Lev menaikkan sebelah alisnya sembari menatap pada James Wolf. Rahangnya yang mengeras telah menjadi kendur dan rileks kembali. Penyamaran tetap harus dilakukan. "Saya tidak paham apa yang Anda maksud, Tuan Jimmy. Bagaiaman nanti Anda membuat Luci menjadi target yang bisa diterima oleh Bruto? Apa Anda punya rencana hebat?" Lev memiringkan wajah, pura-pura menjadi bodoh.
James Wolf segera mengangguk dengan sangat percaya diri. "Tentu saya punya rencana. Orang sekelas Luci, dia memang bukan gadis yang istimewa. Saya yakin dia tidak akan cukup untuk memuaskan Bruto yang menyukai huru-hara. Jadi saya akan menciptakan sebuah skandal tentang Luci sehingga dia akan menjadi cukup populer, atau mungkin sangat populer."