Download App
44.18% Dance Of The Red Peacock.Ind / Chapter 57: Bermalam di Hutan

Chapter 57: Bermalam di Hutan

--------------

Malam tiba.

Tetes air dari atas pohon mengenai pipi Fei yang masih tertidur pulas, beberapa tetes lagi jatuh ke pipi dan keningnya, hingga FeiEr seketika membuka matanya dan langsung duduk siaga.

"HongEr!" Ia tidak melihat Hong di sampingnya, atau di sekelilingnya, apa ia diculik lagi?

"Hong!" Fei berusaha bangun, walau dengan luka di sekujur tubuhnya.

"Hong!" Fei hendak berlari mencari hingga Hong muncul di ujung jalan, pemuda itu berlari cepat ke arahnya.

"Kakak!"

Hong seperti biasa dengan wajahnya yang ceria mendekat cepat dengan kaki pincang, ia membawa sesuatu di lipatan pakaiannya, banyak sekali dan langsung menjatuhkan semuanya ke atas tanah saat tiba di depan FeiEr.

"Kak, Hong bawa buah-buahan, ini banyak sekali kak tadi para kera lucu itu memberikannya pada HongEr, ada buah jambu, buah plum, ini yang besar seperti pepaya, sepertinya enak kak, ayo kita makan kak"

Fei menurunkan dadanya yang sejak tadi tegang, Hong mengagetkannya, ia berpikir buruk tadi, hampir saja kembali gila karenanya, ia menarik tangan Hong duduk mendekat, padahal kakinya sedang sakit.

"Adik kakimu bukannya sedang sakit? Kenapa ke sana ke mari, kau membuatnya makin parah"

HongEr menggaruk kepalanya, ia baru merasakan sakit saat tiba di depan kakaknya, sejak tadi ia berusaha menahannya hingga menemukan banyak makanan itu, sekarang ia merasa rasa sakitnya semakin naik hingga pangkal lututnya.

"Aduh sakit lagi kak"

Fei tersenyum, ia sangat bangga pada Hong, baru kali itu melihat Hong yang manja bisa menjadi mandiri dan menemukan makanan sebanyak itu sendirian. Fei membelai rambut Hong.

"He adik, lain kali jangan lakukan itu yah, jangan pergi dari kakak, bagaimana kalau mereka menemukanmu lagi saat kakak tidak ada di sampingmu?"

Hong menurunkan kepalanya.

"Maaf kak, tapi, tadi Hong lapar sekali, jadi, cari makan" Hong ingat waktu ia hampir tertidur di pundak kakaknya ia mendengar gemuruh cukup keras di perut kakaknya, kakaknya itu pasti sangat kelaparan, ia terluka, dan lapar, pasti belum makan sejak kemarin, bagaimana ia masih bisa tidur dengan nyenyak? Hong menurunkan kepalanya di lipatan lututnya, memasang wajah sedihnya.

"Kau kenapa Hong? Ayo berbaring kalau masih sakit, tunggu langit terang dan tenaga kakak terkumpul kita baru mencari jalan keluar dari sini yah, jangan pasang wajah cemberut begitu"

Hong menjatuhkan kepalanya ke pundak FeiEr.

"Hong merindukan Ibunda kak, kita pasti akan segera pulang khan? Hong tidak bisa tinggal di sini tanpa Ayahanda dan Ibunda, juga bibi ErNiang, kak DaHuang"

Fei tersenyum, dibelai ubun-ubun HongEr.

"Iyah iyah kakak tahu, kita akan segera pulang yah"

Hong mengambil salah satu buah jambu yang sudah menguning.

"Ini kak, jambunya enak kok, walau kelihatannya sudah terlalu matang tapi rasanya enak, manis sekali"

Fei meraih buah di tangan HongEr.

"Hehehe oh yah? Bukannya Hong tidak suka buah jambu yah? Bibi ErNiang sering menyajikannya di piring tapi Hong tidak pernah menyentuhnya"

Hong mengerutkan bibirnya.

"Iyah habis, rasanya agak kecut, tapi yang ini enak kok manis"

Fei tertawa kecil melihat wajah Hong yang begitu giat mempromosikan buah yang dibawanya dengan penuh semangat.

"Hehehehe Iyah kakak percaya deh"

Malam semakin dalam.

Hong tertidur pulas dengan kepala bersandar di pundak FeiEr, meringkuk sangat dekat karena kedinginan.

Fei berhasil membuat api unggun tapi angin begitu kencang kadang membuat api mengecil dan membesar.

Fei mengangkat tangannya mendekap Hong lebih erat, menggosok punggung tangan Hong yang dingin. Suara hewan malam membuat hutan itu tidak terasa sangat sepi, aneh sekali, di hutan itu banyak sekali hewan buas seperti harimau dan serigala liar, tapi ia tidak melihat satupun mendekati mereka di sana, walau kadang Fei menemukan sorot mata tajam dan merah yang seakan mengintai mereka dari balik semak dan pepohonan, tapi mereka tidak muncul di hadapan mereka, menurut cerita Ayahandanya orang yang tersesat di hutan ini kemungkinan keluar akan sangat sulit jika tidak tahu jalan hanya akan berputar-putar di dalam, tapi, ia harus bisa menemukan jalan keluar, demi HongEr, ia harus bisa.

Fei mendekap Hong yang tubuhnya panas, sepertinya ia demam karena keringat tak berhenti mengalir walau udara sangat dingin sekalipun.

"Hong"

HongEr menggeser kepalanya makin dekat dengan wajah Fei, Fei masih bisa mencium bau harum rambut Hong yang lembut mengenai pipinya.

"Kak Hong dingin sekali"

"Iyah peluk kakak yang erat yah, kakak akan menghangatkan HongEr"

Hong mengangkat tangannya melingkari pinggang Fei.

Fei membelai kening Hong, mengecupnya lembut.

Cahaya bulan masih sempat mengenai keduanya yang duduk bersandar di salah satu pohon paling besar di hutan, sementara agak jauh di sisi Utara beberapa lentera kecil terlihat menyala, rombongan BaiHu dan lainnya yang memutuskan untuk melepas lelah dan tidur di salah satu dataran lapang.

BaiHu duduk di depan api unggun dengan pandangan jauh ke depannya kosong, SangTao mendekat.

"Tuan, lebih baik Tuan beristirahat dulu, ini sudah larut malam, Anda sudah berjalan seharian"

BaiHu mengalihkan kepalanya melihat pria yang sudah menjadi tangan kanannya sejak lama, menarik bibirnya tersenyum datar.

"He kau istirahat saja dulu Sang, kita akan jalan pagi-pagi jadi kau juga harus simpan tenaga"

SangTao tidak bergerak sesaat, hingga memutuskan untuk duduk di samping tuan besarnya.

"Hamba, juga khawatir, tapi, Tuan muda Fei itu kuat dan Tuan Hong pintar, hamba yakin, mereka akan terhindar dari bahaya, dan menurut Tuan Muda Pei, kemungkinan Tuan muda Hong bisa lari dari cengkraman pria Buaya dari Utara itu karena ia masih sempat melihat keduanya meninggalkan hutan dengan tangan kosong"

BaiHu melihat ke arah api unggun kembali.

"Iyah aku tahu itu, tapi, Tung dan Huai terkenal tidak pernah meninggalkan buruan mereka dengan mudah, apa, yang sudah mereka lakukan pada Fei dan Hong hingga keluar dengan tangan kosong? dan hutan ini, bukan tempat yang aman, sejak tadi kita setidaknya sudah mengusir beberapa ekor serigala dan memasang perangkap untuk harimau, Fei dan Hong, tidak berpengalaman di dunia luar, mereka juga pasti sangat kelaparan sekarang ini, he"

Angin berhembus keras. Suara lolongan serigala liar terdengar cukup jelas walau di kejauhan, burung hantu hingga beberapa musang kecil yang menghuni hutan keluar mencari makan, banyak mata kecil merah yang mengintai di balik kegelapan, bahkan gerakan kucing hutan yang tengah melakukan pemburuan terdengar jelas, hutan itu masih belum terjamah, siapapun bisa tersesat dan sulit keluar dari sana.

------------------


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C57
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login