustadz'ah zhulfah

"Tidak Ustadz'ah,tadikan saya ke toilet dan tidak melewati gudang" jawab Putra

memang pada dasarnya lokasi toilet dengan gudang berbeda tempatnya.

"Yasudah,kamu boleh duduk kembali kebangku kamu" perintah Ustadz'ah Zhulfah

"Baik Ustadz'ah" jawab Putra

"Sambil menunggu Latief datang kalian boleh membaca materi yang akan Ustadz'ah sampaikan hari ini supaya mudah dimengerti,sekarang saya mau menemui Latief.

Digudang setelah Latief mengambil barang-barang yang diperintahkan oleh Ustadz'ah Zhulfah,Latief ingin membuka pintunya tapi ternyata terkunci.

"Aduh, kok kekunci sih, padahal tadi tidak" ujar Latief

"Kayaknya kekunci dari luar deh, aku cari kawat dulu aja deh, siapa tahu bisa terbuka" ujar Latief

Setelah beberapa lama mencari kawat lalu ada seseorang yang melampar kawat kedalam tanpa sepengetahuan Latief.

Setelah beberapa lama mencari dan akhirnya Latief pun menemukan kawat dan ia pun lalu membukan pintu tersebut dengan kawat tersebut dan ternyata berhasil, setelah itu ia berjalan ke kelas kembali dan saat Latief berjalan ke kelas,Latief bertemu dengan Ustadz'ah Zhulfah.

"Dari mana saja kamu,Latief ?" tanya Ustadz'ah Zhulfah

"Maaf Ustadz'ah,saya kan tadi disuruh Ustadz'ah mengambil alat kebersihan" jawab Latief

"Iya saya tahu,kok lama sekali?" respon Ustadz'ah Zhulfah

"Maaf Ustadz'ah,tadi saya terkunci dari dalam gudang untungnya saya menemukan kawat, alhamdulillah saya sekarang bisa keluar kembali" respon Latief

"Kamu Ustadz'ah hukum berjemur dilapangan sampai jam istirahat selesai,bukannya saya tidak percaya sama kamu, tetapi alasan kamu itu tidak masuk akal, karena tidak mungkin pintu gudang terkunci sendiri" ujar Ustadz'ah Zhulfah

Karena Latief tidak ingin membantah perintah guru lalu ia pun melaksanakan perintah dari Ustadz'ah Zhulfah.

Setelah Ustadz'ah Zhulfah sampai dikelas dengan membawa peralatan kebersihan lalu Hilman bertanya.

"Maaf Ustadz'ah,Latiefnya kemana ya ?" tanya Hilman

"Latief,saya hukum sampai jam istirahat pertama selesai baru ia bisa mengikuti jam pelajaran berikutnya, karena dia sudah berbohong kepada saya" jawab Ustadz'ah Zhulfah

Hilman tidak membantah perkataan Ustadz'ah Zhulfah karena takut dosa.

Setelah para santriwan dan santriwati membersihkan kelas lalu belajar dan akhirnya waktu istirahat tiba.

Putra melihat Latief dari kejauhan sambil bersenyum senang karena rencananya selalu berhasil.

"Kamu senang ya ?,rencana kamu untuk menjahili temanmu itu selalu berhasil dan jangan pikir saya tidak tahu bahwa kamu yang mengunci dia digudang" ujar lelaki tersebut

"Kamu siapa sebenarnya ?,kok selalu tahu rencana yang aku perbuat" tanya Putra

"Tidak perlu tahu siapa saya, kan saya sudah bilang berhenti melakukan hal yang tidak baik" ujar lelaki tersebut lalu berlalu pergi meninggalkan Putra.

Akhirnya,waktu istirahat telah selesai dan Latief pun bisa mengikuti jam pelajaran berikutnya hingga selesai,lalu Ustadz'ah Zhulfah datang.

"Mohon maaf mengganggu,Latief kamu dipanggil Pa Kyai di Ndalem" ujar Ustadz'ah Zhulfah

"Baik Ustadz'ah" jawab Latief

Setelah sampai di Ndalem Latief mengucapkan salam.

"Assalamualaikum" Latief mengucapkan salam

"Waalaikumussalaam" Kyai Mahfuz menjawab salam Latief

"Mari masuk" ajak Kyai Mahfuz kepada Latief

"Terimakasih,Pa Kyai" ujar Latief dengan sopan

"Mohon maaf mengganggu kegiatan kamu, saya dapat informasi dari Ustadz'ah Zhulfah kamu tadi melakukan kesalahan lalu dihukum berjemur sampai istirahat selesai,saya tahu manusia itu kadang pernah berbuat salah, itu sangat diwajarkan, tapi kenapa kamu melakukan kesalahan?" ujar Kyai Mahfuz panjang lebar yang diakhiri dengan pertanyaan

"Sebelumnya saya minta maaf karena sudah mengecewakan Pa Kyai, tapi sebenarnya saya waktu disuruh oleh Ustadz'ah Zhulfah untuk mengambil alat-alat kebersihan digudang saya terkunci tapi saya dapat solusinya yaitu menemukan sebuah kawat dan akhirnya saya bisa membuka pintu gudang dan pada saat saya berjalan ke kelas saya bertemu Ustadz'ah Zhulfah dan Ustadz'ah mengira saya berbohong lalu saya dihukum oleh Ustadz'ah Zhulfah,jadi gitu kejadiannya Pa Kyai" Latief menjelaskan panjang lebar

"Ouh, jadi begitu mohon maaf itu memang peraturan yang ada dipesantren ini, saya percaya kamu tidak berbohong dan bapa mohon maaf atas perlakuan yang diperbuat oleh guru-guru yang ada dipesantren ini" ujar Kyai Mahfuz

"Tidak mengapa Pa Kyai, mungkin saya pantas mendapatkannya" respon Latief

"Subhanallah, kamu baik hati sekali Latief, sekarang kamu boleh melakukan kegiatan selanjutnya" ujar Kyai Mahfuz

"Terimakasih Pa Kyai,assalamualaikum" ujar Latief dan mengucapkan salam kepada Kyai Mahfuz

"Waalaikumussalaam" Kyai Mahfuz menjawab salam dari Latief

"Anak itu sangat sabar dalam menghadapi cobaan yang dilakukan oleh temannya yang syirik itu,aku harus tetapi mengawasi Putra dan menjaga Latief"

Jangan lupa vote dan komennya ya


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C20
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login