Saga, yang mendengar ini, tidak bisa menahan diri untuk tak memutar matanya. Stella benar-benar wanita yang berisik, dan itu tidak ada habisnya!
Stella hendak melanjutkan untuk terus berbicara, ketika pria yang dipegang erat olehnya tiba-tiba menundukkan kepalanya dan menciumnya.
Sentuhan lembut dan halus itu membuat kedua orang itu merasa terperangah. Setelah merasa heran di awal, Stella tersenyum dan mulai merespon.
Ciuman yang tersisa perlahan-lahan menelan napas kedua orang itu, menyatu satu sama lain, terlepas dari siapa identitas mereka berdua.
Saga dengan cepat menghentikan ciuman itu karena khawatir dengan luka yang diderita Stella.
Stella terengah-engah dan bernapas sedikit, dengan keras kepala ingin mendapatkan jawabannya sendiri, "Jadi, Saga, apa kau sudah memaafkan saya?"
Ketika dihadapkan dengan mata yang berbinar seperti rusa, Saga tiba-tiba merasakan kelemahan yang semakin kuat.