Pradita merasa gelisah. Seharusnya ia terlelap karena kelelahan, tapi tidur sorenya tadi sudah cukup untuk memulihkan tenaganya.
Pradita jadi menyesal karena tidak ikut dengan Alisha dan teman-temannya yang lain ke alun-alun. Ia telah melewatkan kesempatan untuk menikmati indahnya kota Semarang. Terlambat untuk menyusul mereka.
Jadi, untuk mengatasi kebosanannya, Pradita keluar dari kamarnya dan berjalan-jalan. Ia tidak punya tujuan. Tiba-tiba, ia teringat untuk menanyakan harga kamarnya pada resepsionis.
Pradita turun menggunakan lift dan memberanikan diri untuk menghampiri meja resepsionis.
"Selamat malam, Mbak. Ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis itu ramah. Wanita itu terlihat sangat cantik dan muda.
"Malam, Mbak. Saya mau tanya. Kalau harga kamar saya itu semalemnya berapa ya?" tanya Pradita. Ia pun memberitahu nomor kamarnya.