Alan masuk kedalam mobil penumpang disamping pengemudi , meski pria yang menjadi bawahan ayahnya itu sudah membuahkan pintu belakang untuknya.
Pria itu menghela nafas dan kemudian masuk kedalam mobil. "Kenapa tiba-tiba Pak Agung menjemputku?"
Yang dipanggil Pak Agung oleh Alan itu menyalakan mobilnya, wajahnya masih terlihat datar.
"kamu akan tau saat sampai dirumah" kemudian dia menjalan kan mobilnya dengan cepat.
Alan tidak mengatakan apapun setelahnya, wajahnya tersenyum saat mengingat wajah Berli, hanya saja tak lama wajahnya cemberut saat mengingat dia terpaksa harus meninggalkan Berli sendiri diterminal.
Dia kemudian ingat jika bawahan ayahnya itu melihat Berli, dia sangat takut jika pria itu mengadukan ayahnya karena pasti akan berakibat sangat fatal untuk Berli.
"Pak, bisa kamu tidak memberitahukan keluarga ku jika aku bersama Berli kesini?"
"Jadi kamu kesini hanya ingin bersamanya?"
"Hanya untuk mengenang masa lalu" Alan tersenyum.