Setelah beberapa waktu mereka melajukan mobil mereka, menembus pepohonan yang cukup lebat, sampailah mereka pada sebuah bukit yang dimaksud Nathan. Tapi, mereka masih melajukan mobilnya lebih ke dalam lagi, sampai pada bibir pantai, kemudian mobil itu berhenti.
Dinda agaknya tertegun dengan pemandangan mala mini. Sebuah pasir pantai yang membentang, dengan background laut yang sangat luas dan tenang, pohon-pohon kelapa tampak berdiri dengan gagah di bibir pantai. Pun dengan rembulan yang tampak menggantung di langit dengan begitu besar dan cahayanya bahkan membuat suasana tampak terang.
"Tuan Putri, silakan keluar," kata Nathan, sambil menggandeng tangan Dinda. Untung dia pakai sneakers. Coba dia pakai sepatu hak tinggi, pastilah dia akan kesulitan untuk berjalan di tempat ini.
Kedua tangan mereka tampak bergandengan tangan, seolah enggan untuk melepaskan satu sama lain.