Setelah Jackran meninggalkan ruangan ini, Bian pun memutuskan untuk keluar dari kamar ini, kamar asing yang tidak di kenalinya. Saat Bian mencapai pintu, Bian memegang kenop pintu untuk keluar dari kamar ini, namun pintu tak terbuka, Bian berkali-kali mencoba membuka pintu itu tapi tak juga bisa di buka, 'sial gue dikunciin' kesal Bian.
"Ran buka pintunya," teriak Bian, berharap Jackran tengah berada di luar,
"Ran buruan buka pintunya," teriak Bian lagi, Bian mencoba berteriak berkali-kali namun tak ada jawaban, hal ini tentu membuat Bian semakin kesal.
Bian mendekatkan telinganya di lubang pintu berharap ada suara dari luar kamar ini, tapi ternyata nihil bahkan suara dari televisi pun tak menunjukkan tanda-tandanya yang berarti Jackran tidak ada disini.
Di lain sisi, Jackran mendatani Fio. Fio dan Jei masih berada di rooftop, sedangkan yang lainnya sudah lebih dulu meninggalkan rooftop,
"Fio aku mau minta bantuan," ucap Jackran tanpa basa basi, Jackran duduk di depan Fio,
"Sejujurnya Jackran sedikit menyesal membiarkan Bian terlibat dalam konflik yang dia sendiri tidak mengetahuinya. Ini mungkin memang kekanak-kanakkan, tapi Jackran ingin menemukan solusi apa yang bisa saling menguntungkan untuk mereka berdua" Mengukir Namaku di Hatimu (SkyB)
I tagged this book, come and support me with a thumbs up!