Gisel POV
Aku terbangun dari tidur dan melirik ke arah jam ternyata pukul 02.13 WIB, dengan menghela nafas dengan pelan dan menyesali keputusan yang pernah membuat teman-teman ku hilang di hutan ini, jika aku menuruti perintah ayahku mungkin aku sedang melamar kerja ataupun bersantai bukan malah mendapat masalah yang begitu mencekam di tengah hutan seperti ini. Aku membuka resleting pintu tenda dan Chandra sedang menahan ngantuk dan jangan lupakan bahwa dia sedang menghangatkan badan nya sendiri dengan api unggun.
Gisel End POV
"Shhh.... eh ngapain Lo di sini?" Tanya Chandra sambil melihat ke arah Gisel sedangkan Gisel membenarkan selimut miliknya di badan Chandra
"Kalau Lo ngantuk boleh tidur aja ko, biar gua gantian." Ungkap Gisel tanpa melihat ke arah Chandra
"Udah deh Lo tidur aja balik, nanti Om marahin gua lagi karena engga becus jaga Lo dari bahaya." Sarkas Chandra sambil menggosokkan tangannya
"Dih apaan coba sampe bawa orang tua segala?" Delik Gisel sambil melipat tangan di dadanya.
"Apa liat- liat?" Tanya Chandra dengan wajah menantang
"Lo itu ya jadi cowo ko engga mau mengalah si sama cewe." Ujar Gisel sambil mengepalkan tangannya ke arah Chandra sedangkan Chandra merasa terkekeh pelan saat melihat ke arah tangannya
"Udah deh sana, Lo masuk dulu, biar ini urusan gua toh, bentar lagi ada Angga yang datang buat gantian ini." Ucap Chandra dengan mengacak-acak rambutnya.
"SDasar ya Lo itu, jadi cowo di tolongin malahan engga tahu diri." Ketus Gisel sambil bersedekap dada dan jangan lupakan raut wajahnya. Setelah itu kami terdiam karena bingung mau berbicara seperti apa dan untuk menengok ke arah samping terasa sulit bahkan berat
"Chand gua mau tanya sesuatu sama Lo?" Tanya Gisel sambil memberanikan diri bertanya kepada Chandra sedangkan Chandra mengangkat alis
"Lo pernah jatuh cinta engga si sama seseorang?" Dengan gugup Gisel bertanya sambil memainkan tangan.
"Maksud Lo suka gitu," tanya Chandra dan di balas dengan anggukan dari Gisel. " gua emang pernah suka sama satu gadis hingga saat ini." Jelas Chandra sambil tersenyum sedangkan Gisel menahan sakit di hati nya .
"Oh seperti itu ya, emang udah berapa lama suka sama dia?" Kepo nya Gisel dan di balas dengan delikan dari Chandra
"Mau ngapain lo tanya- tanya tentang hubungan gua?" Dengan wajah tengil Chandra sambil tersenyum misterius, " Jangan bilang Lo suka sama gua, maka nya Lo tanya kek gitu?" tanya Chandra dan langsung mendapatkan geplakkan dari Gisel
"Apaan si cuman tanya doang, engga usah mempunyai tingkat percaya diri yang TINGGI." Dengan sebal Gisel memalingkan wajahnya
"Dia itu spesial banget buat gua, gua rela melakukan apapun untuk dia, tapi sayangnya dia engga peka sama kehadiran gua." Ungkap Chandra sambil terkekeh di akhir kalimat.
"Seriusan dia engga peka sama Lo?" Tanya Gisel sambil melirik ke arah nya dan di balas dengan anggukan kepala dari nya
"Siapa si orang nya, ko gua jadi kepo ya?" tanya Gisel lalu tanpa di sangka Gisel mendekatkan badan mereka berdua dan mencolek lengan Chandra
"Siapa dong kasih tahu, siapa tahu gua bisa bantu buat jadian sama cewe yang Lo suka ." Ucap Gisel dengan tersenyum.
"Apaan deket- deket gua, awas gerah tahu." Sindir Chandra sambil mendorong pelan badan Gisel
"Siapa dong, gua penasaran tahu engga siapa cewe yang Lo suka." Ungkap Gisel sambil menatap Chandra
"Kepo deh jadi orang, sana tidur biasanya jam segini Lo kagak pernah bangun." Ucap Chandra
"Eh lo kak tahu, gua engga pernah bangun jam segini?" Tanya Gisel sambil memicingkan matanya
"Lammpu." ucap Chandra sedangkan Gisel mengkerutkan kening tanda tak mengerti dengan ucapan Chandra
"Lo kalau bangun pasti, lampu kamar suka nyalakan, gitu aja engga ngerti. gimana, nanti pas skripsi coba." ucap Chandra sambil berdecak pelan
plak
"Itu mulut nya lemes banget jadi cowo, mana gua tahu, Lo suka memperhatikan lampu kamar gua." Bela Gisel
"Ya engga usah pakai otot juga kali, emang engga sakit gitu di pukul sama ke bar-bar an lo." Ringgis Chandra sambil mengelus lengan yang di tampar oleh Gisel
"Lelemah banget jadi Cowok, baru di tampar segitu doang meringis." Ejek Gisel
"Lo mah mana ngerti, yang ngerti cewe mah 'Tolong mengerti tentang aku ya ', Basi tahu gak ucapan seperti itu." ucap Chandra dengan mencabik-cabik bibirnya dengan sebal.
"Ngapain Lo bawa-bawa, kata yang gua sering di pakai?" cibir Gisel
"Sekarang Lo yang mempunyai tingkat percaya diri yang tinggi ." Dengan terkekeh pelan Chandra sambil menahan tawa.
"Evil kau ini, gua lempar ke rawa-rawa baru tahu rasa nya." Jelas Gisel
"Emang gua belum di lempar ke rawa-rawa, jadi belum tahu kek gimana rasanya." Gisel memutar bola mata dengan malas.
* kalau lagi sama Lo, perasan suka bikin tensi gua naik mulu dah tapi pas sama yang lain perasaan engga kek gini ?" Gumam Gisel dan tanpa di sangka Chandra menghentikan tawanya
"Lupakan sudah malam ini, lebih baik kau tidur aja, besok masih ada perjalanan yang belum selesai". Bela cap Chandra sambil melepaskan selimut yang ada di bahunya.
"Nih bawa lagi, nanti Lo kedinginan pas tidur." ucap Chandra sambil menyerahkan selimutnya
Bbuat Lo aja, kalau Lo mau tidur gpp, biar gua yang jaga ." Ungkap Gisel dan di balas dengan gelengan kepala dari Chandra
"Ini tugas lelaki, sudah kewajiban lelaki sekarang Lo mendingan tidur balik ke tenda Lo." Bela Chandra
"Gua tetap akan menunggu di sini ,temani Lo aja deh." Paksa Gisel dengan keras kepalanya.
"Ya udah terserah." Chandra mengedikkan bahu nya dengan acuh.
matahari mulai menyoroti ke arah aku, ketika aku mau bergerak akan tetapi pinggangku dan bahu terasa sakit dan ternyata pinggangku di pegang oleh Chandra sedangkan bahuku di pakai untuk Chandra menyandarkan kepalanya .
"Chandra bangun udah pagi ini." Ucapku sambil menepuk pipi dengan pelan
"Chand..... bangun woy. ya elah kebo banget jadi manusia." Dengan nafas masih baik dan mood dalam baik, Gisel mencoba membangunkan dengan cara halus namun tak kunjung bangun.
"Oke kalau cara halus engga berhasil, gua akan Lo terbangun dengan keganasan gua." Dengan nyawa belum terkumpul, Gisel sambil mencoba menarik rambut Chandra dan berhasil menarik dan terdengar suara kegaduhan dari samping Gisel
"Apaan si bangun orang kek bangunin hewan aja." KagetnChandra sambil mengusap rambutnya, bukan karena lemah tapi Gisel menarik rambut lebih dari satu helai dan itu di ambil dengan waktu bersamaan. Gimana engga ngilu plus sakit.
"Ye itu mah salah Lo sendiri, pakai halus engga mempan, ya udah pakai kasar aja, lagian kan situ sudah bangun. Jadi gua engga sia-sia dong." Bela Gisel sambil menepuk dadanya dengan bangga.
"Bangga amat neng, udah bikin gua bangun dari tidur." Jelas Chandra sambil mengejek ke arah Gisel
"Bangga dong, lagian udah lama engga bantuin lo yang super duper kek kebo." Gisel sambil tertawa terbahak-bahak.
"Awas aja Lo nanti dapet karma nya." Umpat Chandra sambil menunjuk ke arah Gisel
"Haduh pak Chandra yang terhormat. Karma tuh buat orang nakal dna jahat sedangkan gua orang baik terus engga nakal juga." Ucap Gisel sambil terkekeh di akhir kalimat
"Udah cape ngomong sama nenek lampir mah, engga bisa di ajak ngomong, " Chandra sambil beranjak , " Dan satu lagi siapa yang pasang selimut kita berdua?" Tanya Chandra ketika di menyadari satu selimut dengan Gisel.
"Maaf ya bos, soal nya saya engga tega melihat Gisel kedinginan, ya udah sebagai Sahabat yang baik kita berbagi selimut bersama." Angga muncul tiba-tiba muncul di depan kami
"Setan, jadi ini kerjaan Lo hah?" tanya Chandra dan di balas dengan cengiran dari Angga.