Trian melebarkan matanya. "Bara …," ujarnya dengan suara pelan, berbisik lirih di kuping Bara. "Kamu ngapain?"
"Meluk kamu," jawab Bara yang juga berbisik di kuping Trian.
Lalu Bara melepaskan pelukannya dan tersenyum semanis mungkin. "Udah lama banget kita gak ketemu. Apa kabar, Trian?"
"Ba-baik. Kamu sendiri gimana?" Trian masih tampak terguncang atas apa yang telah perbuat padanya. Padahal itu hanya sebuah pelukan dan sedikit sandiwara.
"Aku juga baik."
Kemudian Bara menoleh pada ayahnya yang segera maju untuk bersalaman dengan Trian.
"Selamat datang kembali, Trian. Bagaimana perjalananmu? Apa semuanya baik-baik saja?" tanya ayahnya.
"Baik, Om. Saya sempat menginap di Singapura selama dua malam, baru datang ke Bandung. Sampai sekarang masih agak jetlag, tapi ya lumayan," ujar Trian sambil tersenyum manis pada ayahnya.