"Kau itu lucu sekali, Bee." Spider mengacak rambut Luci dengan gemas. "Obatku yang tadi aku maksud itu adalah kau. Tentu saja itu kau," lanjut Spider dengan terbahak-bahak. Seluruh rongga perut miliknya seperti terkuras bersama dengan tawanya yang menggelegar.
Luci tersenyum simpul di tempatnya saat ini. 'Senang bisa melihatmu tertawa lagi, Ider,' batin Luci penuh syukur.
"Aduh, aduh, sudah dulu! Aduh, perutku!" Spider memegangi perutnya dan berusaha keras untuk berhenti tertawa terpingkal-pingkal. Perutnya juga mulai nyeri dan tidak nyaman. "Jika ada apa-apa dengan perutku maka kau harus tanggung jawab, Bee!" goda Spider yang masih menyisakan senyuman di wajahnya itu.
"Aku tidak berbuat apa-apa kecuali menebak," jawil Luci pada dagu Spider. Gadis itu tidak sadar bahwa saat ini dia sudah terlihat seperti kekasih Spider.