Dinda langsung memeluk tubuh Nadya dengan sayang, seolah seperti saudara yang saling menguatkan dan saling peduli yang pernah ada. Untuk kemudian, Nadya mengacak rambut panjang Dinda dengan gemas, kemudian dia tersenyum lebar.
"Gue khawatir kalau elo kenapa-napa, apalagi liat lo memar-memar kayak gini. Siapa coba yang nggak panik. Dan gue nggak mau elo kenapa-napa, Sayang,"
"Ih, manis banget sih! Kenapa gue lebih terharu saat lo ngomong gini ya dari pada cowok gue sendiri,"
"Ih najis!" dengus Sasa, memukul Dinda dan Nadya secara bersamaan. Nadya dan Dinda tampak terkekeh melihat Sasa memandang mereka sambil begidik ngeri. "Ngelihat kalian kayak gini malah bikin gue takut, kalau kalian itu sebenernya adalah lesbian. Hi, ngeri gue! Ih, udah jauh-jauh sana! Jangan deket-deket gue! Gue nggak mau ketularan penyakit horror kalian, ih!" teriak Sasa, kini dia sudah berlarian sambil menebas semua bagian tubuhnya.