"Iya, gue suka dia. Kenapa? Jangan pikir karena kedudukan lo di sekolah lebih tinggi buat gue ngalah ama elo, bukan. Gue akan tetep ngintai lo ama dia, dan gue nggak peduli jika nanti gue harus didepak dari pilar hitam, atau bahkan dari asosiasi tahunan sekolah," Rendra tampak berdiri, kemudian ia memasukkan kedua tangannya di saku celana. "Dan gue harap, lo macarin dia bukan karena lo nyesel udah ngelepas uang sepuluh juta waktu itu,"
Nathan langsung membanting gelas yang sedari tadi di tangannya, membuat semua pengunjung kantin langsung kaget, bahkan ada yang berteriak histeris.
"Duh, Bang Nathan... sabar atuh, Bang, sabar!!! Jangan emosi, Bang! Selow, kalem, Bang!" kata Mpok Ipeh, pemilik kantin yang ada di sana. Mana mungkin dia akan memarahi Nathan, dia tahu siapa Nathan. Siswa nomor satu, yang kalau dia marahi akan berakhir dia akan kehilangan pekerjaannya sekarang.