Setelah kejadian di perpustaan, baik Dinda, Nathan, dan Panji, ketiganya saling diam. Panji sesekali memandang Dinda yang terus menunduk, sambil menggerai rambutnya ke samping dengan aneh. Sebab, tak biasanya Dinda seperti itu. Sementara Nathan rasanya ingin kembali memukul Edo setiap kali melihat Dinda berubah menjadi murung seperti ini.
Tepat setelah ia membawa Dinda ke dalam kelas, dia langsung melapor kepada para Guru tentang kelakuan bejat Edo, meminta para Guru bertindak tegas dengan mengeluarkan Edo, atau jika tidak maka dia yang akan turun tangan sendiri. Untuk setelahnya, dia tak mau, dengan alasan apa pun, petugas perpustakaan harus seorang perempuan. Tidak boleh lagi laki-laki, apa pun yang terjadi.
"Din, mata lo ada berapa?"
"Dua," jawab Dinda spontan, saat Selly melontarkan pertanyaan nyleneh kepadanya. Kemudian Dinda tersenyum, memukul bahu Selly yang sudah cekikikan. "Apaan sih, Sell."