"Hanya dalam batasan ringan, kau tak menyukai tindakan ku saja, kan? Masih membuka cela untuk ku bisa memperjuangkan sedikit lagi. Seperti yang kau pertanyakan, aku pun ingin mempelajari tentang maksud diri ku yang sebenarnya."
"Dasar gila!"
Nathan hanya menganga lebar saat ucapan panjang lebarnya tak sedikit pun memberi peringatan untuk membuat remaja pria itu mundur. Hanya olokan yang sang sanggup menanggapi, Jevin terlalu pintar untuk beradu mulut, seperti seseorang.
Ah, sial! Bahkan di saat hadapnya dengan pengganggu saat ini, Nathan bahkan masih sempat-sempatnya untuk memikirkan perasaan jengkelnya pada Max. Ya, harusnya perbudakan tentang gairah yang selalu memanggil segera di musnahkan. Lagipula pria berparas oriental itu sama sekali tak menempatkan lebih pantas tentang posisinya.
"Jok belakang motor ku masih kosong, tak berniat untuk menempati?"
"Tidak usah, terimakasih. Kata seseorang aku terlalu malas gerak hingga membuat ku terpacu untuk melakukannya sekarang."