Download App
43.41% Dance Of The Red Peacock.Ind / Chapter 56: Bertemu lagi.

Chapter 56: Bertemu lagi.

-----------

Tak jauh di dekat jalan masuk hutan, di sebuah kedai kecil persinggahan, sebuah kereta kencana tampak berhenti untuk beristirahat, KaiLe duduk di dalam kedai sendirian, ia mengangkat kepalanya melihat siapa yang mendekat cepat.

"Yang Mulia!" Tao yang langsung menurunkan tubuhnya memberi hormat.

"Maafkan hamba terlambat"

KaiLe mengerutkan dahinya melihat tubuh Tao yang terlihat lecet di beberapa bagian.

"Tao? Kenapa dengan tubuhmu?" Tao memiliki ilmu beladiri sangat tinggi, jauh lebih tinggi melebihi orang lain tapi ia sengaja menekannya, tapi melihat ia cedera cukup aneh baginya, Tao juara beladiri di seluruh langit Hua, di dunia ini yang bisa mengalahkan Tao mungkin hanya senior di dunia persilatan seperti Tuan Jie salah satunya, menjadi juara dua di kompetisi karena perintah Pangerannya.

"Eh itu, .."

"Tao bagaimana dengan adik Hong? Kenapa kau tidak membawanya kembali?" Tanya KaiLe

Tao menggaruk kepalanya, ia seakan bingung mau menjawab apa, mungkin ia sendiri juga tak tahu, hal terakhir yang ia ingat adalah mengikuti Tuan Muda Hong dan Tuan Muda Fei yang melawan pria yang menculik Tuan Muda Hong, saat situasi genting ia mendekat dan hendak membantu, tapi entah kenapa tiba-tiba ada energi begitu besar yang dengan cepat menghempaskan tubuhnya bahkan sebelum ia sadar apa yang sudah terjadi,

"Heh itu, ..."

................

Udara panas bertiup datang bersama angin. Panasnya matahari yang mengenai kulit langsung seperti membakarnya, ini puncak musim panas di ibukota, tidak aneh udara saat itu panas dan lembab, BaiHu menarik napas panjang, Hong terbiasa di daerah dingin, anak itu apa bisa bertahan di udara sepanas ini?

BaiHu bersama SangTao dan DaHuang menelusuri jalan kecil setelah jalan masuk hutan, mereka berpisah dengan TangYi dan AYao yang berpencar mencari ke arah lain, jalan hampir tidak bisa dilalui kuda lagi karena terlalu terjal dan menurun, tapi ada jalan agak besar di bawah lembah, beberapa pengawal yang lebih berpengalaman sudah mendahului untuk membaca situasi jalan.

Tak lama seorang anak buahnya mendekat dengan kudanya.

"Tuan besar! Ada kereta yang rusak di lembah, sepertinya baru ditinggalkan pemiliknya"

BaiHu mengerutkan dahinya.

"Kereta rusak?"

"Hong!" Suara Fei menggema di antara pepohonan yang sangat tinggi, ia tidak yakin apa Hong masih ada di sana atau orang itu sudah membawanya pergi, tapi ia harus berusaha, Hong mungkin baik-baik saja, semoga saja.

"Hong!"

Fei lelah, lapar, ia mungkin akan kehabisan darah sebentar lagi karena lukanya belum juga kering, ia harusnya berhenti dan beristirahat, tapi mana bisa, Hong entah di mana.

"HongEr!"

Tiba di dekat aliran sungai, dari tempatnya kini Fei bisa melihat samar sesuatu di atas bebatuan, berwarna merah, apa itu pakaian HongEr?

"Hong!" Tanpa pikir panjang Fei berlari menuruni lembah, tak peduli dengan lukanya ia berlari secepatnya di atas bebatuan mendekati sosok yang terbaring di atas batu di tepi sungai, itu HongEr.

"Hong! HongEr!" Jantung Fei berdetak kencang, jangan sampai terjadi hal buruk pada adiknya.

"Hong" itu HongEr, dan ia tidak bergerak, menutup matanya rapat dan tidak bergerak sama sekali.

Fei mengangkat tubuh Hong dan memeluknya erat.

"Hong! Hong bangunlah, adik jangan tinggalkan kakak" Fei memeriksa sekujur tubuh adiknya, penuh lebam di mana-mana, ia pasti menderita sekali.

"Hong jangan tinggalkan kakak, Hong bangun yah" Fei memegang pipi Hong dengan telapak tangannya yang besar dan membelainya, kulitnya dingin sekali, telapak tangannya juga dingin, ia masih bernapas tapi terdengar lemah, Fei melihat sekelilingnya, ia sampai lupa dengan luka di tangannya dan mengendong tubuh Hong bangun.

"Ayo adik, kakak akan mengantar adik pulang, kita pulang yah"

Fei masih berusaha menggendong Hong dengan hanya mengandalkan satu tangan yang tidak terluka, sampai Hong mengangkat tangannya mengucek matanya.

"Eh kak"

Fei terkejut, Hong sudah membuka mata dan melihatnya lekat.

"Hong, kau, tidak apa-apa khan? Mana yang sakit? Mana yang terluka, bagian mana yang rasanya tidak enak?"

Fei sangat cemas, tapi Hong hanya tersenyum, ia menurunkan tangan Fei perlahan dan duduk sendiri, Fei masih mencemaskannya hingga tak habis terus memeriksa tubuh adiknya, tapi Hong justru maju dan memeluk kakaknya erat.

"Syukurlah kak Fei tidak apa-apa, Hong takut kak"

FeiEr terpaku, tadinya ia yang cemas setengah mati melihat Hong tak bergerak, tapi anak itu justru mengkhawatirkan dirinya.

"H Hong, kau benar tidak apa-apa khan? Ta tadi, Hong tidak bergerak sama sekali"

HongEr melingkarkan tangannya di leher FeiEr dan menjatuhkan kepalanya ke pundak kakaknya.

"HongEr tadi kecapekan kak, tidur sebentar, ini, bukan mimpi khan? Ini benar kak FeiEr khan?" Hong mengangkat kepalanya, mencubit pipinya sendiri dan meringis karenanya.

"Aww beneran ini sakit"

Fei tertawa kecil, ia mengetuk kening Hong gemas melihat tingkah lucu adiknya.

"Hehehe adik, kau ini"

...............

Hong menahan tangan Fei saat membalut kakinya yang terluka dengan sobekan pakaiannya, menemukan beberapa lembar daun obat yang sudah diremukkan dan menempelkannya ke atas luka di pergelangan kaki HongEr.

"Sakit kak"

"Sudah tahan dulu, sampai bengkak begini, kau harusnya lebih hati-hati"

Hong menggigit bibirnya, kakinya gemetar karena menahan sakit.

"Sakit kak"

"Sudah tahan sebentar"

Tak berapa lama kemudian, keduanya duduk di bawah pohon di pinggir sungai menghindari matahari yang bersinar terik, untuk sementara mungkin akan beristirahat dulu, Fei sudah hampir kehabisan tenaganya, luka di tangannya sudah dibalut Hong walau dengan bentuk tidak karuan, setidaknya darahnya sudah berhenti keluar.

Hong menyandarkan kepalanya ke pundak Fei.

"Kak, apa, mereka akan mengejar lagi sampai kemari kak? Orang-orang itu sebenarnya mau apa sih kak? Hong baru melihat orang begitu kasar dan kuat sekali, walau kakak memukulnya sekuat tenaga ia bahkan tidak bergeming"

Fei menarik napas, ia menggeleng.

"Tidak tahu dik, semoga saja mereka tidak muncul lagi, kak Fei, lelah sekali" Fei juga sebenarnya bertanda tanya kemana pria itu pergi? Semalam ia begitu gigih ingin membawa Hong pergi tapi pagi ini jejaknya tidak terlihat di mana-mana, mereka kemana? Dan pemuda dari klan Gagak Hitam itu, apa kabar dengan dirinya yah? Kalau bukan karena pemuda itu ia mungkin sudah kehilangan HongEe sekarang, bagaimanapun, ia harus berterima kasih padanya.

Fei lelah, kehabisan banyak darah, lapar, ia lemas, sambil memegang tangan HongErat Fei memejamkan matanya, ia akan tidur sebentar, suara Hong yang masih terus berbicara sambil membersihkan luka di tubuh Fei bagai musik ninakbobok yang membuatnya tenang, ia suka sekali mendengar suara adiknya, suara Hong yang sangat enak didengar.

"Jadi kak, tadi waktu Hong kelaparan ada tupai-tupai yang membawakan Hong makanan, mereka lucu sekali menggemaskan.."

-----------------


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C56
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login