Download App

Part 2

Lepaskan, lepaskan kalau memang berat

-Dari Farah untuk Senja-

###

Ke esok kan hari nya senja kembali melakukan aktivitas nya yaitu bekerja di cafe karena berhubung senja masuk kuliah siang, jadi pagi nya dia bisa bekerja.

"Pagiii senja" ucap ocha teman senja di cafe. Ocha itu orang nya asik, periang, cerewet dan mudah akrab sama orang. "Pagi jugaaaa teh mirai ochaa" ucap senja terkekeh yang langsung di sambut dengan muka cemberut nya ocha.

"Wahh songong ni bocah, nama akoh itu ocha putri diana bukan teh mirai ocha minuman" sahut ocha lagi sampai mencak-mencak tidak terima, teman-teman yang lain pun tertawa terbahak melihat keributan lucu tersebut. Menurut mereka ocha ini merupakan hiburan tersendiri bagi mereka.

"Lagian nih ya cha, asik tau nama kamu di plesetin ke teh mirai berhubung ada nama ocha nya di minuman itu" sahut budi, karyawan cafe di sana. Lagi dan lagi mereka semua tertawa melihat ocha yang menatap sebal ke arah budi.

Diem deh bud, sebelum kamu aku slepet pakai sapu" ucap ocha keki sambil mengarahkan sapu yang ada di tangan nya, mereka semua menahan tawa melihat budi langsung kicep karena di marahi oleh ocha. "Udah-udah, maaf yaa ocha cantik, sekarang kita langsung kerja aja biar biar bisa di buka cafe nya, udah mau jam 08.00 soalnya" ucap senja menengahi perkelahian lucu tersebut.

Beberapa saat setelah cafe di buka, para pengunjung mulai berdatangan. Kebanyakan dari mereka kalau pagi adalah orang-orang kantor yang tidak sempat sarapan saat di rumah. Semuanya asik dengan bagiannya masing-masing, ada yang jaga di kasir, di dapur, bahkan sebagai waiters.

Senja mendekat saat ada laki-laki muda yang mungkin senja taksir usianya tidak berbeda jauh dari dirinya melambai tangan ke arahnya.

Saat sudah sampai di meja tersebut senja langsung bertanya ingin memesan apa "Iya mas, mau pesan apa?" Tanya senja sopan sambil tersenyum ramah ke arah laki-laki tersebut.

Sejenak laki-laki tersebut terdiam ketika melihat mata dan senyum senja, yang bisa membuat siapapun langsung jatuh cinta pada mata dan senyuman itu.

Senja bingung kenapa laki-laki tersebut seperti sedang menatap dirinya, mau tidak mau senja melambaikan tangannya di depan wajah laki-laki tersebut untuk menyadarkan nya. Sesaat kemudian laki-laki tersebut pun tersadar dan mengerjapkan matanya.

"Emm saya ingin nasi goreng spesial sama minum nya air mineral aja" ucap laki-laki tersebut datar. "Baik di tunggu sebentar ya mas pesanan nya". Senja pamit ke arah dapur untuk memberitahukan kepada chef yang ada di sana untuk membuatkan nasi goreng spesial sesuai dengan pesanan laki-laki tersebut.

###

Sesaat kemudian pesanan telah datang "ini mas, pesanan nya, silahkan menikmati" ucap senja samb tersenyum ramah. Lagi dan lagi laki-laki tersebut termenung di tempatnya sambil menatap senja dengan pandangan yang sulit di artikan.

Senja yang melihat nya pun heran, terlebih laki-laki yang di depannya ini sudah dua kali tertangkap basah olehnya tengah menatap dirinya. Dia yang heran pun langsung memilih pergi daripada dia semakin bingung.

Laki-laki tersebut pun tersadar dari keterpakuannya saat mendengar bunyi lonceng dari tempat pintu masuk cafe. Laki-laki itu tidak lagi melihat perempuan yang tadi, dia pun memilih untuk memakan makanan yang di pesannya tadi.

Laki-laki tersebut bernama Devan Mahendra Nasution nama akrabnya adalah Devan. Usia nya menginjak 23 tahun. Merupakan seorang CEO dari pengusaha terkenal, mengingat usia nya yang terbilang masih muda dia sudah bisa sesukses sekarang.

Devan yang sudah menyelesaikan makanan nya lun bergegas untuk membayar nya ke kasir. Ocha yang sedang jaga di kasir pun sempat tertegun melihat betapa tampan nya wajah pria yang ada di depannya ini.

Bak seperti dewa, sungguh sangat tampan dengan mata hazel yang sangat indah tetapi tatapan nya yang menusuk dan juga dingin menambah mesan yang misterius serta mempesona sekaligus.

Di lain tempat Devan yang merasa di tatap penuh dengan kekaguman oleh seorang perempuan yang ada di depannya ini pun menanamkan tatapannya. Sehingga membuat ocha yang menatapnya menjadi ketakutan.

Tatapan tajam nya di tambah aura nya yang sangat dingin menambah rasa takut ocha. Setelah devan membayar makan tersebut, dia bergegas untuk berangkat ke Kantor nya saat itu juga.

###

Dengan berjalan penuh wibawa, devan mendapatkan tatapan penuh kagum dari para karyawan perempuan, akan tetapi belum semenit mereka menatap atasan nya tersebut mereka langsung menundukkan pandangan nya karena takut dengan tatapan tajam seperti elang itu beserta raut wajah yang datar dan aura yang penuh intimidasi tersebut.

Saat ini jam makan siang sebentar lagi, dan senja harus bergegas untuk mengganti pakaian nya dengan jilbab dan khimar panjang nya, karena sebentar lagi dia akan berangkat untuk kuliah. Senja sebenarnya sudah tidak ada mata kuliah lagi, tetapi dia ke kampus hanya untuk konsultasi ke dosen pembimbing nya mengenai skripsi nya.

"Cha, aku balik duluan ya, mau ke kampus soalnya" pamit ku kepada ocha.

"Okede senja, semangat yaa senja nya akuuu" sahut ocha sambil tersenyum manis dan menggepalkan tangannya ke udara memberi semangat.

Entah aku harus bersyukur hidup seperti ini atau tidak, di satu sisi aku mempunyai orang-orang yang peduli terhadap ku. Tapi di sisi lain aku pun rindu dengan kedua orang tua ku.

Senja ke kampus menggunakan motor matic nya, jarak kampus dan cafe tidak terlalu jauh hanya memakan waktu sekitar 15 menit itupun kalau tidak macet.

Setelah sampai di parkiran, aku sudah melihat sahabat-sahabat ku sedang duduk di atas motor nya, aku tau mereka adalah orang yang berada, tetapi mereka tidak malu sedikitpun untuk berteman dengan ku dan tidak malu ke kampus menggunakan sepeda motor matic seperti ku di bandingkan Mobil mewah mereka.

Lagi saat aku menuju ke temapt mereka, aku melihat wulan dan airin sedang adu mulut, sedangkan Farah dan ambar sedang memutar bola mata nya malas, sedangkan Luna? Dia hanya tertawa terbahak melihat tingkah absurd nya wulan dan airin yang bak kucing dan tikus.

"Sehari tanpa adu mulut bisa gak?" Ucap ku tiba-tiba di samping luna. Mereka semua menatap ku kaget, dan ku balas dengan cengiran.

"Gak bisa" sahut wulan dan airin bersamaan

"Gila emang temen lo pada" ucap ambar yang sedari tadi sudah malas menatap wulan dan airin.

Dan di hadiahi anggukan oleh farah dan luna.

"Bukan temen gue" lantas aku bergegas lari meninggalkan mereka yang melongi melihatku meninggalkan mereka, dan akhirnya kami pun sambil berkejaran lorong kampus, bodo amat tentang pandangan orang-orang yang lewat melihat kami sambil lari-larian yang penting kami tidak menganggu mereka Kan?

###

Sesaat mereka semua berkonsultasi dengan pembimbing masing-masing, saat ini aku sudah selesai dengan konsultasi dan aku menunggu mereka semua di kantin kampus, sambil termenung. Makanan dan minuman di depan hanya ku biarkan saja hanya untuk sebagai pajangan, rasanya tidak ada selera untuk makan.

"Woyy senja, lagi ngelamunin apaansii dari tadi Kita manggil kagak di dengerin" omel wulan. Aku terkejut saat dia berteriak di samping telingaku dan ku balas hanya gelengan beserta senyum menenangkan bahwa aku baik-baik saja.

Tanpa senja dan yang lain nya tahu, ada satu orang yang menatapnya penuh arti, dan menghela nafas.

"Gue tau lo bohong ja, lepasin kalo emang berat, lo gak perlu nanggung sendiri masalah lo, ada kita sebagai sahabat lo yang bisa lo manfaatin buat ngeluarin keluh kesah lo"

Ucapan farah yang dari tadi diam dan mengamati senja. Farah memang yang paling peka di antara kami semua, dan aku entah bersyukur atau tidak karena memiliki sahabat yang super duper peka ini.

"Gue gak papa rah, tenang aja gue bakalan cerita ke lo semua kalo gue udah gak sanggup lagi nanggung beban ini sendirian". Ucap ku sambil menenangkan mereka semua.

Bukan, bukan maksud untuk merahasiakan beban sendiri, tapi aku sadar gak semuanya dapat aku bagi ke mereka semua. Cukup sadar diri kalo selama ini aku banyak menyusahkan mereka semua, dan aku tidak bisa lagi harus membebankan masalah yang aku tanggung buat ku bagi ke mereka semua. Mereka yang melihat aku berbicara seperti itu hanya bisa mengangguk pasrah.

"Inget loh ja, kalo ada apa-apa itu bilang, jangan di pendem sendiri, kita disini udah sahabatan udah lama, gue tau gak semua masalah lo bisa kami ikut campurin tapi kita disini sebagai sahabat mau berguna buat lo ja".

Kata-kata ambar itu cukup sederhana tapi begitu menyentuh sampai tidak sadar kalau air mataku sudah jatuh menetes dari kedua mata.

Rasanya bersyukur saja tidak cukup karena memiliki sahabat seperti mereka semua dan aku menarik kata-kata ku bahwa Allah itu tidak adil.

Bahkan Allah itu sangat adil, saking Allah adil nya kepada semua hambanya, Allah selalu punya pengganti nya. Disaat hamba nya bersedih, dia menyediakan kebahagiaan, di saat hambanya kesulitan dia menyediakan solusi nya. Tetapi terkadang hanya manusia saja yang tidak pernah bersyukur dengan nikmat yang telah Allah berikan kepadanya.

"Siap bu boss, gue bakalan cerita sama kalian semua kalo emang beban gue udah berat gue pikul sendirian".

"Buset Kan, lo laper apa gimana? Itu makanan nya senja lo embat juga" sahut airin sinis melihat wulan makan. Benar kan baru aja suasana mellow selesai tuh 2 manusia mulai ribut lagi.

"IRI BILANG BOSS" sahut wulan setelah menelan makanan yang ada di mulut nya. "Bilang aja lo iri pingin makan juga tapi belum pesen, pesen makanan nya gih biar bisa makan terus entar gue minta punya lo" sambung nya dengan cengiran bodoh nya.

Airin yang mendengar itu semua hanya bisa geleng-geleng kepala, karena sudah menyerah menghadapi seorang wulan cantika. Nama doang yang ada cantik nya tapi kelakuan jauh dari kata cantik, gak ada jaim-jaim nya jadi perempuan.

"Serah lo serah lan, cape gue ngadepin makhluk kayak lo, bikin tensi gue naik" sahut airin berlalu untuk memesan makanan karena perutnya yang sudah meronta untuk diisi oleh pemiliknya.

"Lo mau makan apa ja? Biar gue pesenin ulang" tawar farah. Aku hanya menggeleng "minum aja rah, gue mau es jeruk aja". Farah hanya mengangguk, beralih ke ambar dan luna "kalian berdua pesen apa, biar sekalian". Gue mau ketoprak aja deh sama es jeruk" ujar ambar. "Gue juga samain aja sama ambar rah" kata luna.

Farah segera berlalu untuk memesan makanan dan minuman tersebut. Airin pun sudah kembali dan sedang asik makan nasi goreng kesukaan nya.

###

"Gimana tadi sama skripsi kalian?" Tanya ku memulai percakapan setelah mereka semua selesai makan.

"Gilaaa sihh si pak botak ada-ada aja kerjaannya bikin gue mao nangis waktu di ruangannya" ujar airin.

Kami semua menatap airin heran. Pak botak yang di kasih gelar oleh airin adalah Pak wahyu yang udah paruh baya.

"Lahhh kenapa sama Pak wahyu?" Sahut wulan mewakili pertanyaan kami semua. "Gue di kerjain sama tuh dosen, bikin jantung mau copot rasanya, bilang nya gini" airin berdehem mulai mengikuti gaya Pak wahyu, kami semua terkekeh melihat tingkah airin.

"Rin, kamu revisi gak sih tugas kamu ini? Kok masih sama kayak kemarin pas terakhir kamu konsul ke saya. Ini loh acak-acakan isinya, saya kan udah bilang ini revisi semua bagian ini, tapi ini belum kamu revisi sama sekali, sama aja bohong kalo gitu, nih kamu revisi lagi entar kalo udah kasih ke saya lagi, liat bagian yang saya tandain" gitu katanya. Cerita airin mengikuti gaya omongan Pak wahyu.

"Gue sedih waktu denger Pak botak ngomong gitu padahal udah gue revisi semua apa yang dia minta, rela begadang gue, eh tau nya pas gue liat udah ada kata ACC, ingin gue ngehujat sebenernya, tapi gue gak mau kualat sama dosen, entar gue kagak di lulusin lagi" sambil bergidik ngeri membayangkan dia tidak lulus.

Cerita dari airin membuat kami terbahak seketika, emang ada-ada aja sih pak wahyu ngerjain anak orang sampai mau nangis.

"Kampret, airin-airin kocak banget cerita lo" sahut ambar sambil memegangi perutnya yang terasa keram karena kebanyakan tertawa. Kami semua hanya terkekeh berbeda dengan airin yang mulai menatap ambar sinis.

"Puas banget kayak nya lo ketawa nya mbar? Seneng lo ya ngeliat gue kek orang tersiksa batin" ucap airin.

"Udah-udah, kasian airin. Alhamdulillah kalo lo udah ACC rin, kalo yang lain gimana?? Udah dapat ACC semua?? Ujar ku menengahi. Mereka semua mengangguk dan aku bahagia bisa lulus berbarengan dengan sahabat-sahabat ku.

"Alhamdulillah kita semua bisa lulus bareng-bareng" ucap luna bahagia. Kami memgangguk mengiyakan ucapan luna. 4 tahun kami sama-sama, lulus pun sama-sama.

"Oiyaaa kalo lulus kita bakalan koas dong?? Duh siap gak yaaa gue kena siksa raga dan batin sama senior" ujar ambar. "Bisa kok bisa, yok semangat yok" ujar luna menyemangati.

Aku hanya tersenyum melihat kebahagiaan mereka semua, aku berharap aku bisa melihat mereka semua tertawa bahagia, aku ingin melihat mereka semua sukses. Aku ingin membersamai mereka semua. "Gue sayang sama lo semua" ucapku.

Kami pun langsung berpelukan, masa bodo sama orang-orang yang melihat kami sedang berpelukan layaknya teletunis. Toh, kami gak ganggu mereka semua kan? Gak bikin orang pada rugi kan?


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login