POV Juliet Fadilah
Sesuai rencana kami pun berpisah. Aku pergi ke kantin membeli minuman, untuk mengalihkan perhatiannya, sedangkan Kirana mulai menjalankan rencana melakukan netralisir. Kami berdua, berjalan beriringan secara perlahan menuju kantin. Kulihat sejak tadi, wajahnya terlihat murung. Sepatah kata pun tak keluar dari mulutnya, selama tour mengelilingi kampus. Sesekali ia melirik ke pada Kirana. Seketika aku teringat di kantin, ketika Nabila memanggil Kirana dengan sebutan "Master".
Apa dia kenal dengan Kirana? Tapi sejak kapan ia mengenalnya? Pertanyaan itu selalu berputar di kepalaku. Ingin kubertanya secara langsung, tapi rasanya kurang sopan. Namun rasa penasaranku, jauh lebih besar di bandingkan dengan etika dan sopan santun.
"Sejak tadi kuperhatikan raut wajahmu selalu murung. Sebenarnya ada apa?" Tanyaku pada Nabila.