Pagi ini, semua orang sudah ada di meja makan. Hanya Dinda dan Nathan yang telat datang. Nathan agaknya masih memapah Dinda, kemudian menarik sebuah kursi dan menuntun Dinda untuk duduk.
Siska dan Alan tampakk cemas karena melihat wajah menantunya itu pucat. Apa yang terjadi kepada menantunya? Itulah yang ada di otak mereka. Kemudian Siska berdiri membantu Nathan untuk memapah menantunya.
"Dinda kenapa, Nath?" tanya Siska.
Nathan tampak tersenyum kaku, kemudian dia memandang Dinda dengan mimik wajah cemas luar biasanya.
"Masuk angina apa kena maag, Ma. Karena beberapa waktu lalu kan dia nggak makan sama sekali. Jadi perutnya bermasalah, dia pusing dan mual,"
"Kamu sih lagian, masak malam sebelum udah ngelakuin sampai lupa makan malam. Abis itu siang sampai pagi nggak keluar kamar!" marah Siska.