-----------
Beberapa tamu memberi hormat pada BaiHu, acara pembukaan sudah selesai,
"Tuan Jie memang memiliki nama besar yang tiada Tara"
BaiHu mengepalkan tangannya membalas hormat, para perwakilan klan di depannya memang menaruh hormat cukup besar terhadapnya hingga menganggap BaiHu adalah teladan yang patut ditiru, sepanjang obrolan yang santai BaiHu melirik FeiEr yang celingak-celinguk melihat sekitarnya, ia pasti mencari HongEr, sejak tadi adiknya keluar ruangan ia sudah tidak sabar ingin pergi.
"Hehehe sungguh kehormatan bisa bertemu dengan rekan sejawat di tempat ini, semoga perwakilan dari klan kalian mendapat juara" BaiHu bermulut manis.
TingEr dan FanSui mendekati FeiEr.
"Fei!" Sapa dua gadis itu.
"Ting! FanSui, kalian sudah datang?" Sapa balik FeiEr.
"Iyah baru tiba pagi tadi, karena ada sedikit masalah di jalan, emm kenapa tidak bersama HongEr? Tumben sekali kalian tidak lengket" tanya TingEr.
TingEr tidak tahu bagaimana perasaan FeiEr saat ini, adiknya bilang akan mendekat setelah acara selesai tapi sejak tadi tidak terlihat batang hidungnya, ia jadi cemas.
"Em itu, aku juga sedang menunggunya, apa, kalian melihatnya di luar tadi?" Tanya FeiEr.
TingEr dan FanSui mengangguk bersamaan.
"Iyah lihat"
FeiEr membuka mata lebar.
"Benar? Lalu kalian tidak mengajaknya masuk? Anak itu sudah menunggu makanan sejak tadi, sebentar lagi kita akan makan"
TingEr mengerutkan dahinya,
"Tapi itu tadi tidak lama sebelum acara penutup, mungkin sekarang sudah keluar" lanjut TingEr.
FeiEr menatap TingEr lurus.
"Apa, maksudnya keluar? Hong tidak mungkin keluar, kami sudah memperingatkannya agar tidak kemana-mana sendiri, Ting, Fan, kalian lihat Hong dengan siapa?"
Di tengah kota.
"Ayo tuan muda silahkan mampir! Tuan muda tampan sekali"
Suara menggoda gadis-gadis dengan pakaian indah yang menunjukkan lekuk tubuh mereka yang indah dari arah salah satu brothel paling terkenal di kota, brothel yang terletak agak di ujung jalan yang selalu ramai oleh pengunjung.
Bangunannya indah, tinggi tiga lantai, lampu-lampu cantik menghias setiap balkon yang dipenuhi wanita cantik dan para tamunya yang berasal darimana saja.
Masuk ke dalam brothel sebuah ruangan sangat besar khusus untuk menjamu tamu, ada panggung bulat di tengah ruangan untuk menyajikan pertunjukan musik, tari hingga sulap. Suara musik yang manis terdengar sesaat setelah masuk ke dalam brothel Sakura.
"Hahahaha tuan bisa saja"
Suara tawa tidak ada hentinya, gurauan dan rayuan seakan melayang di udara, suara kendi beradu dengan minuman keras berkualitas tinggi saling beradu, brothel yang banyak dikunjungi tamu berbagai macam rupa hingga pejabat daerah itu memang sangat ramai.
Di dalam sebuah kamar di lantai dua.
HongEr duduk di depan meja, baru saja pelayan tadi menuangkan teh untuknya minum dan meninggalkan ia sendiri di sana, ia melihat sekitarnya, tempat ini memang sangat indah, tak habis sejak tadi HongEr mengangguminya, tapi kata kak LeNing ia tidak boleh keluar dari kamar karena tempat itu cukup berbahaya, entah bagian mana yang berbahaya, pikir HongEr polos.
Ia baru hendak berdiri saat dari arah pintu seseorang membukanya dari luar.
"Srett!!"
Dan menutupnya kembali rapat.
"Ngikk!"
Seorang pria bertubuh gempal sudah berdiri di depannya, dari pakaiannya sepertinya orang berada, pipinya sudah agak merah, mungkin ia mabuk hingga lupa dan salah masuk kamar, pikir HongEr.
"Eh tuan, maaf anda pasti salah ruangan" Hong mendekat dan berniat membantu orang yang sepertinya sudah sempoyongan karena pengaruh minuman keras, tapi...
"Akhh!"
Pria itu dengan tubuhnya yang besar tanpa peringatan maju dengan cepat dan mendorong HongEr ke arah ranjang.
"Kau cantik sekali"
"Tuan!"
Di luar kamar.
LeNing dan pelayannya berdiri mengintip.
"Nona, apa, tidak masalah kalau sampai tuan muda Hong terluka.." gentar pelayan itu.
LeNing menyeringai.
"He Pak tua Lu hanya akan menakutinya, mana mungkin ia mau dengan anak laki-laki, kau dengar apa katanya Khan tadi, ia suka dengan wanita, tidak dalam hidupnya sekalipun ia akan menyentuh anak laki-laki, walau ia semanis apapun" ujar LeNing enteng.
Tapi wajah pelayan itu terlihat pucat, suara di dalam kamar membuat ia tersentak beberapa kali.
"T tapi nona, tuan muda Hong, I ia lebih cantik dari wanita manapun.."
LeNing menoleh dan menatap tajam pelayannya.
"Apa kau bilang? Kau juga akan bilang ia cantik? Kalau begitu biarkan ia merasakan akibatnya, lebih cantik dari wanita he, sungguh konyol"
Di dalam kamar.
Prang!!
Benda berjatuhan, HongEr berusaha keras menahan tubuh pria yang tanpa alasan menindihnya dan menahan dua tangannya di atas ranjang.
"Ekh tuan lepaskan, anda mabuk"
Pria itu berusaha mencumbu leher HongEr, berusaha mencium pipinya, bahkan bibirnya,
"Ayo anak manis, kau ini cantik sekali, aduh baumu juga harum, kulit yang lembut, duh ini benar-benar surga"
HongEr berusaha mendorong pria itu, ia berhasil, dengan cepat ia berusaha turun dari ranjang, tapi belum juga sempat menuju ke meja sekalipun kakinya di tahan pria itu, ia menarik kaki Hong dengan kuat.
"Akhh"
HongEr takut, tapi ia tidak bisa membiarkan dirinya dilecehkan begitu saja.
"Ekh"
Hong berhasil menggapai pinggir meja tapi hanya bisa menjatuhkan lilin yang seketika jatuh mengenai punggung tangannya.
"Akhh" panas dari lilin yang mendidih menuang kulitnya tak tertahankan, tapi pria itu terus menariknya hingga menahan tubuhnya kembali di atas ranjang.
"Aku tidak menyangka ada anak laki-laki secantik ini, ayo biarkan aku memuaskanmu yah, ayo anak manis, ummuah" pria itu terus berusaha mencium pipi HongEr,
"Lepaskan" HongEr kehabisan napas, pria itu mungkin sudah gila, ia tak memberi ia kesempatan sedikitpun melarikan diri, bahkan saat ia melawan sesuatu menggores dagunya hingga mengeluarkan darah.
"Ekh tuan, lepaskan!"
Cincin yang melingkar di jari pria itu menggores dagunya, rasanya sakit sekali.
Saat HongEr sudah tidak memiliki tenaga tersisa suara keras terdengar.
Prakkk!!!
Pintu terhempas hingga melayang ke atas meja, dalam sekejab seseorang sudah muncul dan dengan mudahnya menarik pria yang menindih tubuh HongEr dan menghempaskannya ke udara.
Brukkk!!
Suara meja dan perabot hancur, dalam sekali kedipan mata pria itu sudah tersungkur di lantai tak bergerak.
"Hoh hoh hoh" HongEr berusaha mengumpulkan napasnya, ia kelelahan, tenaganya habis, dengan pandangan mata yang mulai buram ia melihat seseorang masuk ke kamar, seseorang, dengan pakaian emas.
"Hoh hoh hoh kak, TangYi"
TangYi yang masuk dan mendekati HongEr cepat.
"Adik Hong! Adik Hong kau tidak apa-apa khan?" Suara TangYi menggema di luar telinganya, entah kenapa tenaga HongEr juga cepat habis, apa karena mereka menaruh sesuatu di minumannya tadi.
Tapi ia lega, ia lega kak TangYinya datang tepat waktu.
"He kak" hingga tangannya terjatuh lunglai di dalam pelukan kak TangYi-nya.
"Hong"
TangYi murka, AYao sudah mengumpulkan semua orang di depan kamar tersebut.
**aYao yang seperti biasa adalah pendekar tangguh tak terkalahkan, mengangkat tubuh besar pria itu seakan ia adalah bulu yang sangat ringan.
"Patahkan dua tangan dan kaki orang itu! Berani-beraninya dia menyentuh adik Hong-ku, dan semua orang yang ada di sini, kumpulkan semua pekerja di sini!" Seru TangYi murka.
AYao memberi hormat.
"Siap Yang Mulia!"
LeNing dan pelayannya sudah berdiri gemetar di dalam kamar bersama beberapa pelayan brothel lainnya.
"Nona bagaimana ini?" Gentar pelayan LeNing bersembunyi di belakang nonanya, bahkan wajah LeNing kini pucat pasi, ia tidak menyangka kalau putra mahkota akan tiba-tiba muncul di sana, bukankah semua orang ada di acara pembukaan? LeNing menelan ludahnya bulat.
..........