"Apa kamu sudah makan malam,?" tanya Jackran kemudian mengalihkan pembicaraan, Bian menyerngitkan dahi mendengar apa yang Jackran katakan,
"Apa kamu mau aku memasakkan sesuatu," tanya Jackran kemudian, Jackran menunggu jawaban Bian.
Bian berdiri dari duduknya "Sepertinya ini bukan situasi dimana kita bisa makan malam bersama," ucap Bian kemudian, Bian pun pergi meninggalkan Jackran.
Saat Bian tengah berada di lobi perusahaan hendak keluar, tiba-tiba seseorang memegang tangganya dan menuntun Bian kearah yang berbeda, Bian tersentak dengan hal itu, apalagi disini lumayan banyak orang,
Bian mencoba melepaskan tangan yang memegang pergelangan tangannya, "Ran, ngapain sih," tanya Bian, namun bukannya menjawab pertanyaan Bian, Jackran justru terus melangkahkan kakinya sehingga membuat Bian kesusahan menyamakan langkah kaki mereka.
Bian menghentakkan tangannya dengan keras saat mereka sudah ada di dekat mobil Jackran.
"Ngapain sih kamu," ucap Bian kemudian,
Bian sendiri sudah menyadari bahwa hal ini akan terjadi, karena perubahan dari sikap Jackran yang menajadi dingin. Bian tahu bahwa Jackran tidak suka dibantah, apalagi jika nada suaranya menjadi dingin yang berarti dia tidak mentolerir apapun lagi.
Mengukir Namaku di Hatimu